III. Special Chapter; Behind the Scene - Sweet Part II

4.9K 422 57
                                    

Chapter spesial ini sedikit membahas kelanjutan dari chapter 18, Sweet Part.

Kalau lupa, silakan dibaca ulang :"

| | |

| |

|

Melihat Jisoo yang begitu nyenyak dalam tidurnya, Seokmin perlahan mengusap puncak kepala gadis itu. Tersenyum tipis, lalu mengeratkan pagutannya.

Untungnya Hayun tak lagi rewel, semenjak masuk ke dalam taksi. Entah sejak kapan mulai tertidur pulas dalam gendongan Jeonghan. Seokmin semakin bersyukur, mendapati bocah laki-laki itu masih saja tidur dengan nyenyak hingga sekarang.

Sebenarnya, Seokmin sedikit khawatir. Jika Jisoo sadar dan melihat kondisi mereka yang tengah tidur di atas ranjang yang sama seperti ini, pasti ia akan mengamuk. Ditambah lagi Jisoo tengah mabuk berat. Pasti gadis itu akan berpikir yang tidak-tidak dan menduga bahwa seokmin telah melecehkannya.

Tak mau semua itu terjadi, perlahan ia melepaskan pagutan Jisoo. Mengambil guling, untuk memberi batasan yang lebih tinggi lagi agar Jisoo tak menendang Hayun dengan tak sengaja. Namun, belum sempat Seokmin melangkah pergi, tangan Jisoo berhasil menahannya.

"Ke mana?" Tanya Jisoo.

Dari suaranya saja, sudah begitu jelas kalau Jisoo masih dipengaruhi oleh minuman memabukkan yang telah ia konsumsi sebelumnya.

"Aku akan kembali ke kamar. Kau tidur yang nyenyak, ya." Ujar Seokmin, dengan suara yang begitu lembut. Mengusap puncak kepala gadis itu, lalu sedikit mencubit pipi Jisoo dengan gemas.

Ternyata, Jisoo jauh lebih menggemaskan jika hanya setengah sadar seperti sekarang! Rambut acak-acakan Jisoo sungguh membuat Seokmin senang memandangnya.

"Di sini saja," Jisoo memelas. "Aku kedinginan."

"Tubuh kecilmu itu sudah ditutupi selimut, Soo. Pakaianmu juga masih terpasang rapat. Masih dingin juga?"

Gadis itu mengangguk. Matanya masih saja tertutup, namun bisa mendengar setiap ucapan Seokmin dengan baik. "Aku kedinginan. Peluk aku!" Lalu merentangkan tangannya lebar-lebar.

Seokmin tertawa. "Kau mabuk. Sudah, aku tidak mau kau omeli besok pagi. Selamat tidur, cantik."

Pemuda itu tidak peduli lagi. Setelah kembali mendaratkan ciumannya di puncak kepala Jisoo, ia kembali melangkah pergi. Menutup pintu kamar Jisoo dan Hayun begitu saja.

Samar, Seokmin mendengar suara decitan ranjang dari kamar yang baru saja ia tinggalkan. Bahkan tak lama setelah itu, ia mendengar langkah kaki yang begitu berat.

Brugh!

Pemuda Lee itu kembali membuka pintu kamar, dan begitu terkejut melihat Jisoo yang sudah jatuh tersungkur ke lantai. Kedua kakinya telah terlilit selimut.

Gadis itu merengut kesakitan. Tak sanggup berdiri.

"Astaga, Soo. Ada apa, hng?"

Dengan cepat Seokmin melepaskan selimut tebal yang mengikat kedua kaki Jisoo. Menggendong gadis itu untuk kembali duduk di atas ranjangnya.

"Aku ingin ikut denganmu, Seokmin! Di sini dingin."

Jisoo tak mau melepaskan gendongan Seokmin sama sekali. Memeluk leher pemuda itu dengan begitu kencang, enggan ditinggalkan.

"Hayun bagaimana? Kau tega meninggalkan Hayun tidur sendirian?"

Gadis dalam pelukan Seokmin itu menggeleng kuat. "Dia tidak akan tahu. Aku akan bangun sebelum Hayun bangun besok pagi!"

Not Our Baby (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang