Part 3 Unpredictable

36.4K 564 1
                                    

Abel masih terkulai ditempat tidur, wajahnya masih tertutup bedcover. Abel masih belum bisa menerima kenyataan kalau Alex harus sekamar dengannya.
"Kamu mau ikut keluar gak cari makan malam? Aku mau ke resto di legian?" Tanya Alex pelan.
Aku membuka bedcover yg nenutupi wajahku. Aku hanya menggeleng tanpa berkata apapun.
"Ya sudah kalo gitu, aku tinggal ya..." seru Alex lirih.
"Iya pergi aja, have fun ya..." seru Abel datar.
Alex pun berlalu meninggalkan Abel seorang diri.
***
Alarm dari hp Abel membangunkannya. Sesaat Abel tersadar bahwa jam telah menunjukkan pukul 6:00 WITA; Abel kaget mendapati Alex yang tertidur di sofa panjang dekat jendela kamar.
"Syukurlaah..." seru Abel dalam hati sambil mengelus dadanya.
Abel bergegas mandi agar Alex tidak mendahuluinya.
***
"Bagaimana pak Alex kalo pembukaan cabang di Jakarta akhir bulan ini saja? Karena saya ingin mempercepat ekspansi cabang di beberapa kota dalam tahun ini?"
Pak Liem menegaskan kembali di meeting keinginannya untuk mempercepat pembukaan cabang baru kafe D'romance di Jakarta.
"Baik pak Liem akan saya sampaikan ke Pak Leo agar bisa segera soft opening"
Abel sibuk membuatkan notulis MOM perihal hasil meeting tersebut.
"Saya rasa meeting untuk hari ini cukup sampai sini saja. Besok kita akan bahas untuk teknisnya seperti apa" seru pak Liem menutup meeting hari itu.
Pak Liem menjabat tanganku dan Alex sambil tersenyum simpul.
Pak Liem berseloroh saat kami akan beranjak keluar dari meeting.
"Nanti malam saya undang kalian untuk menikmati santap malam di kafe kami sekaligus menikmati suasana yang pasti berbeda dengan kafe-kafe lainnya"
"Baik pak Liem, kami dengan senang hati menerima undangan bapak" Alex tersenyum sumringah atas tawaran tersebut.
***
Sore itu sehabis pulang meeting, kami kembali ke hotel.
"Bel, tadi aku udah tanya untuk kerusakan dikamar sepertinya masih belum bisa hari ini selesai. Pihak hotel minta maaf atas masalah ini".
"Jadi...?? Tanya Abel meninggi
"Yaa terpaksa aku stay dikamar kamu" seru Alex cuek.
Aku menahan gondok atas statement Alex. Wajahku terus saja menekuk sampai masuk kedalam kamar.
"Aku segera bergegas mandi dan bersiap-siap untuk jamuan makan malam dari pal Liem.
Aku memakai dress hitam selutut dengan belahan dada terbelah. Ku pakai kalung mutiara dan kusematkan giwang mutiara agar terlihat sepadan.
Ku mematutkan diriku dikaca. Wajahku sumringah saat kulihat perubahan ku yang bisa dibilang cukup sexy dan menggoda. Rambut kubiarkan tergerai indah.
"Lex, giliran kamu siap-siap"
Aku keluar dari kamar mandi dengan keadaan sudah rapi.
Alex seketika terkaget melihatku dengan penampilanku. Alex memandangiku dari ujung kaki hingga kepala.
"Ngapain kamu liat aku kayak gitu?!" Mataku menatap Alex dengan amarah.
"Ngg..gakk gapapa... baru kali ini aku liat kamu beda bangett"
"Agak aneh penampilannya" Alex berseloroh sambil mengambil handuk yang tersampir di bangku.
"Isshh apa siihh!!" Seruku kesal.
Setengah jam berlalu, Alex sudah siap dengan penampilannya yang terlihat keren dan casual.
Jeans robek dipadan dengan kemeja panjang warna biru tua yang tidak dikancing dengan dalaman putih.
Alex menyemprotkan parfum, dan menyisir rambutnya serta menambahkan gel ke rambutnya.
Wangi parfum Alex benar-benar menggoda.
"Aku beberapa kali mencuri pandang kearah Alex saat dia tidak sadar aku memperhatikannya.
"Keren juga yaa... tapi sayaang" seruku dalam hati. Aku segera mengelak dalam hati "apaan siihh kenapa jadi mikir aneh gini". Buru-buru kutepis pikiran bodoh itu.
***
"Selamat datang Pak Alex dan bu Abel!" Pak liem menjabat tangan kami sambil mempersilahkan kami duduk.
"Waah hari ini bu Abel terlihat cantik sekali!, puji Tuhan saya sampai pangling jika ibu Abel yang datang" pak Liem memujiku dengan mata berbinar-binar.
"Pak Liem bisa saja, hehehe tapi terima kasih atas pujiannya" seru abel tersipu malu.
"Ehemm... suasanya kafe ini indah sekali pak Liem, pemandangan pantai laut lepas dan designnya begitu elegan" Alex tiba-tiba mengalihkan pembicaraan seolah-olah tidak suka bila pak Liem akan menghujani ku lagi dengan pujian.
"Ya betul pak Alex, saya selalu mencari inspirasi untuk setiap kafe yang saya buat harus ada keunikannya tersendiri" Pak Liem menjelaskan sambil menyeruput mocktail yang terhidang manis di meja kami.
"Sampai lupa, kalian silakan mau pesan apa, kalian bebas memilih apapun yang kalian suka" pak Liem tak lama memanggilkan waitress untuk melayani kami.
Aku memesan champagne dan beef steak, Alex memilih white wine dengan salmon steak.
Kami terus berbincang mengenai proyek pembukaan cabang cafe D'romance di beberapa daerah.
Setelah kami selesai makan, pak Liem mengajak aku dan Alex naik ke lantai 2, terlihat ruangan-ruangan dengan design elegan dengan model mediteranian.
Kami memasuki sebuah kamar yang sudah disiapkan oleh waitress.
Kami dipersilakan duduk dan menikmati ruang karaoke yang sangat luas. TV besar menempel di dinding, sofa panjang dengan ukiran-ukiran ala romawi.
Didalamnya juga ada toilet khusus dan ruangan dengan tempat tidur yang nyaman.
"Ini hotel atau apa pak?" Tanyaku bingung. Baru pertama kali aku melihat ruang karaoke yang seperti hotel.
"Hahahaha, ya bisa dibilang ruang kenyamanan" pak Liem tertawa mendengar pertanyaanku.
"Pak Liem memencet bel, dan dua orang waiter masuk untuk menyiapkan whisky blue label, cemilan aneka chips dan buah-buahan.
Waiter menuangkan kami whisky, dan pak Liem mempersilakan kami minum.
Pak Liem mulai bernyanyi kami mendengarkan suara pak Liem yang ternyata cukup merdu.
Malam itu aku mulai merasa mabuk, pandanganku mulai pusing, kulihat Alex yang masih berusaha menahan mabuk.
Aku melihat pak Liem menaruhkan obat kedalam air mineral kami.
"Just have fun ya, saya ada urusan lain. Selamat menikmati" pak Liem menepuk pundak Alex tak beberapa lama pak Liem pergi diikuti oleh waiter mengikutinya dari belakang.
Pintu tertutup. Mulutku mulai haus, aku meminum air mineral di meja ku. Alex tak berapa lama minum air mineral didepannya.
Tubuh kami tiba-tiba harus digoyangkan, aku tidak bisa melawan tubuhku untuk tidak bisa bergerak. Begitu pula Alex, dia terus menggerakkan tubuhnya. Kami berdua merasa nge fly saat itu. Keringat mengucur ditubuhku dan Alex. Alex mulai memelukku. Aku tak dapat menolak, saat Alex menciumku begitu panas.
"Alex membuka bajunya, dan menindih tubuhku. Alex melepas bajuku dengan paksa dengan nafas yang memburu.
"Aku gak tahan bel... ohhh" pekik Alex.
"Alex menjilati payudara ku dan terus memainkan putingku" aku begitu menikmati sensasi ini. Ahhhh aku tak bisa menolak aku seperti terdorong untuk melakukannya.
Aku mulai menjilati penis Alex yang sudah kencang dan besar. Alex terus memainkan putingku hingga mengeras.
Alex semakin liar, tak berapa lama Alex menjilat vaginaku dengan nafsu menggelora.
Aku berteriak kencang saat Penis Alex menerobos vaginaku.
"Auuuww sakittt" aku merintih kesakitan. Darah mengalir dari vaginaku.
"Kkamu masih virgin Bel?!"
"Iiyyaa..." seruku parau.
"Aku pelan-pelan ya... seru Alex memohon.
Aku mengangguk, dan tak berapa lama aku mulai bisa menikmatinya.
"Alex mendudukkan aku diatas pahanya. Alex menyuruhku untuk bergoyang sambil Alex dengan nafsunya terus menghisap dan menjilat putingku.
"Ohhh ohhh,,, aku keluar Alex,,, gak lama alex melumat bibir ku dan mengeluarkan air mani didalam vagina ku.
Aku dan Alex begitu kelelahan. Kami kembali ke hotel diantar oleh pengawal pak Liem.
Kepalaku masih terasa pusing, dan pandanganku terasa gelap.
Aku merasakan pelukan Alex yang tidur disebelahku. Alex memelukku erat, dan ketika ku bergerak, Alex semakin mendekap erat. Tak berapa lama Alex memainkan vaginaku. Aku yang masih terpengaruh alkohol masih belum sanggup untuk bangun.
Aku hanya diam saat Alex menggerayangi tubuhku. Aku menatap wajah Alex yang ternyata begitu tampan. Ototnya yang kekar dengan wajahnya yang manis.
Aahhh... ahhhh seruku mendesah. Alex kali ini diatas dan memegangi kedua tanganku. Seperti Ingin menguasai tubuhku sepenuhnya.
Cairan hangat kembali masuk ke vaginaku. Tak berapa lama Alex menjatuhkan tubuhnya ditempat tidur karena kelelahan.
***
"Kamu mau maafin aku sayang?" Seru Alex lirih. Alex beberapa kali mengecup tangan Abel. Mata Alex menunjukkan keseriusan permohonan maafnya.
"Kenapa kamu melakukan itu padaku Lex?!"
"Semuanya terjadi begitu saja semalam. Daan aku tidak bisa mengontrol diriku saat itu".
Akuu melihat kamu begitu menggoda, dan kamu juga menikmatinya sayang". Alex menatapku lekat.
"Kamu tau aku masih virgin, dan semua impianku sekarang buyarr" tangis Abel tak terbendung seketika. Betapa Abel begitu sedih harus kehilangan keperawanannya buka dengan cara yang sah. Cita-citanya untuk memberikan kesuaciannya pada suami masa depannya hancur.
"Ddaann aku takuutt, aku takut hamill" Abel meraung dan terus menangisi apa yang sudah dilakukaknnya dengan Alex.
"Jujur sayang, kamu suka kan sama aku?! Alex menggoncangkan bahu Abel.
"Kalo kamu gak suka, gak mungkin pagi ini kembali terjadi ya kan?!" Alex kembali menegaskan.
"Aku suka sama kamu Bel sejak aku melihatmu diruang tunggu pesawat, dan puncaknya saat aku melihatmu dengan penampilanmu yang menawan dan menggoda semalam. Asal kamu tau Bel, aku setengah mati cemburu saat banyak pria menatap dan menggodamu. Saat itu aku tersadar atas sikap bodohku, ada wanita cantik disebelahku tapi aku membiarkannya dan berbicara kasar padamu".
Alex terus meyakinkanku kalo dia benar-benar suka dan mulai menyayangiku.
"Sekarang jawab pertanyaanku sayang. Kamu juga suka kan sama aku??"
Aku tertunduk seketika. Mulutku kelu dan hanya terdiam.
"Please sayang, jawab pertanyaan aku"
Alex memohon sambil terus menatap wajahku dengan melas.
"Akkkuu juga suka kamuu" dengan terbata-bata kalimat itu meluncur.
Alex kembali memegang erat tanganku, dan meletakkan tanganku didadanya.
"Kamu rasakan detak jantungku yang sangat cepat sayang, ini adalah bukti aku suka sama kamu dan belajar mencintaimu".

Hasrat TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang