Part 9 Galau

14K 276 0
                                    

Handphone bergetar beberapa kali, Abel masih tertidur pulas di sofa, matanya yg sembab dan bengkak karena menangis semalaman.
Perutnya menegang, rasa nyeri diperutnya membuat Abel tak sanggup berdiri.
Abel segera menggapai handphonenya yang tergeletak dilantai sambil meringis kesakitan karena kontraksi perutnya.
"Bel, are you okay?!" tanya Amel dengan nada yang penuh kekhawatiran.
"Mel, I am not okay, Alex dari semalam gak pulang dan gak ada kabar. I have contacted him, but his cell phone is inactive". Seketika air mata Amel kembali menggenang. Suara Abel terdengar parau. Amel dapat merasakan kesedihan yang mendalam yang diarasakan sahabatnya.
"Kamu udah melapor ke kantor polisi belum Bel?"
"Belum Mel, rencananya aku mau ke kantor polisi sekarang"
"Auuww.. isshhhh...!" Abel kembali meringis kesakitan, bayi di dalam perutnya terus saja menendang.
"Abel... kamu kenapa?!"
"Perutku sakit banget Mel, aku gak kuat kalau harus kekantor polisi".
"Udah Bel, kamu stay calm ya, aku akan segera ke kantor polisi. Kalo kamu ada apa-apa segera hubungi aku".
"Iya Mel, many thanks ya my bestie..."
"Itulah artinya sahabat Bel, ya udah nanti kalo aku udah kelar dari kantor polisi aku langsung kerumahmu". Seru Amel mengakhiri percakapan.
Abel mengelus perutnya yang sudah sangat buncit, sesekali Abel menarik nafas panjang dan mengeluarkannya agar kontraksi yang dirasakannya berkurang.
Tak berapa lama, suara pintu rumah Abel diketuk, dan Abel bergegas membuka pintu berharap sang suami dicintainya datang, seulas senyum muncul sambil membuka anak kunci.
"Hai Bel" Sapa seorang wanita yang muncul dihadapannya. Wajahnya terlihat sangat membenci Abel, dengan tatapan sinis wanita itu masuk tanpa menunggu izin dari yang punya rumah.
"Oohh jadi kamu tinggal disini ya sama Alex!" Nada sinis dilontarkan wanita itu sambil memandangi sekeliling ruang tamu Abel. Wanita itu segera meraih foto akad nikah Abel dan Alex, sambil tersenyum kecut dan tak berapa lama dia melemparkan foto itu ke lantai.
"Jangaann!" Pekik Abel kesal. Abel segera berlari mengambil foto dengan kaca bingkai yang pecah berkeping-keping".

Hasrat TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang