Akhirnya setelah tiga puluh menit berada di mobil yang sangat membosankan bersama dua orang manusia yang entah mengapa menjadi sangat menyebalkan kali ini untuk Nara. Mobil berwarna hitam ini pun berhenti.
Setelah Kafin mematikan mesin mobilnya, tak lama kemudian Fatin turun dan di susul Kafin dan juga Nara setelahnya.
Pandangan Nara dan Fatin seolah sama kali ini sama-sama terkehut dengan rumah Kafin yang ternyata... Sangat besar. Sama sekali tidak terlihat dari penampilan Kafin yang jauh dari kata mewah.Kafin berdehem, dan sontak membuat kedua orang yang tadinya bergeming menoleh ke arahnya.
"Ngapain bengong? Ayo masuk." Kafin pun melangkahkan kakinya terlebih dulu melewati Nara dan Fatin. Tak lama, keduanya pun mulai mengikuti langkah Kafin.
"Assalamualaikum, maa... Kafin pulang." teriak Kafin saat memasuki rumahnya.
Setelahnya muncul seorang wanita yang masih terbilang muda, sekitar berumur empat puluh tahunan. Yang masih tampak cantik dan rapi. Kalau sekilas dilihat, memang mirip Kafin.
"Waalaikumsalam," mamanya mendekat. Kafin menyalami tangannya dan di ikuti oleh Nara dan Fatin
"Ini temen cewek baru kamu itu? Cantik-cantik ya, kaya mama pas muda dulu."
Kafin memutar bola matanya jengah.
Kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari tiga orang perempuan ini. "Kafin ke kamar dulu ganti baju.""Ya, sana jauh-jauh. Jadi yang Fatin yang mana?" tanya mamanya setelah mengibaskan tangan ke arah Kafin.
"Saya tante." Fatin mulai memperkenalkan diri.
Dan entah kenapa ini membuat Nara merasa tidak nyaman. Sedikit terbesit pertanyaan, apakah Kafin banyak bercerita tentang Fatin?
"Kamu yang Nara?" Nara mengangguk dan tersenyum ramah.
"Kalian sering di ceritain sama Kafin akhir-akhir ini. Kafin itu susah punya temen perempuan, makanya pas dia cerita punya temen baru tante undang deh. Ayo sini sambil duduk, sampai lupa tante," cerita mama Kafin panjanh lebar.
Setelah semuanya duduk di sofa putih, mamanya pun kembali melanjutkan ceritanya.
"Kafin itu pendiem ya? "
Pendiem? Nggak salah tan? Batin Nara.
"Padahal tante nggak ada diem-diemnya. Tapi ya nggak tahu juga tante gimana dia di sekolah.
Tante pikir anak laki-laki banyak nurun sama ibunya, ternyata enggak juga ya.""Iya tan, aku juga mirip banget sama mami ku. Cantiknya misalnya. Hehe." Fatin menjawab.
"Wah, cantikan mana mami kamu sama tante?"
"Ya cantikan mami dong, Fatin nggak mau jadi anak durhaka tan," jawabnya lagi dan semuanya pun tertawa. Hanya Nara yang hanya menyunggingkan senyum tipis.
"Kalo Nara ini anaknya pendiem ya? Cocok sama Kafin. Samaan soalnya." lagi lagi Nara hanya tersenyum.
"Tapi biasanya yang diem itu cocoknya sama yang banyak omong tan," Ucap Fatin bercanda.
"Bisa aja kamu. Terus kalo mamanya Nara gimana? Pasti cantikan mama mu juga ya? Sedih nih tante kalah cantik."
"Bunda udah meninggal tan," ucap nara sendu. Membuat Mama Kafin langsung berubah ekspresi jadi tak enak hati.
"Aduh maafin tante ya, tante nggak maksud."
"Nggak papa kok tan. Udah biasa." Nara tersenyum.
"Nah itu Kafin udah selesai, ayo kita ke tempat makan. Sebenernya udah ada Wira sama Gilang di ruang tengah, tapi tante biarin. Bosen tante sama cowok-cowok."
KAMU SEDANG MEMBACA
USANG
Teen Fiction"Kamu adalah harapan ku yang telah lama Usang" Nara Kissya Alifia, cewek yang mendapat julukan bad girl di sekolahnya karena selalu terlambat. Tidak mempan dengan semua hukuman yang di berikan guru, terlalu santai dalam menghadapi semua masalah yan...