"Ya gitu deh. Jadi gimana menurut, lo? "
Fatin tampak menimang-nimang. Berfikir sejenak sebelum kemudian menjawab pertanyaan Nara.
"Oke. Tambah orang asik kali ya. Kita jadi hemat pengeluaran juga. Terus nambah deh yang bisa ngajarin anak-anak belajar. Ya nggak? "
Nara mengangguk. "Nah."
"Btw. Lo kok bisa kesana sama Kafin gimana ceritanya, Ra?" Fatin berpindah posisi. Kali ini menghadap Nara sambil menyender pada dinding kelas tempat ia duduk.
"Biasa, Si Rafa ganggu gue. Dan tiba-tiba ada Kafin nolongin gue. Karna waktu itu gue di bonceng. Ya sekalian aja gue ajak dia kesana."
Fatin memicingkan mata. Alhasil matanya yang mininalis jadi tinggal satu garis saja terlihat.
"Kafin nguntit in, lo? " celetuknya.
Nara lantas mendorong wajah Fatin yang sok imut itu karena matanya di sipit-sipitkan. Dan membuat Fatin mengaduh.
"Ya nggak lah. Ngapain? Kurang kerjaan. Mending tidur di rumah."
"Yee.. Itu mah lo hobi tidur."
Nara terkekeh kemudian. Tak lama Bu Tri masuk ke dalam kelas mereka dan mulai membahas materi hari ini.
"Langsung saja. Hari ini kita ulangan."
Sontak seisi kelas protes. Ada yang pasrah dan mengeluh. Tak terkecuali Nara dan Fatin. Memang gurunya yang satu ini suka seenaknya sendiri."Huuu."
"Astaga, buk."
"Nggak asik buk ah."
"Payah-payah."
"Daku bisa apa? Hanya bisa pasrah."
****
"Lo ada kontak Kafin, Ra?" tanya Fatin yang tengah asik dengan batagornya.
Kantin masih terlihat sepi sekarang. Bukan mereka bolos. Tapi saat ulangan tadi Bu Tri mengatakan yang sudah boleh langsung istirahat. Jadi kantin saat ini hanya di isi beberapa murid kelas XI lima saja.
"Nggak ada." jawab Nara santai.
"Lah. Katanya dia mau gabung kok lo nggak ada kontak dia? Terus cara ngehubungi dia gimana, Ra?
"Mana gue tau?"
"Emang ya. Lo itu selalu aneh." Fatin mendengus kesal. Sedangkan Nara malah cengar-cengir tidak jelas.
"Abis ini gue nggak masuk kelas."
"Mau ngapain lagi, lo?"
"Ngadem. Bosen belajar terus."
"Stres lo, Ra."
"Lo entar kalau ketemu Kafin minta kontak dia aja. Terus lo masukin ke grub kita."
"Oke."
"Gue cabut. Ngantuk banget mau tidur. Jangan lupa bayarin ya."
Fatin memutar bola matanya lantas mendengus. "Lo nggak ngomong juga gue udah hafal!"
Nara melenggang meninggalkan Fatin di kantin. Hendak menuju tempat keramatnya. Nara ingin mencari suasana baru. Mendinginkan kepalnya sejenak. Dan mencoba mencari solusi dari masalahnya kali ini.
Nara membuka pintu rooftop. Sepi.
Hanya ada dirinya dan hembusan angin yang menemani. Ini lah yang selalu ia sukai. Kesunyian, ketenangan, dan satu lagi.
Gelap.Nara selalu menyukai ketiga hal itu. Baginya. Saat ia sedang dalam masalah. Ketiga hal itu lah yang selalu berdamai dengannya. Tak ada yang menghujat. Nara bisa merasakan dirinya sendiri. Hanya dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
USANG
Teen Fiction"Kamu adalah harapan ku yang telah lama Usang" Nara Kissya Alifia, cewek yang mendapat julukan bad girl di sekolahnya karena selalu terlambat. Tidak mempan dengan semua hukuman yang di berikan guru, terlalu santai dalam menghadapi semua masalah yan...