Kafin membantu membereskan buku-buku yang di bawa Nara ke kelas anak-anak yang di dirikannya bersama Fatin. Sesuai janjinya kemarin, Kafin mengajak Nara kesini supaya bisa menghibur Nara. Dan sekarang, Nara tengah tertawa bahagia bersama anak-anak asuhnya.
Kafin mengangkat kardus buku tadi. Kemudian meletakkannya di tempat dimana buku-buku lain berada. Yang tentunya aman dari hujan.
Kemudian berjalan mendekati Nara."Beres, Ra. Ayo pulang!"
Nara menoleh dan tersenyum kepada Kafin. Senyuman yang membuat rasa lelah Kafin sekejab hilang.
"Ayo. Kakak pulang dulu ya dek. Udah sore. Besok kakak kesini lagi ya.""Yah, tapi janji ya kak datang lagi. Kemarin-kemarin kakak lama nggak datang. Aku kan kangen."
"Iya kakak janji."
"Kakak ganteng besok bawa makanan yang enak lagi ya?"
Kafin tertawa. "Oke mantap."
Kafin mengantarkan Nara kembali ke rumah dengan mobil. Ia tahu Nara masih belum terlalu vit.
"Makasih ya Fin, udah nganterin kesini."
"Panggil sayang dulu dong," goda Kafin. Sontak membuat Nara memalingkan wajah ke arah luar jendela. Malu.
"Apaan sih."
"Hahaha, lo bisa grogi juga ya ternyata." Kafin tertawa terbahak.
"Siapa juga yang grogi."
"Lo lah. Masa gue."
"Enak aja."
"Iya emang enak kok pacaran sama lo. Kaya ada manis-manisnya gitu."
"Yee, malah iklan."
"Biarin."
Selanjutnya mereka terus berdebat sampai akhirnya sampai di depan kompleks rumah Nara.
"Yakin sampai sini aja? Gue anterin masuk, ya?" tawar Kafin.
"Jangan. Gue bisa sendiri."
Kafin menghela napas. Kemudian mengangguk. "Hati-hati ya beb."
"Apaan sih lo alay tau."
Brakk
Pintu mobil Kafin sudah tertutup rapat setelah Nara menyelesaikan kalimatnya.
Kafin langsung tertawa.Ternyata sebahagia ini bisa menghibur Nara. Membuat Nara sedikit melupakan masalah hidupnya sejenak.
Kafin menjalankan mobilnya menuju rumahnya sendiri.
****
Kafin masuk ke dalam rumahnya. Saat hendak naik ke kamarnya, bundanya datang dan memanggil.
"Kafin, sini mama mau ngomong bentar."
Kafin duduk di sofa sebelah bundanya.
"Ngomong apa sih ma, perasaan tiap hari juga ngomong. Teriak-teriak."Mamanya melotot. "Mama serius, Kafin."
Kafin langsung diam. Ia tahu mamanya sedang dalam mode serius sejak memanggilnya tadi. Tapi berusaha mencairkan suasana.
"Kamu besok ikut mama sama papa ke acara koleganya papa ya? Bisa kan?"
"Emm.. Bisa deh kayaknya. Acara apaan sih ma?"
"Ulang tahun perusahaan."
"Oke." Mamanya kemudian diam. Seperti hendak mengatakan sesuatu, tapi di tahan. Seperti itu kiranya yang dapat Kafin tangkap.
"Ada apa ma?"
"Kamu punya pacar nggak, Fin?"
Kafin cengo. Kenapa tiba-tiba mamanya menanyakan ini padanya? Mamanya tau Kafin pacaran sama Nara? Dari siapa?
"Kenapa nanya gitu tiba-tiba?"
"Nggak papa lah. Emang nggak boleh nanya gitu sama anak sendiri?"
"Ya terserah sih."
"Kalo kamu sama Nara itu pacaran nggak Fin?"
Kafin terkejut. Ahirnya mamanya menanyakan hal ini. Kafin langsung teringat Nara berkata jangan sampai orang lain tau dulu tentang hubungan mereka. Cukup Fatin dan Rafa dulu saja.
"Ya enggak lah ma. Hahaha." Kafin tertawa. Ia tahu tawanya saat ini garing. Mamanya juga pasti tau.
"Tapi kamu suka sama Nara?"
Kafin diam. Dan mengangguk.
Mamanya menggenggam tangan Kafin lembut.
"Mama nggak mau maksa kamu, tapi kalau kamu belum punya pacar. Papa berencana mengenalkan kamu dengan anak teman papa."Kafin menyentak tangan mamanya. Ia tahu ini salah. Tapi, menjodohkannya demi kemajuan perusahaan papanya itu keterlaluan. Papanya tidak semiskin itu sampai harus mengorbankannya.
Walaupun mamanya tidak mengatakan. Tapi Kafin tau maksud pembicaraan ini.
"Ma, ini tahun berapa sih? Kafin juga baru tujuh belas tahun masa udah mau di jodoh-jodohin."
Kafin bangun dari duduknya dan meninggalkan mamanya sendirian.
Kafin baru kali ini mengecewakan mamanya. Tapi ide perjodohan itu...
Ah sudahlah. Kafin bahkan tak pernah membayangkan orang tuanya akan memikirkan ide gila itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
USANG
Teen Fiction"Kamu adalah harapan ku yang telah lama Usang" Nara Kissya Alifia, cewek yang mendapat julukan bad girl di sekolahnya karena selalu terlambat. Tidak mempan dengan semua hukuman yang di berikan guru, terlalu santai dalam menghadapi semua masalah yan...