13. Kenapa?

3.5K 579 89
                                    

Seokmin melangkah pasti menuju ruang kepegawaian. Mencari sosok laki-laki tinggi yang sudah beberapa hari ini mengusik hidupnya. Tanpa peduli lagi apakah orang itu melakukan semuanya dengan sengaja atau tidak.

Apakah benar Mingyu berniat untuk mengganggu Seokmin? Atau mungkin, hanya Seokmin yang merasa posisinya terancam akibat keterlibatan pemuda itu di antara hubungan dirinya dengan Jisoo?

Seokmin memang berulang kali meyakinkan diri sendiri bahwa hubungan antara Jisoo dan Mingyu bukanlah urusannya sama sekali. Namun, sekarang ia tidak bisa tinggal diam lagi. Jisoo jatuh sakit. Ini berkat ulah Mingyu!

Mingyu membiarkan Jisoo pulang sendirian, padahal ia tidak membawa payung atau benda apapun yang mungkin dapat menutupi tubuh kecilnya dari guyuran hujan.

Jisoo juga sudah berusaha menjelaskan kejadiannya pada Seokmin (meskipun juga ada beberapa yang ia rahasiakan). Acara hujan-hujanan kemarin adalah salah Jisoo sendiri. Dia lah yang menolak tawaran Mingyu untuk diantarkan pulang.

Tapi tetap saja Seokmin bersikukuh menyalahkan Mingyu, karena akhirnya mengizinkan Jisoo pulang sendirian. Jika Seokmin yang berada di posisi Mingyu, apapun caranya, ia tidak akan pernah membiarkan gadis yang disukainya pulang larut malam. Sendirian. Hujan-hujanan.

Tekat Seokmin kali ini sudah bulat. Ia hendak memaki laki-laki Kim itu dan memberi pelajaran sekeras mungkin. Berhasil membuat Seokmin menerima surat peringatan, sekarang malah berani menyentuh sisi sensitifnya. Membuat Jisoo jatuh sakit. Benar-benar tidak bisa dimaafkan.

Tanpa aba-aba, ia membuka pintu ruangan. Para staff di sana nampak sibuk dengan berkas masing-masing. Memicingkan mata untuk mencari sosok Mingyu, Seokmin langsung melanjutkan langkah kakinya begitu mendapatkan di mana si target tengah berada.

Brak!

Seokmin menghentak meja. Membuat Mingyu melonjak kaget, lalu menyernyitkan dahi sebagai respon. Mempertanyakan sikap Seokmin tadi.

"Kenapa kau membiarkan Jisoo pulang sendirian?"

Mingyu menghela nafas. Ia yakin, tindakan Seokmin ini hanyalah karena sedang terbakar api cemburu. "Aku memang hendak mengantarkannya pulang. Tapi Jisoo sendiri yang meminta aku menurunkannya di halte."

"Dan kau menurutinya? Laki-laki macam apa kau?"

"Hey, bro! Masalahmu apa, hng?"

"Sekarang Jisoo demam, bodoh! Dia kehujanan!" cerca Seokmin. "Jika kau benar-benar menyukainya, lindungi dia!"

Mingyu terdiam beberapa saat. Rasa menyesal mulai menyerang diri itu. "Demam? Apa dia tidak masuk kerja hari ini? Sakitnya tidak parah, kan?"

Mingyu langsung mencoba untuk beranjak pergi. Hendak mendatangi gadisnya di apartemen Seokmin.

Si bangir berhasil menahan saingannya itu. "Mau ke mana?"

"Bukan urusanmu."

"Dia urusanku, bego!" Seokmin kembali berteriak.

Sontak semua orang yang juga berada dalam ruangan itu turut memperhatikan mereka yang tengah bertikai. Kini Seokmin menarik kerah kemeja Mingyu. Memamerkan raut wajahnya yang sangar. Seokmin sudah tidak tahan lagi dengan semua tingkah laku Mingyu akhir-akhir ini.

"Hong Jisoo itu urusanku! Sekali saja kau melukainya, kau berurusan denganku! Mengerti?" lanjut Seokmin.

"Kamu siapanya Jisoo, hng?" Mingyu tak kalah geramnya. "Oke, aku akui. Surat peringatan yang kamu dapatkan kemarin, aku yang mengusulkannya. Kau puas? Tapi itu kulakukan sebagai balas dendam! Kau sudah menghancurkan acara kencan kami! Dan kemarin, lagi-lagi kau melakukannya. Maumu apa, hng?"

Not Our Baby (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang