ACCIDENT

3.8K 408 43
                                    

      Sudah hampir seminggu Jisoo merasa kehilangan semangat hidupnya. Dia merasa kehidupannya kembali monoton seperti saat dirinya belum mengenal Sehun dan segala pesonanya. Belum lagi Jisoo juga dibuat frustasi oleh Sehun yang terus berusaha menemui dan menghubunginya. Akal dan hatinya seakan tak berjalan beriringan setiap melihat dan memikirkan Sehun.

Rainbow macaroons for beautiful woman” seorang pelayan cafe tempat Jisoo sedang menghabiskan waktu menghampiri Jisoo yang sedang duduk sendiri dengan menikmati hot chocolate marshmallow. Jisoo menatap kearah pelayan yang sedang tersenyum kearahnya. Dia menatap pelayang tersebut bukan karena wajahnya yang tampan tetapi karena rasa penasarannya.

“Maaf sepertinya anda salah mengantar pesanan”.

“Saya tak mungkin salah apalagi mengantar pesanan untuk wanita cantik seperti anda. Seorang pria disana mengirimnya untuk anda. Apa anda sedang bertengkar dengan kekasih anda?” pelayan itu menunjuk seseorang yang tak melepaskan tatapnnya ke arah Jisoo. Pelayan tersebut terkekeh pelan.

   Jisoo beranjak dari tempatnya sesaat setelah pelayan tersebut pergi meninggalkan mejanya. Berjalan kearah meja yang berada dipojok ruangan. Sebuah senyuman terukir dari bibir Sehun saat melihat Jisoo berada dihadapannya. Jisoo menggigit pipi bagian dalam, menahan agar dirinya tak berlari kearah pelukan pria itu dan mencium bibir kissable yang sedang tersenyum manis kearahnya.

 Jisoo menggigit pipi bagian dalam, menahan agar dirinya tak berlari kearah pelukan pria itu dan mencium bibir kissable yang sedang tersenyum manis kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sepertinya anda memiliki waktu luang yang begitu banyak tuan Oh sampai menghabiskannya dengan menjadi seorang penguntit”.

   Sehun tersenyum mendengar ucapan tajam Jisoo. Dia tak mengira kalau Jisoo memiliki lidah yang cukup tajam. Jisoo memang selalu mempunyai caranya sendiri untuk memberi kejutan kepada Sehun. “Jika menjadi penguntit itu artinya bisa melihatmu sepanjang waktu sepertinya aku tak keberatan melakukannya”.

   Jisoo memutar bola matanya dan menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya. Jisoo tak menatap kearah Sehun secara langsung karena dia menghindari untuk bertatap mata dengan pria itu sebab dia takut jika dirinya menatap mata kelam Sehun, pertahanannya untuk menjauh dari pria itu akan runtuh dan berakhir.

“Kau benar-benar mengganggu. Kenapa tak kau perhatikan saja kekasihmu dan anak kalian”.

   Sehun mengerutkan dahinya hingga alisnya saling bertautan. Menatap kearah Jisoo yang bahkan tak menatap dirinya sama sekali. Sehun baru saja akan berbicara namun mulut Jisoo terlebih dahulu mengeluarkan suara. “Kau tak perlu menjelaskan apa-apa. Cukup jangan pernah menemuiku lagi”.

   Jisoo berjalan keluar restoran dengan langkah yang cepat untuk berjaga-jaga jika Sehun akan membuntutinya lagi. Jisoo tak menoleh kebelakang sama sekali sebab dia tak ingin menatap sosok Sehun lebih lama lagi karena kini dirinya tengah berperang melawan perasaannya sendiri. Jisoo dapat mendengar teriakan Sehun yang memanggil namanya. Jisoo sedikit berlari dan menyeberang jalan selagi lampu masih menyala untuk para pejalan kaki. Dari kejahuan Sehun juga berlari mencoba mengejar Jisoo namun sayang langkahnya terhenti ketika tubuhnya dihantam oleh sebuah mobil saat menyeberang jalan. Sehun tak sempat melihat rambu jalan yang kini telah berganti warna karena yang ada dipikirannya saat ini hanyalah meluruskan semua kesalahpahaman antara dirinya dan Jisoo.

*Bugghh*

Suara hantaman keras dan teriakan orang-orang membuat langkah Jisoo terhenti secara otomatis. Suara yang tak asing, suara yang selalu bersarang dipikirannya. Suara yang tak akan pernah Jisoo lupakan sampai kapanpun. Dengan tubuh yang bergemetar Jisoo membalikkan badan dan menatap kearah sumber suara. Perutnya terasa mual saat melihat tubuh Sehun dipenuhi dengan banyak darah dan gerombolan orang-orang yang mengitari tubuh Sehun.

 Perutnya terasa mual saat melihat tubuh Sehun dipenuhi dengan banyak darah dan gerombolan orang-orang yang mengitari tubuh Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ANDWAE!!!!”.

   Jisoo berteriak tak percaya dengan kakinya yang kini berlari kearah Sehun. Matanya telah buram karena air mata yang kini telah mengalir membasahi pipinya. Jisoo bersimpuh disebelah tubuh Sehun, memeluk tubuh Sehun kedalam dekapannya. “SESEORANG TOLONG PANGGILKAN AMBULAN”. Terlihat beberapa orang sibuk dengan ponselnya untuk menelepon rumah sakit terdekat.

“Akhirnya k-kau tak m-menghin *uhuk* dariku lagi” nafas Sehun terasa sangat berat dan dirinya juga kesulitan untuk berbicara mengingat mulutnya juga mengeluarkan darah. Air mata Jisoo semakin menetes deras saat mendengar ucapan Sehun. Jisoo membelai lembut pipi Sehun yang kini terdapat banyak luka dan bercak darah disana. Jisoo dapat merasakan nafas Sehun yang semakin berat dan berat sebelum mata Sehun terpejam membuatnya menangis histeris.

****************************😭😭😭😭Rada ga tegah juga bikin si albino cadel berdarah darah Maaf ya kalau kurang menyenangkan untuk dibaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****************************
😭😭😭😭
Rada ga tegah juga bikin si albino cadel berdarah darah
Maaf ya kalau kurang menyenangkan untuk dibaca

Xoxo,
NERDYWEIRD0

꽃길 Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang