Kafin sejak tadi tidak berhenti menyunggingkan senyumnya. Ia membayangkan tadi bisa mengantar pulang Nara tanpa ada perdebatan kecil di antara keduanya. Dan satu lagi, ia senang karena mamanya tidak memberi tahu Nara tentang rencana dadakannya yang menyuruh Nara mulai mengajari mamanya masak.
Tetapi saat Kafin sedang membayangkan hal-hal manis bersama Nara, matanya melihat beberapa orang berbadan besar tengah mengeroyok seorang cowok. Dan tunggu. Ada satu cewek juga disana yang kelihatan ketakutan.
Itu Fatin. Dan cowok itu, sepertinya Kafin pernah liat.Dengan segera Kafin menepikan mobilnya dan turun secepat kilat.
Kafin membantu cowok yang sudah babak belur tak berdaya itu dengan melawan preman-preman yang mengeroyoknya.Setelah akhirnya preman-preman itu kabur. Kafin baru menyadari. Ternyata cowok yang barusan dia bantu adalah... Rafa.
Ya. Kafin melihat Fatin menghampiri Rafa dengan raut wajah khawatir, seperti orang yang sudah lama kenal. Tapi Kafin tidak yakin mereka berdua saling kenal.
"Kamu nggak papa? Aduh bibir kamu itu pecah, hidung mu juga. Sakit banget ya pasti." Fatin heboh sambil melihat luka-luka pada wajah Rafa.
"Nggak papa. Makanya jangan sok-sok an pergi sendiri lo! Di apa-apain preman baru tahu rasa."
Kafin kemudian berdehem, menyadarkan dua insan yang saling bercengkerama beralih menatapnya.
"Kalian saling kenal?""Ha? Gak lah, nggak tau nih cewek tadi di godain sama preman pasar, gue tolongin deh," jawab Rafa ketus. Kafin menyadari sepertinya Rafa masih kesal padanya.
"Btw thanks," lanjut Rafa memegang ujung bibirnya yang berdarah.
"Oh iya gue juga lupa bilang makasih ke kalian berdua. Makasih ya udah nolongin gue," ucap Fatin.
"Lo dari mana Fin? Kayanya bukan dari rumah?"
"Oh, dari rumah Doni. Ayo deh gue anterin ke klinik deket sini. Motor lo biar disini aja. Gue baik kali ini."
"Baik kali ini? Emang kalian udah pernah ketemu?" tanya Fatin.
"Pernah beberapa kali." Kafin dan Rafa saling pandang.
"Ayo! Gue bantu." Rafa akhirnya menurut dan meneriman tawaran Kafin. Karena lukanya ini cukup banyak dan parah. Maklum, premannya banyak. Dia sendirian. Kan nggak adil. Jadi Rafa kalah. Selain itu, Rafa memang kurang jago bela diri. Hanya sekedar bisa, tidak seperti Kafin.
****
Nara menghela napas ketika melihat Kafin dan Fatin tengah berdiri di koridor depan kelasnya.
Ini masih pagi coy, udah mojok aja.Nara masuk kelasnya tanpa berniat menyapa keduanya. Tetapi malah Fatin menyapanya. Terpaksa ia berhenti.
"Apa?"
"Sini dong, gabung ikut ngobrol. Pagi-pagi muka udah lecek aja."
Nara menatap Kafin dan Fatin sebentar.
"Males, mau ngerjain pr fisika.""Lah, hari ini kan mapelnya biologi."
"Suka-suka gue lah."
"Sensi amat neng." Kafin menyahut.
"Bodo."
Nara masuk. Meninggalkan dua orang itu yang sekarang bengong.
"Dia lagi pms?" tanya Kafin.
****
"Lo ngapa dah? Marah-marah terus hari ini?" Nara terkejut ketika Kafin tiba-tiba datang duduk di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
USANG
Teen Fiction"Kamu adalah harapan ku yang telah lama Usang" Nara Kissya Alifia, cewek yang mendapat julukan bad girl di sekolahnya karena selalu terlambat. Tidak mempan dengan semua hukuman yang di berikan guru, terlalu santai dalam menghadapi semua masalah yan...