Kalian tahu aktivitas apa yang dalam sebulan ini menjadi kesukaan Seokmin sebelum sarapan? Sebelum akhirnya ia bersiap-siap dengan pakaian rapi dan pergi ke kantor?
Memandikan Hayun.
Selama beberapa minggu terakhir ini, memandikan Hayun setiap pagi adalah pekerjaan Seokmin. Tentu bukan tanpa alasan. Hal ini disebabkan karena ia pun sangat senang bermain di dalam kolam renang karet. Jadi, bukan hanya Hayun yang mandi. Seokmin pun ikut masuk ke dalam kolam itu.
Kamar mandi di dalam apartemen Seokmin terbilang cukup luas. Hingga memungkin mereka untuk membentangkan kolam renang karet berdiameter 1,5 meter di dalamnya. Ditambah lagi puluhan bola plastik kecil berwarna-warni serta busa sabun yang berlimpah, Hayun memekik girang dibuatnya.
Sukurlah di usianya yang sekarang menginjak belum genap 7 bulan, Hayun tidak terlalu rewel lagi. Seokmin semakin sayang pada anak asuhnya itu. Namun ada satu hal yang masih ia bingungkan; Hayun harus memanggil Seokmin dan Jisoo apa?
"Wah... Hayun-ah, otongmu besar juga." oceh Seokmin di sela-sela aktivitasnya memberikan pijatan-pijatan kecil di tubuh Hayun. "Kau akan menjadi bibit unggul, nanti. Seperti aku."
Seokmin terkekeh sendiri mendengar racauannya. Menuangkan sampo di kepala anak itu, ia melanjutkan kalimatnya kembali.
"Nanti kau akan disunat. Itu tidak sakit, kok. Setelah disunat, kau akan siap menjadi pejantan tangguh seperti aku."
Tok! Tok! Tok!
"Seomin-ah, jangan terlalu lama mandinya!"
Jisoo berteriak dari luar kamar mandi.
Sejak Seokmin membeli kolam itu, dua laki-laki ini berubah menjadi sangat rajin mandi. Biasanya, Jisoo seolah menjadi alarm. Berteriak, mengingatkan Seokmin agar segera siap-siap bekerja. Hayun juga seringkali menangis karena ia sangat benci dengan air.
Sekarang? Bahkan tanpa Jisoo teriaki pun, ternyata mereka berdua sudah berada di dalam kamar mandi. Beban Jisoo memang menjadi sedikit berkurang. Namun tetap saja gadis itu harus berteriak. Dan kali ini, untuk mengingat mereka agar tak mandi terlalu lama.
Asal kalian tahu, di akhir pekan minggu lalu, Seokmin dan Hayun menghabiskan lebih dari 2 jam hanya untuk bermain air padahal cuaca masih sangat dingin akibat hujan yang terjadi sepanjang malam. Akibatnya, mereka berdua terserang pilek ringan. Jisoo mengomel seharian.
"Mamamu cerewet sekali." gumam Seokmin.
Memang dengan suara yang amat pelan. Takut terdengar oleh Jisoo, hingga ia kembali menghasilkan jutaan bait puisi berjudul sumpah serapah nenek gayung. Ucapan Seokmin tadi pun memang hanya ditujukan pada Hayun yang tengah riang bermain gelembung sabun.
Tok! Tok! Tok!
Jisoo kembali mengetuk pintu.
"Aish! Apa semua wanita memang cerewet seperti ini? Kurasa ibuku tidak secerewet dia!" racau Seokmin lagi.
Untuk mencegah mengamuknya si kucing hutan, Seokmin pasrah. Menarik nafas panjang, siap untuk berteriak dan membalas panggilan Jisoo.
"masuklah, pintunya tidak dikunci!"
Mengintip sedikit, akhirnya Jisoo membuka pintu itu lebar-lebar. Menampakan dua orang laki-laki yang sama-sama tidak memakai atasan. Seokmin hanya mengenakan celana pendek di atas lutut, memamerkan dada bidangnya yang nampak kokoh. Sedangkan Hayun tidak mengenakan pakaian sama sekali.
"Cepat, kita akan terlambat nanti."
"Astaga! Ini masih pukul 7 pagi, Hong Jisoo! Makanya, sekali-kali bermainlah. Jangan terlalu serius menjalani hidup." balas Seokmin. Meletakkan jari telunjuknya yang basah tepat ke kantung mata Jisoo, pemuda itu melanjutkan racauannya. "Lihatlah, kerutanmu mulai terlihat di sini. Kau harus bersenang-senang, jangan marah-marah terus. Apa kau mau terlihat 10 tahun lebih tua dari umur yang sebenarnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Our Baby (✓)
Fanfiction[Seoksoo GS Fanfiction] Mendengar nama Lee Seokmin dan Hong Jisoo, pasti seluruh karyawan di kantor Hanin Finance, secara otomatis mengatakan anjing dan kucing. Ya. Hal tersebut dikarenakan tingkah laku keduanya yang tak pernah damai. Setiap hari se...