Riuh tepuk tangan memenuhi ruang meeting siang itu. Beberapa orang penting seperti pengusaha dan pejabat pemerintah hadir diacara peresmian kantor baru milik Rudolf Parengkuan. Para pejabat dan tamu VIP duduk di bangku sofa paling depan, yang dibuat memanjang.
Pak Menteri pariwisata sedang asyik berbincang dengan Rudolf selaku tuan rumah.Kevin yang datang terlambat terlihat tergesa-gesa masuk kedalam ruangan acara, yang sudah dipenuhi oleh tamu undangan dan semua karyawan Rudolf.
Seorang wanita dengan balutan baju adat hampir saja jatuh karena sepatu Kevin menginjak bawahan sang penari.
"Aduh, gimana sih pak? saya hampir mau jatuh gara-gara bapak gak hati-hati!" Gadis penari menunjukkan wajah kesal dengan apa yang sudah dilakukan pria berdasi didepannya.
"Maaf saya nggak sengaja." Kevin mengangkat lengan gadis itu dengan sigap seraya minta maaf.
Gadis itu segera merapikan kainnya yang sedikit berantakan karena terinjak sepatu Kevin.
Gadis manis itu menatap Kevin dengan tatapan tajam. Sikapnya seperti tidak menerima permintaan maaf Kevin.
"Makanya kalo punya mata,,, jalanan diliat! Jangan asal seruduk ajah!!. Kevin terkejut dengan ucapan gadis itu yang terdengar kurang sopan.Orang-orang disekitar yang menyaksikan percekcokan itu terlihat berbisik-bisik dengan teman-temannya.
Kevin segera pergi meninggalkan kejadian menuju kursi yang sudah disiapkan.
Wajah Gita masih tampak kesal dan ingin sekali menarik baju pria tadi yang sudah berhasil membuat dia naik pitam.
****
—Gita PoV—"Kenapa kamu Git, kok mukanya serem gitu?!". Cindy memandang wajah Gita dari cermin rias.
"Ituu, tadi gw hampir jatuh gara-gara laki-laki sialan itu!. Tuh laki jalan gak pake mata, nginjek kain bawahan gw ampe bikin gw mau jatuh!!". Gita meluapkan kekesalannya kepada Cindy yang merupakan satu profesi dengan Cindy sebagai penari.
"Terus lo jatuh?". Tanya Cindy memastikan
"Gw bilang kan hampir jatuh. Gimana sii lo gak nyimak omongan gw?". Jawab Gita dengan nada ketus.
"Kok bisa? Harusnya lo jatuh donk say, karena posisinya tuh cowok nginjek kain lo?". Tanya Cindy yang masih sibuk touch up make up.
"Iyaa, tuh cowok sialan megang lengan gw, jadi gw gak bener-bener jatuh!". Sautan Gita seakan tidak terima kalo yang menolongnya ada Kevin.
"Tapi doi minta maafkan? Kalo tuh cowok minta maaf it's fair donk, dan gw rasa dia gak sengaja bikin lo jatuh." Cindy berusaha membuka pikiran Gita yang dianggapnya terlalu lebay menanggapi masalah yang dianggap Cindy sepele.
"Tapi tetep ajah tuh cowok udah bikin gw bad mood!" Sanggah Gita yang membenarkan sikapnya.
***
Suara gamelan dan seruling menggema memenuhi ruangan acara. Para penonton bersorak-sorai sambil memberikan tepuk tangan yang meriah.
Gita dan Cindy beriringan masuk dan memberikan salam hormat kepada tamu-tamu penting dan undangan. Kedua penari cantik ini membawakan tari jaipong khas Jawa barat.
Gita sempat beradu pandang dengan pria yang tadi membuat dirinya naik pitam.
"Awas lo!! liat aja ntar gw bales!!" Gumam Gita dalam hati.
Kevin menyadari bahwa wanita yang tidak sopan itu sedang menatapnya dengan wajah tidak suka.Gita dan Cindy menari dengan sangat luwes. Tubuhnya mengikuti irama musik yang membuat penonton terpana.
Walaupun kedua penari memiliki paras cantik, tapi tak bisa dipungkiri wajah Gita jauh lebih cantik dan imut. Kulitnya putih bersih dengan lekuk tubuh yang sangat menggairahkan bagi kaum adam.
Tibalah Gita dan Cindy menarik tamu VIP yang akan dipilihnya untuk ikut bergoyang didepan bersamanya. Cindy menarik tangan pak Rudolf dan Gita menarik tangan Kevin untuk bergoyang bersamanya.
Kevin terkejut saat Gita menarik tangannya dan membawanya keatas panggung. Mukanya memerah menahan malu.
Gita sengaja mengajak Kevin, karena masih dendam dengan kejadian tadi.
Jantung Kevin berdegup kencang saat Gita menyuruh Kevin memegang pinggulnya yang langsing.
Kevin terkagum dengan kecantikan dan kepiawaian Gita menari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Terpendam
RomanceBeberapa kali abel mengubah posisi tidur agar bisa memejamkan mata, tapi percuma semakin berusaha rileks malah semakin tak bisa tidur. Abel berusaha menarik nafas, kemudian menghembuskan kembali dengan pikiran yang terus berkecamuk di dalam pikirann...