4. Sup Air Laut

4.8K 613 93
                                    

"Kenapa diam?"

Gadis manis itu semakin ketakutan. Bukan apa-apa. Hanya saja, Jisoo sudah begitu menyukai Mingyu sejak lama dan ia tidak ingin kesempatan untuk mendekati pria kesukaannya itu menghilang begitu saja hanya karena masalah sepele seperti; Jisoo dan Seokmin tinggal di apartemen yang sama.

"Gyu..." lirih Jisoo. Menghela nafas beberapa kali, akhirnya Jisoo mengangguk pasti. Tentu ia harus mengatakannya dengan jujur. Dari pada berbohong dan Mingyu tiba-tiba mengetahuinya dari orang lain, tentu akan menimbulkan masalah yang jauh lebih besar lagi nantinya. "Aku bertemu anak ini sa-"

"Ya! Hong Jisoo!"

Sontak perhatian keduanya terarah pada Seokmin yang baru saja berteriak.

Melambaikan tangannya pada Jisoo, pemuda bangir itu berlari kecil mendatangi gadis yang baru saja ia teriaki. "Kau mau bawa anak kita ke mana, hng?" tanyanya tanpa peduli bagaimana reaksi Jisoo yang sudah membulatkan mata dengan sempurna karena marah. "Cepatlah ke ruang khusus ibu menyusui, sebelum dia kembali rewel."

Seokmin menarik Jisoo untuk pergi mengikutinya. Tentu Jisoo berontak. Selain itu, Jisoo juga beberapa kali melihat ke arah belakang, untuk memperhatikan reaksi Mingyu yang masih mematung di tempatnya berdiri. Mencoba memberikan isyarat pada pemuda berkulit tan itu agar tak percaya apapun yang baru saja Seokmin katakan. Sayangnya, Mingyu tak memberikan respon apapun.

Begitu sampai di ruangan yang memang disediakan khusus untuk ibu menyusui (salah satu fasilitas di kantor), Seokmin melepaskan tarikan tangannya terhadap Jisoo. Melirik ke sekitarnya, memastikan Mingyu benar-benar tidak mengikuti mereka. Tanpa peduli terhadap Jisoo yang sudah memasang wajah sangarnya sedari tadi.

"Ya! Lee bodoh Seokmin! Apa yang kau katakan, hah?"

"Aku?" mengarahkan jari telunjuknya ke arah dirinya sendiri, Seokmin bereaksi seakan tak melakukan kesalahan apapun. "Memangnya apa yang sudah aku katakan?"

"Lee Seokmin! Sejak kapan bayi ini jadi anak kita, hah? Dan, untuk apa kamu membawa aku ke ruangan ini? Aku belum pernah melahirkan, Seok! Aku belum punya ASI!" teriak Jisoo.

"Benarkah?" lagi-lagi Seokmin menampakkan wajah bodohnya. "Aku tidak mengerti sama sekali mengenai itu."

"Aaaa! Lee Seokmin bodoh! Imageku sudah rusak di hadapan Mingyu!"

"Memangnya kenapa? Apa bagusnya Mingyu? Dari pada kau berpusing-pusing ria memikirkan pria berlebih kalsium seperti dia, lebih baik kau pikirkan menu makan malam apa yang akan kau siapkan untukku nanti." lalu melangkah pergi tanpa peduli ocehan Jisoo yang mengiringi langkahnya.

---

Berhasil menidurkan bayi laki-laki yang sekarang sudah menjadi kesayangannya, dengan sigap Jisoo memulai aktivitas dapur. Menilik isi kulkas dan mengeluarkan seluruh bahan masakan yang hendak ia olah malam ini. Mengiris semua sayuran serta daging ayam, dengan telaten gadis itu memasukan semua bahan masakan tadi dan mengolahnya menjadi sup ayam.

Memasak sup memang keahlian Jisoo. Kaldu yang ia buat begitu istimewa, berkat beberapa rempah tambahan sebagai resep turun temurun dari kedua orang tuanya yang memiliki rumah makan sederhana di Gangnam.

Tahu Jisoo sudah memulai acara masaknya, Seokmin duduk rapi di meja makan. Mengambil sendok dan garpu, siap untuk menyantap makan malamnya. Padahal, Jisoo baru saja mulai masak.

"Soo," Seokmin mulai membuka suara. Seharian Jisoo memilih untuk mendiamkannya. Masih begitu kesal akibat kejadian di kantor tadi siang. Tapi, Seokmin tetaplah Seokmin. Ia tidak akan peduli entah gadis itu kesal ataupun tidak. Mengganggu Jisoo adalah hobi terbaik baginya. "Bagaimana kalau anak itu kita beri nama?"

Not Our Baby (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang