Part 8 Dimana Kamu?

15.2K 293 0
                                    

Persidangan perceraian Alex dan Reva berjalan tanpa dihadiri Reva. Alex mengajukan gugatan cerai dengan alasan perselingkuhan yang dilakukannya dan didalam BAP yang juga tertulis karena Alex telah menikah siri dengan Abel yang kini sedang mengandung buah hatinya.
Alex tampak sangat kecewa karena Reva tidak hadir dipersidangan dan persidangan ditunda hingga dua minggu kedepan.
"Yang sabar pak Alex, mungkin Reva masih belum siap bertemu bapak dipersidangan" seru Pak Anton Pakpahan selaku pengacara yang membantu Alex.
"Yaahh semoga saja perceraian saya segera disahkan, saya sudah benar-benar ingin mengakhirinya pak Anton" jawab Alex dengan tertunduk lesu.
Mata Alex memancarkan guratan kesedihan dan tekadnya untuk bercerai dari Reva sudah bulat. Baginya Abel dan anaknya adalah segalanya dan ingin anaknya kelak memiliki status yang sah dimata hukum negara.
"Sekarang kita bersabar menunggu saja pak Alex, saya akan usahakan semaksimal mungkin agar proses cerai bapak dan bu Reva bisa secepatnya". Anton berusaha menenangkan Alex yang masih terlihat gusar.
"Iya sebelum anak saya lahir pak, tolong ya pak Anton". Alex berdiri dari bangkunya seraya menepuk bahu Anton. Alex berjalan lunglai dengan perasaan kecewa yang masih menghinggapinya.
***
Alex memacu mobilnya dengan kencang, matanya masih sembab karena air mata yang sempat membasahi matanya. Alex memukul setir mobilnya dan mengurut dahinya.
Tiba-tiba Alex berteriak histeris karena ada seseorang yang misterius yang menikamkan pisaunya dari belakang.
Alex berusaha berontak, tapi seseorang yang misterius itu menutup hidung Alex dan seketika pandangan Alex kabur dan semuanya gelap.
***
Abel mondar-mandir menunggu Alex yang belum juga kembali. Beberapa kali Abel membuka gordyn ruang tamu hanya untuk menengok apakah Alex yang pulang bila ada suara mobil yang lewat didepan rumahnya.
Abel kembali mengambil hp nya dan menghubungi Alex, tapi hp nya tidak aktif. Perasaan cemas membayangi hati Abel. Baru kali ini Alex tidak mengabarinya sejak siang tadi. Abel benar-benar tak kuasa menghilangkan rada gelisah dan kekhawatiran yang terus menghantuinya.
"Semoga tidak terjadi apa-apa dengan Alex!!" jerit Abel dalam hati.
Abel akhirnya tertidur di sofa, dengan tangan kanannya yang masih menggenggam hp.
Kurang lebih 2 jam Abel tertidur dengan badan menekuk. Abel terbangun saat anak dalam kandungannnya menendang keras karena posisi tidur Abel yang tidak nyaman.
Abel segera mengelus perutnya dan segera duduk.
Abel menangis sejadi-jadinya, dia benar-benar bingung dengan apa yang harus dilakukannya.
Abel teringat Amel teman dekatnya dikanttor, yang memang masih satu kantor dengan Alex. Mungkin Amel tahu keberadaan Alex pikir Amel.
Abel segera menghubungi Amel, tapi Amel tak juga mengangkat telepon Abel.
"Jam 3 pagi!! Amel pasti masih tidur nyenyak"
Abel memandangi jam dinding rumahnya yang menunjukkan pukul 03:06 pagi.
Abel hanya bisa terdiam kaku, air mata terus membanjiri matanya.

Hasrat TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang