F-ZONE

3.8K 434 27
                                    

“Kau terluka lagi” ucap Taeyong saat melihat bibir Jisoo yang memar akibat tamparan keras dari Bora. Saat ini Jisoo tengah berada di apartemen Taeyong. Beruntung bagi Jisoo karena saat itu Taeyong tengah menghadiri seminar yang diadakan di hotel yang sama dengan acara peresmian anak perusahaan LS Corp. Ketika itu Taeyong berjalan menuju hall yang menjadi tempat seminar saat dia menangkap sosok tak asing baginya sedang mendapat perlakuan yang tak menyenangkan. Bahkan dia harus melepas hoodie merahnya saat melihat pakaian Jisoo yang robek.

“Bukankah ini mengingatkanmu pada kejadian satu tahun yang lalu saat wanita itu mengamuk didepan rumah atapku dan menarik perhatian tetanggaku hingga menyebabkan aku harus pindah dari rumah tersebut? Dan saat itu kau juga yang menjadi penolongku” ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bukankah ini mengingatkanmu pada kejadian satu tahun yang lalu saat wanita itu mengamuk didepan rumah atapku dan menarik perhatian tetanggaku hingga menyebabkan aku harus pindah dari rumah tersebut? Dan saat itu kau juga yang menjadi penolongku” Jisoo tersenyum getir ketika kilasan memori tak menyenangkan tersebut kembali terputar di otaknya.

“Bukankah sudah kubilang kalau tindakanmu itu sangat berbahaya” Jisoo tertawa mendengar ucapan Taeyong. Dia merasa lucu akan perhatian yang diberikan Taeyong terhadapnya.

“Aku akan mengambil kotak obat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku akan mengambil kotak obat. Jangan kabur lagi seperti saat itu” Taeyong membuat tanda peringatan menggunakan jarinya. Tindakannya yang seperti seorang ayah yang sedang menasehati anak perempuannya membuat Jisoo tertawa geli.

   Jisoo menuruti perintah Taeyong untuk tak kabur seperti waktu itu. waktu itu dirinya terlalu malu dan takut Taeyong akan memandangnya rendah hingga membuatnya melarikan diri. Taeyong tersenyum saat melihat Jisoo masih duduk manis di sofanya. Taeyong mengobati bibir Jisoo menggunakan antiseptik dan balm untuk meredahkan memar di bibir Jisoo.

“Kau tahu betapa aku sangat mengkhawatirkanmu saat itu. aku takut kau akan bertindak bodoh seperti ibuku” Jisoo memandang Taeyong. Dirinya dapat merasakan kegetiran dalam ucapan Taeyong. Seakan pria tersebut sedang menahan luka yang begitu dalam.

“Jisoo-ah tak bisakah kau meninggalkan kebiasaanmu itu? Aku mungkin tak sekaya Sehun namun aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia” Jisoo tak mempercayai apa yang baru saja dia dengar. Seorang Lee Taeyong memohon kepadanya.

“Akhiri hubunganmu dengan Sehun”

   Jisoo tak dapat menjawab permintaan Taeyong. Dia bisa saja mengakhiri hubungannya dengan Sehun dan memulai hubungan yang baru dan lebih menjanjikan untuknya memiliki keluarga yang utuh dan nyata bersama Taeyong namun entah kenapa dirinya merasa berat untuk melepas Sehun.

“Taeyong-ah aku tak ingin suatu saat merusak hubungan pertemanan kita. Kau adalah teman terbaik yang pernah kumiliki dan aku ingin menjaga semua itu” Jisoo berharap Taeyong mengerti apa yang dia ucapkan. Jisoo tak berbohong saat mengatakan Taeyong adalah teman terbaik yang dia miliki selama dia hidup. Dan dia ingin menjaga hubungan baik ini sampai kapanpun.

“Apa kau mulai memiliki perasaan untuknya?”

    Jisoo sendiri tak mengerti akan perasaannya kepada Sehun. Selama ini dia hanya menganggap Sehun sebagai partnernya tak lebih dari itu. Namun tak dipungkiri cara Sehun memperlakukannya membuatnya merasa istimewah. Dia menyukai semua yang ada pada Sehun. Cara dia menatapnya, menyentuhnya dan membuatnya meleleh hanya dengan ucapan manis singkat yang keluar dari mulut pria itu.

“Aku hanya tak ingin melihatmu tersakiti olehnya karena pada akhirnya kau lah yang akan menjadi pihak yang tersakiti” Taeyong seolah mulai kehilangan kesabarannya. Dia marah akan dirinya sendiri yang gagal mendapatkan Jisoo, wanita yang selama ini menjadi pusat perhatiannya. Terlebih Jisoo lebih memilih Sehun dibanding dirinya.

“Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Aku tersakiti atau tidak itu semua tak ada urusannya denganmu. Selamat malam dokter Lee” Jisoo beranjak dari duduknya dan melangkahkan kaki jenjangnya untuk meninggalkan apartemen Taeyong. Jisoo sendiri tak mengerti kenapa dia sampai semarah ini kepada Taeyong. Pria itu hanya mengkhawatirkan dirinya namun caranya yang terlalu memaksa membuat Jisoo tak nyaman. Taeyong hanya menatap kepergian Jisoo dan setelah itu dia membanting vas bunga yang berada didekatnya.

꽃길 Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang