19. Kisah Dimulai

3.7K 550 160
                                    

Mingyu tidak main-main dengan keinginan kuatnya untuk memisahkan Seokmin dan Jisoo. Menciptakan jarak sejauh-jauhnya antar mereka. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghapus ketergantungan Jisoo terhadap laki-laki Lee itu untuk selamanya.

Mengingat posisinya yang begitu diandalkan dalam Hanin Finance, tentu apa pun kalimat yang keluar dari bibir penuh itu akan dapat diterima oleh karyawan lainnya dengan cepat. Tanpa hambatan.

"Menurutmu bagaimana?"

"Ya, semua masalah memang berasal dari Jisoo. Aku tidak bisa menampik itu."

"Kalau begitu, kita kirimkan surat peringatan saja padanya."

Menggeleng kuat, "itu tidak akan banyak membantu. Jisoo akan tetap membawa anak itu ke kantor."

"Lagi pula, kenapa hanya Jisoo yang bermasalah? Setahuku, ada beberapa karyawan wanita lainnya yang juga membawa anak mereka. Kantor kita memang menyediakan fasilitas itu, kan?"

"Ya, memang benar. Tapi apa kau tahu anak itu berasal dari mana? Jika benar anak itu adalah anak kandung Jisoo, siapa ayahnya? Bukankah Jisoo belum menikah? Jika dibiarkan terus, aku khawatir akan merusak citra perusahaan kita."

Salah satu staff kepegawaian mengangguk paham. "Aku setuju dengan Mingyu!" katanya. "Lebih baik kita bertindak sebelum berita salah satu karyawati kita telah memiliki anak di luar nikah menyebar dan membuat citra buruk di sini."

---

"Dipecat?"

Mata Jisoo membulat sempurna. Ia baru saja sampai di kantor dan langsung mendapat kabar bahwa dirinya telah dipecat. Apa ini tidak salah?

"Tapi pak, aku belum mendapat surat peringatan sama sekali sebelumnya."

Jisoo memelas. Berharap salah satu staff kepegawaian yang tengah berada di hadapannya mau berbaik hati dan mengurungkan niat untuk memecat dirinya. Jisoo bergantung hidup pada pekerjaan ini. Jika ia dipecat, sudah tidak ada lagi harapan untuk sekedar menghidupi dirinya sendiri. Apalagi, sekarang juga ada Hayun yang harus ia biayai. (Yah, walau pun sebagian besar biaya Hayun adalah Seokmin yang menanggung.)

"Maafkan aku, Hong Jisoo. Tapi ini sudah keputusan beberapa orang yang berwenang. Kami sudah melakukan rapat kemarin dan inilah hasilnya. Sekali lagi, aku perwakilan dari para staff lainnya, meminta maaf."

"Tapi kenapa? Aku tidak pernah melakukan kesalahan apa pun!" Jisoo tidak terima.

"Untuk alasannya, kamu bisa baca sendiri keterangan yang tertulis dalam surat itu." Membungkuk, "aku minta maaf."

Salah satu staff tadi berlalu begitu saja.

Dengan tergesa-gesa, Jisoo membaca surat itu. Tangannya bergetar hebat, coba mencerna setiap kalimat yang tertera di sana. Dipecat karena sudah memiliki anak sebelum resmi menikah? Apa ini tidak salah?

Jisoo sudah tidak bisa membendung air matanya yang keluar. Memeluk Hayun yang sedari tadi belum juga lepas dari gendongannya, gadis itu mengeluarkan air mata dengan terus terisak.

Jisoo tidak menyangka kalau sekarang ia kehilangan pekerjaan ini. Pekerjaan inilah satu-satunya harapan Jisoo. Jika sudah begini, ia tidak tahu harus bagaimana lagi.

Perlahan Mingyu hadir di sana. Memberikan senyuman terbaiknya dengan tulus, pemuda Kim itu berusaha turut memberikan energi yang ia miliki dengan memeluk tubuh ringkih Jisoo. Sangat erat.

Not Our Baby (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang