WHY TOO HARD?

4.5K 517 15
                                    

      Jisoo sedang berjalan menuju halte bis ketika sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di sisinya. Dia menoleh kearah mobil dan menemui wajah tampan Taeyong dari balik jendela. Taeyong memberi isyarat kepada Jisoo untuk masuk kedalam mobilnya.

“Kau sudah makan?” tanya Taeyong tanpa melihat kearah Jisoo.

“Bibi Kim menyuruhku untuk makan sebelum aku pulang”.

   Taeyong menghela nafasnya ketika mendengar jawaban Jisoo karena dia tahu porsi di rumah sakit hari ini hanya cukup untuk pasien dikarenakan ada sedikit masalah di dapur tadi. Bahkan dirinya dan pegawai yang lain juga tak mendapat jatah makan. Taeyong berhenti disebuah kedai ditepi jalan.

“Ayo turun. Temani aku makan”.

	   Taeyong turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Jisoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Taeyong turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Jisoo. Tanpa bisa menolak perintah Taeyong akhirnya Jisoo mengekor mengikuti pria tampan tersebut masuk kedalam kedai ramen yang terlihat cukup ramai. Taeyong dan Jisoo mencari meja yang masih kosong. Mereka berjalan ke pojok ruangan yang terdapat beberapa meja yang masih kosong.

“Apa kau masih ingat dulu kita sering makan ramen cup di dapur rumah sakit?” tanya Taeyong saat mereka sedang menunggu pesanan mereka datang. Senyuman terukir dari bibir Taeyong saat mengingat beberapa kenangan menyenangkannya bersama Jisoo.

“Bagaimana aku bisa melupakannya ketika seorang dokter tampan selalu menghampiriku” Sebuah lengkungan lebar yang menyenangkan terukir dibibir Jisoo.

   Taeyong telah mengenal Jisoo dalam waktu yang cukup lama, semenjak dirinya pertama kali magang di SPH. Taeyong merupakan dokter spesialis jiwa dengan reputasi yang baik. Wajahnya yang tampan membuatnya menjadi idola dilingkungan kerjanya.

“Sepertinya momen itu sudah tak bisa kita ulang lagi ya?” ucap Taeyong. Ada keheningan sesaat dari keduanya sebelum Jisoo memecah keheningan diantaranya dan Taeyong.

 Ada keheningan sesaat dari keduanya sebelum Jisoo memecah keheningan diantaranya dan Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Taeyong-ah”.

   Sudah lama Taeyong tak mendengar Jisoo memanggil langsung namanya seperti saat ini. Dia merindukan betapa dekatnya hubungannya dengan Jisoo dulu. Taeyong menatap kearah manik mata Jisoo. Dia dapat membaca apa yang sedang ada dipikiran Jisoo saat ini.

“Cah sepertinya pesanan kita sudah datang” Taeyong memang berusaha mengalihkan pembicaraan. Beruntungnya saat itu pesanan mereka memang telah datang. Jisoo menelan kembali kata-katanya yang bahkan belum sempat dia ucapkan. Jisoo dan Taeyong menikmati ramen mereka dengan tenang. Tak ada suara yang keluar dari keduanya selain suara sruputan mie dan kuah ramen mereka.

   Setelah merasa kenyang karena menghabiskan semangkuk ramen, Taeyong mengantar Jisoo pulang. Dia berhenti tepat didepan gedung apartemen Jisoo. “Terima kasih” ucap Jisoo sebelum dia melepas seatbelt. Taeyong sempat menahan lengan Jisoo saat wanita itu hendak membuka pintu. Jisoo menatap heran Taeyong seolah menunggu Taeyong berbicara.

“Selamat malam Jisoo-ah” dengan berakhirnya kalimat tersebut Taeyong melepas cengkraman tangannya dilengan Jisoo. Jisoo tersenyum dan turun dari mobil Taeyong.  Jisoo berdiri didepan gedung apartemennya melihat kepergian mobil Taeyong.

“Kim Jisoo”.

꽃길 Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang