Ban sepada itu sedikit kempis. Namun, tidak mengurangi lajunya sedikit pun berkat kayuhan Seokmin yang semakin kencang. Jalanan basah kota Seoul ia belah. Beiringan dengan tepuk tangan Hayun yang tak pernah surut untuk memberi semangat.
Jisoo semakin mengencangkan pagutannya pada perut Seokmin, begitu menyadari pemuda itu semakin kencang mengayuh sepeda yang mereka naiki. Tas besar yang berada di pangkuannya memang cukup berat. Namun, seolah menjadi ringan begitu ingat bahwa ia akan kembali masuk ke dalam kehidupan bahagianya. Seperti dulu.
Percikan air sedikit mengotori gaun sebatas lutut berwarna pastel milik Jisoo. Tapi, ia tak peduli.
Spontan Jisoo menurunkan kakinya, begitu sampai di halaman apartemen yang sudah cukup lama tidak ia datangi. Senyuman Jisoo merekah, menyadari tidak ada yang berubah dari lingkungan itu. Berharap, sikap Seokmin pun, juga tidak berubah.
Tidak salah, kan, jika Jisoo berharap demikian?
Begitu pintu dibuka, Jisoo terdiam di ruang tengah. Menatap setiap inchi ruangan itu, ia tidak menyangka kalau apartemen yang sudah cukup lama ia tinggalkan akan mengalami begitu banyak perubahan. Berbanding terbalik dengan lingkungan di luar yang ia lihat tadi.
Apartemen Seokmin lebih layak di sebut sebagai tempat bermain anak-anak. Begitu banyak mainan yang tersedia di sana. Dengan cat dinding yang berwarna-warni, menambah kesan bahwa ruangan itu bisa memberikan keceriaan pada Hayun.
Hayun sungguh beruntung, bisa memiliki orangtua asuh seperti Seokmin.
"Masuklah ke kamar dan bereskan barang-barangmu. Bantu aku menyiapkan makan malam."
Jisoo mengangguk cepat. Mendatangi kamar yang sudah begitu lama tak ia masuki, gadis itu meraih gagang pintu di sana.
Namun, tangan Seokmin terlebih dulu menggenggam tangan Jisoo. Membuat gadis itu melepaskan pegangannya terhadap gagang pintu itu dan melirik ke arah Seokmin.
"Itu kamar Hayun." ujar Seokmin.
Suara pemuda itu masih saja begitu dingin. Membuat Jisoo sedikit ketakutan. Khawatir.
Apakah Seokmin masih belum bisa menerima kehadiran Jisoo kembali?
Mengangguk ragu, "bukankah aku tidur bersama Hayun?"
Seokmin menghela napas. Mengambil alih tas besar yang menjadi tempat persembunyian semua barang-barang pribadi Jisoo, ia tidak melepaskan genggaman tangannya terhadap gadis mungil itu sama sekali. Menarik Jisoo, agar mengikuti langkahnya.
Jisoo sangat terkejut, begitu menyadari bahwa pemuda bangir itu membawanya masuk ke dalam kamar Seokmin sendiri. Melepaskan tautan tangan keduanya, Seokmin mendatangi lemari dan memasukan pakaian Jisoo ke dalam sana.
"Seok," tegur Jisoo. "Apa kau tidak salah? Ini kamarmu."
Aktivitas Seokmin terhenti dibuatnya. Kembali mendatangi Jisoo, dengan masih memandangi gadis itu tanpa raut wajah yang jelas. Entah hendak muntah karena saking bencinya pada Jisoo, atau ia memiliki gejolak lain yang tak bisa Jisoo pahami sedikit pun.
"Apa kau mau menjadi mamanya Hayun?"
Pertanyaan Seokmim berhasil membius Jisoo beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Our Baby (✓)
Fanfiction[Seoksoo GS Fanfiction] Mendengar nama Lee Seokmin dan Hong Jisoo, pasti seluruh karyawan di kantor Hanin Finance, secara otomatis mengatakan anjing dan kucing. Ya. Hal tersebut dikarenakan tingkah laku keduanya yang tak pernah damai. Setiap hari se...