Part 5 Menghilang

24.1K 416 0
                                    

"Lex, kamu kesini sebentar!" Panggil pak Leo dari ruangannya.
"Iya pak ada apa?" Alex segera masuk keruangan Pak Leo.
"Ini barusan aku terima email dari Abel dia minta resign!" Pak Leo mengurut dahinya, wajahnya berubah muram.
Alex menelan ludah, wajahnya tiba-tiba mendung. Alex tertunduk lemas dan begitu shock.
"Abel kenapa tiba-tiba resign pak?"
Pak Leo segera membalikkan laptopnya dan mengarahkan layarnya pada Alex.
"Kamu baca aja Lex" pak Leo kehilangan semangat saat itu untuk menjelaskan alasan Abel resign.
Alex melihat isi email yang ditulis Abel, alasan resign karena ada urusan keluarga yang harus diselesaikannya.
Alex tau kalau ini hanyalah alasan yang klise, dan alasan yang sebenarnya karena Abel ingin menjauhinya.
*** Abel mengganti nomor hp nya, dan berusaha menjalani kehidupan barunya. Abel masih menempati kost yang selama ini ditinggalinya dan berencana pindah minggu depan.
Abel masih memiliki sisa tabungan untuk mencoba bertahan dan mencari pekerjaan baru.
Sehabis mandi, tiba-tiba kepala Abel terasa pusing, dan pandangannya berkunang-kunang.
Abel memegang pintu agar tetap bisa berdiri.
Perutnya terasa mual, dan tak ada selera makan.
Abel merebahkan tubuhnya dikasur karena tubuhnya begitu lemah.
Pintu kamar Abel diketuk, tapi Abel tak sanggup membukanya. Seseorang membuka pintu kamarnya dan mendekatinya.
Pandangan Abel tiba-tiba gelap dan seketika pingsan.
Alex segera membawa Abel ke rumah sakit, diangkat tubuh Abel dan dibawa ke mobilnya. Alex terus membangunkan Abel, tapi Abel tetap kaku.
"Gimana dok kondisi Abel?" Tanya Alex selesai dokter memeriksa Abel.
"Kamu mau dengar berita baik atau buruk?" Tanya dokter ke Alex.
"Keduanya dok" jawab Alex cepat
"Berita buruknya Abel anemia dan harus cukup istirahat dan banyak makan yang tinggi protein"
"Berita baiknya apa dok?" Tanya Alex penasaran.
"Istrimu sedang mengandung" seru dokter dengan senyum sumringah.
"Selamat ya, sebentar lagi kamu akan menjadi ayah" dokter menjabat tangan Alex erat dan meninggalkan Alex yang masih terpaku.
Alex merasakan kebahagian yang luar biasa atas berita kalo Abel hamil.
"Terima kasih Tuhan kau telah menjawab doaku" pekik Alex kegirangan.
Alex segera mencium kening Abel dan mengusap perutnya. Alex merasakan kehadiran anak diperut Abel yang selama ini diinginkannya. Abel masih tertidur dengan selang infus dan oksigen.
Pikiran Alex melayang 7 tahun lalu, saat Alex mengucap janji setia kepada Reva. Alex menikahi Reva bukan karena cinta. Tapi Alex menikahi Reva karena kebaikannya. Reva selalu berada disisi Alex saat Alex terluka. Reva seperti dewi penolong disaat Alex membutuhkan seseorang yang mengerti keadaannya. Reva selalu menyemangatinya dan membahagiakannya. Sampai pada suatu hari Alex diputuskan cintanya oleh Leiya karena Leiya selingkuh dan memilih pria lain. Disaat hati Alex hancur selalu ada Reva yang selalu setia menemaninya. Sampai pada suatu hari Reva menyatakan cintanya kepadaku.
"Lex, sudah banyak wanita yang kau jadikan kekasih, tapi lebih banyak yang menyakitimu. Tidakkah kamu membuka hatimu untuk wanita yang tidak akan menyakitimu dan akan mencintaimu setulus hati?"
"Maksud kamu, kalo kamu mencintaiku?" Alex tak percaya dengan kalimat yang keluar dari mulut Reva.
"Iya Alex aku sangat mencintaimu, dan maukah kamu memberikanku kesempatan untuk menjadi kekasihmu?".
Mulai saat itu Alex berusaha membuka hatinya untuk Reva, tapi bukan cinta tapi rasa sayang yang hanya bisa diberikan Alex kepada Reva tapi tidak dengan cinta dan nafsunya.
Alex menikahi Reva selama 7 tahun dan selama itu pula Reva menginginkan anak tapi tak kunjung didapat. Dokter memvonis Reva sulit memiliki anak karena kandungan Reva bermasalah.
Dan kali ini Tuhan telah menitipkan janin diperut Abel dari darah dagingku sendiri. Anak yang kuharapkan dari gadis yang telah kurobek kesuciannya dan menyerahkannya dengan penuh cinta dan nafsu.
"Alex... ngapain kamu disini?!"
"Pergi kamu!! Pekik Abel yang baru terbangun kaget melihat sosok Alex disampingnya.
Abel meronta saat Alex mendekapnya.
"Kamu tadi pingsan di kost dan aku membawamu ke rumah sakit"
"Bel, aku minta maaf atas semua yang aku lakukan kepadamu, dan aku akan bertanggung jawab atas semua perbuatanku".
"Kamu harus istirahat dan makan yang banyak, karena kamu sedang mengandung anakku".
Air mata abel pecah seketika. Menangis sejadi-jadinya. Abel beberapa kali memukuli perutnya. Alex dengan sigap memegangi tangan Abel dan mendekap Abel erat. Abel memukul-mukul punggung Alex untuk melepaskannya tapi Alex tak memperdulikan pukulan dan cakaran Abel.
Akhirnya Alex dapat menenangkan Abel, gadis itu jatuh dipelukan Alex dan terus memeluknya erat.
Alex menbisikkan ke teling Abel
"Aku cinta kamu dan anak kita selamanya sayang" Alex mencium bibir Abel dan merebahkannya ditempat tidur.
"Besok kita menikah sayang, untuk sementara kita nikah siri dulu ya biar sah di mata agama dan sebelum anak kita lahir kita akan menikah secara negara".
Amarah dan kebencian Abel kepada Alex larut dengan perjuangan cinta Alex kepadanya. Abel merasakan kalo Alex benar-benar mencintainya apapun status Alex, Abel tak lagi memperdulikannya. Yang terpenting Alex selalu mencintainya.
Dua hari kemudian setelah keluar dari rumah sakit Alex memboyong Abel ke sebuah rumah kecil yang dikontrak Alex untuk 1 tahun.
Rumah yang mungil dengan dua kamar dengan desain minimalis dan bersih.
Malam itu Alex mengikat janji suci didepan penghulu tanpa kehadiran orang tua Abel karena telah yatim piatu. dan yang menikahkan Abel adalah Wali hakim walaupun sebenarnya Abel masih memiliki Om dari ibunya tapi dengan kondisinya seperti ini berat bagi Abel menceritakan kondisinya, apalagi Alex yang masih dalam tahap perceraian. Sulit bagi Keluarga Om nya menerima kondisi mereka berdua.  Alex hanya didampingi oleh Om dan tantenya saja karena ayah dan ibu Alex juga telah tiada.
"Sah ya saksi?" Tanya penghulu ke para saksi yang dihadirkan.
"Ya sah"
"Sah!"
Seru para saksi yang hadir. Saksi yang hadir adalah para tetangga rumah barunya.
***
Setelah acara akad selesai Alex mengajak Abel masuk kekamar. Abel yang menggunakan kebaya brukat putih dengan belahan payudara yang menyembul keluar.
"Sekarang kamu jangan panggil aku Alex ya, aku ingin panggil aku dengan sebutan Mas. Karena sekarang aku adalah suamimu. Alex mencium bibir Abel dan melumatnya.
Alex menjatuhkan Abel ke tempat tidur dan membuka satu demi satu kancing kebaya Abel. Gundukan yang besar selama ini dirindukannya.
"Payudara kamu semakin besar dan montok sayang". Seru Alex yang tak kuasa segera menerkam payudara istrinya.
"Abel mendesah saat Alex menghisap putingnya dan memainkan putingnya dengan lidahnya.
"Payudara ku sekarang sensitif sekali Mas sejak aku hamil"
Vagina Abel semakin basah dan lembab, dan dengan sedikit rangsangan Abel merasakan sensasinya 2 kali lipat dari sebelum dia hamil.
Abel menjadi liar, dan tak dapat menahan nafsunya yang memuncak. Abel menghisap penis Alex dan melumatnya hingga Alex mengerang keenakan.
Kali ini Abel mengambil posisi woman on top, disuruhnya Alex memainkan payudaranya dan Abel terus menggenjot keenakan.
Alex mengambil posisi duduk dan membiarkan Abel yang semakin menggenjot liar dan Alex terus menyusu ke Abel.
"Oohhh ahhhh ohhh ohhhh Nooo"
"Aku udah 3 kali keluar mas" Abel berteriak keenakan.
Erangan Abel membuat Alex akhirnya mengeluarkan air maninya kedalam vagina Abel.
Alex merasakan sensasi sex yang begitu menggelora bersama Abel. Alex merasakan hidupnya lebih berwarna dan merasakan menjadi sosok suami seutuhnya.
Abel yang telah hamil 3 bulan yang sedang manja dan selalu ingin diperhatikan membuat Alex semakin mabuk kepayang.
***
Alex hampir 1 bulan tak pulang kerumah istrinya Reva, Alex benar-benar sudah melupakan Reva dan berharap Reva segera memproses.
Malam itu Alex memberanikan diri pulang kerumah Reva, dan tanpa panjang lebar Alex mengutarakan maksudnya untuk menceraikan Reva.
Reva terkejut dan menampar pipi Alex. Alex terdiam dan membiarkan Reva yang terus memukulinya tanpa henti.
Air mata Reva membasahi kemeja Alex, Alex tak sedikitpun bergeming dan hanya pasrah. Alex sadar dengan keputusannya pasti akan menyakiti hati Reva. Tapi tekad Alex sudah bulat untuk menceraikan Reva bila Reva tak kunjung menggugat cerai terlebih dahulu.
"Maafkan aku Reva, tapi aku lelah berpura-pura terus dengan hubungan kita. 7 tahun bukan waktu yang singkat bagiku untuk belajar mencintaimu dan ternyata aku tidak juga mencintaimu".
"Kamu bilang kalo kamu sangat menyayangiku Lex? Apa karena ada wanita lain dihatimu hingga kamu tega meninggalkan aku?!" Reva menuduh Alex berselingkuh.
"Rev, aku memang sayang kamu, tapi sayangku bukan seperti sayang laki-laki terhadap lawan jenisnya. Sayangku seperti saudara denganmu Rev. Dan aku tak bisa memaksakan terus hatiku untuk mencintaimu".
"Siapa wanita itu Lex, yang sudah merebutmu dariku?!"
"Dia hanya wanita biasa, dan dia sedang mengandung anakku" jawab Alex yakin.
Jawaban Alex bagaikan petir di siang bolong, hati Reva benar-benar hancur, bagi Reva yang menunggu kehadiran anak dari Alex adalah mimpi terindahnya yang selama 7 tahun ditunggunya. Reva yang sudah berobat dan berencana melakukan bayi tabung tahun ini semua sia-sia. Beberapa dokter ahli kandungan telah ditemuinya dan semua sia-sia sekarang.
"Pergi kamu sekarang!!"
"Aku benci kamu Lex!! Dasar bajingan!!"
Reva kembali menampar Alex, dan kali ini tamparan yang sangat keras.
"Cukup!!. Ini semua sudah takdir, kamu harus bisa terima itu Reva!"
"Aku akan segera menggugat cerai kamu apapun yang terjadi!" Pekik Alex seraya pergi meninggalkan Reva yang terus saja meraung.

Hasrat TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang