Berbeda dengan kemarin, saat Jisoo begitu panik karena menjadi pusat perhatian karyawan lainnya akibat keberadaan Hayun. Sekarang, gadis itu merasa masa bodoh dengan cibiran yang mendatanginya.
Malahan, dengan percaya dirinya, ia mengusap pipi tembam Hayun dan bergumam bahwa anak laki-laki itu begitu tampan di hadapan semua orang.
Tentu saja hal ini bukan tanpa sebab.
Beberapa jam yang lalu. Atau yang lebih tepatnya, sebelum Seokmin dan Jisoo berangkat bekerja. Gadis dengan mata serta bibir kucing itu kembali misuh-misuh, enggan membawa Hayun ke kantor karena takut kembali dicibir. Tanpa disangka, Seokmin malah berhasil meyakinkan Jisoo satu hal; kau harusnya bangga. Mereka yang sudah memiliki anak saja belum tentu bisa setelaten kamu mengurus anak. Lagi pula, yang tahu siapa kamu itu diri kamu sendiri. Biarkan saja mereka bilang kamu bukan gadis baik, tapi Tuhan tahu bahwa kamu orang baik. Buktinya kamu mau suka rela menjaga anak yang bahkan kamu sendiri tidak tahu asal usulnya.
Ah, Jisoo tidak menyangka bahwa Seokmin bisa mengeluarkan kata-kata bijak seperti itu. Apakah ini dampak dari sup ayam asin yang Jisoo sajikan kemarin malam? Jika benar, akan dengan senang hati Jisoo membuatkan menu itu setiap hari untuk Seokmin. Dengan begitu, Jisoo harap, pria kuda itu tidak lagi hidup dengan menyebalkan.
Hari ini Seokmin memiliki tugas untuk menemui klien bersama Wonwoo. Sebelum berangkat untuk melakukan tugas pun, masih sempat-sempatnya ia menemui Hayun. Membuat Jisoo kembali keheranan.
Tiba-tiba saja Seokmin datang hanya untuk menciumi pipi tembam Hayun dan bergumam meminta do'a pada anak itu agar tugasnya dapat dikerjakan dengan lancar. Tentu saja hal ini bukanlah gaya seorang Lee Seokmin sama sekali! Begitu ditanya pun, Seokmin hanya menjawab sekenanya; sekarang aku dapat alasan untuk bekerja dengan keras. Selama ini ibuku selalu menolak uang yang aku kirimkan karena ia sendiri masih memiliki pekerjaan yang sudah lebih dari cukup untuk menghidupi dirinya sendiri.
Tentu Jisoo terkagum dibuatnya. Namun dengan cepat ia menggeleng kuat. Kembali mengokohkan diri bahwa Seokmin adalah pria paling menyebalkan yang pernah ada.
---
"Sebenarnya itu anak siapa? Anak kalian, kah?" tanya Wonwoo pada Seokmin.
Sembari menunggu sang klien yang belum juga datang, bahkan sudah terlambat hampir setengah jam lamanya. Minuman yang sudah keduanya pesan pun hanya tersisa seperempat gelas.
Seokmin tersenyum tipis menanggapinya. Sebenarnya, bisa saja Seokmin menceritakan semua kejadian antara ia, Jisoo dan Hayun. Namun entah kenapa, merahasiakan semuanya adalah keputusan Seokmin. Keputusan sepihak. Karena sedari awal, Jisoo memang begitu frustasi ingin menceritakan semuanya.
Hendak membersihkan nama. Meluruskan semua fitnah. Wajar saja, karena sebagian besar ocehan miring itu ditujukan pada Jisoo.
"Bisakah kita membicarakan hal lain?" jawab Seokmin pada akhirnya. "Tanyakan apapun. Terserah. Tapi tidak untuk masalah pribadiku."
"Jadi, Jisoo masalah pribadimu?" tanya Wonwoo lagi dengan raut wajah tak percaya. "Sejak kapan Hong Jisoo menjadi masalah pribadimu?"
Seokmin meneguk kembali kopi pesanannya hingga habis tanpa sisa. Terlalu malas dengan semua pertanyaan yang akhir-akhir ini secara rutin berdatangan. "Kau uruslah Mingyu. Dia sudah mulai berani mengganggu masalah pribadiku."
Belum sempat Wonwoo kembali melemparkan pertanyaan akibat rasa penasaran yang semakin meninggi, sang klien akhirnya datang. Membuat Seokmin bisa bernafas lega.
Hanya butuh waktu kurang lebih satu jam untuk meyakinkan klien kali ini. Karena memang sedari awal, ia sudah menunjukkan reaksi positif terhadap Hanin Finance. Membungkuk beberapa saat sebelum pergi, Seokmin serta Wonwoo turut membalasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Our Baby (✓)
Fanfiction[Seoksoo GS Fanfiction] Mendengar nama Lee Seokmin dan Hong Jisoo, pasti seluruh karyawan di kantor Hanin Finance, secara otomatis mengatakan anjing dan kucing. Ya. Hal tersebut dikarenakan tingkah laku keduanya yang tak pernah damai. Setiap hari se...