Jisoo's life

3.1K 407 24
                                    

      Jisoo berlari menyusuri koridor dengan wajah yang cemas. Bahkan dia tak menyapa para pegawai di SPH seperti biasanya. Jisoo memencet tombol elevator dengan tidak sabar. “Kau harus tenang Mi Amor” Sehun mengusap lembut pundak Jisoo dan itu berhasil membuat wanita itu sedikit merilekskan tubuhnya. Sehun memang berlari menyusul Jisoo dan bersikeras menemani wanita itu ke rumah sakit dengan meninggalkan Suzy di resto seorang diri. Pintu elevator terbuka dan dengan segera Jisoo masuk kedalam elevator disusul oleh Sehun.

“Bagaimana keadaan ibuku?” seru Jisoo ketika dirinya sampai didalam kamar ibunya. Disana telah berdiri Taeyong dan 3 perawat yang mengelilingi kasur tempat ibunya kini terbaring. Jisoo mendekat kearah ibunya yang masih menangis dengan memeluk guling dengan erat.

Eomma. Aku disini” Jisoo memeluk tubuh ibunya yang terlihat semakin ringkih. Tak ada respon dari ibunya selain suara isakan yang keluar dari mulut wanita paruh baya tersebut.

“Sayang bawa aku bersamamu. Kenapa kau hanya pergi bersama Seokjin?” gumam ibu Jisoo dengan pandangan kosong kearah dinding. Jisoo semakin mempererat pelukannya berharap ibunya menyadari keberadaannya.

Eomma. Mereka telah pergi ke surga dan bahagia disana jadi mari kita berbahagia di dunia ini. eomma dan Jisoo” bisik Jisoo ditelinga ibunya. Air matanya menetes dengan deras dan jatuh membasahi pipi ibunya.

“Jisoo? Temanku Jisoo?”

   Ibu Jisoo membalikkan badannya. Menatap kearah Jisoo dan menangis dipelukan Jisoo. Ibu Jisoo memang tak mengenali Jisoo sebagai anaknya. Dia menganggap Jisoo seperti temannya. Semua orang meninggalkan ruangan. Memberi ruang untuk Jisoo dan ibunya untuk saling berinteraksi.

“Ibumu berusaha untuk bunuh diri lagi. Dia berusaha untuk melompat dari jendela. Akhir-akhir ini dia menjadi sering melakukan hal yang membahayakan dirinya. Sepertinya kita harus memindahkannya ke ruang isolasi” jelas Taeyong saat Jisoo menemuinya didalam ruangannya.

“Aku mohon lakukan yang terbaik. Dan bisakah kau melakukan terapi itu? Aku akan membayarmu” pinta Jisoo dengan memelas. Dia sudah tak tahu lagi harus berbuat apa demi kesembuhan ibunya.

“Jisoo-ah ini semua bukan masalah uang. Brainwashing therapy ini bisa saja malah memperburuk kondisi ibumu. Gangguan psikosis dan pasca-trauma yang dideritanya sangat tinggi selain itu didalam catatat rumah sakit, ibumu juga menderita gangguan self-injury dimana dia cenderung menyakiti dirinya sendiri. Brainwashing therapy dilakukan dengan mempengaruhi daya ingat pasien dengan mempola daya ingatnya menjadi seperti yang kita inginkan. Jika kondisi mental ibumu tak mampu menerima terapi ini memori buruknya akan menjadi semakin besar dan itu bisa membahayakan kondisi ibumu”

 Jika kondisi mental ibumu tak mampu menerima terapi ini memori buruknya akan menjadi semakin besar dan itu bisa membahayakan kondisi ibumu”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Jisoo terdiam mendengar penjelasan dari Taeyong. Dia memang telah berkali-kali meminta Taeyong untuk melakukan terapi tersebut mengingat Taeyong pernah dinobatkan menjadi mahasiswa satu-satunya yang berhasil melakukan terapi tersebut tehadap seorang pasien penderita post-traumatic stress disorder.

“Kita tak akan tahu hasilnya jika kita belum mencoba”.

   Taeyong hanya diam mendengar ucapan Jisoo. Dia duduk di kursinya dengan menopang kepalanya diatas meja. Memijit pelipisnya yang terasa pening seakan mau pecah. Jisoo merasa tak enak untuk terus memaksa Taeyong. Dia tak seharusnya bersikap egois seperti ini. Jisoo meninggalkan Taeyong yang masih terduduk diam.

“Apa wanita didalam sana tadi ibumu?” tanya Sehun ketika dirinya dan Jisoo tengah berada di taman belakang rumah sakit. Jisoo mengangguk lemah. Dirinya terlalu lelah dengan semua kejadian hari ini yang benar-benar menguras emosinya.

“Ibuku menjadi seperti ini setelah kematian appa dan oppa akibat kecelakaan yang mereka alami karena menyelamatkanku dari hantaman truk. Saat itu cuaca sangat indah, aku bersama keluargaku pergi ke taman di pusat kota. Aku sedang bermain lempar-tangkap dengan oppa tapi lemparan oppa terlalu jauh hingga menggelinding ke jalanan. Aku yang saat itu berusia 13 tahun mengejar bola itu hingga ke tengah jalan dan dari arah kananku sebuah truk melaju dengan cukup cepat. Oppa yang saat itu mengejarku berusaha menarikku agar menjauh dari jalan namun truk tersebut semakin mendekat dan entah bagaimana kita tak dapat bergerak hingga aku mendengar sebuah suara dentuman cukup keras. Dan disana appa dan oppa terbaring dengan darah yang memenuhi tubuh mereka dan eomma yang menangis histeris dihadapan tubuh appa dan oppa.”

	   Jisoo terisak dengan keras hingga membuat suaranya tercekat ditenggorokkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Jisoo terisak dengan keras hingga membuat suaranya tercekat ditenggorokkannya. Sehun menarik tubuh Jisoo kedalam pelukannya. Membelai rambut Jisoo dengan lembut mencoba memberi kenyamanan terhadap wanita itu.

“Sejak saat itu eomma mengalami halusinasi dan gangguan pada jiwanya yang semakin tahun semakin parah. Hingga saat usiaku menginjak remaja kondisi eomma sudah tak bisa aku tangani sendiri. Aku membawanya ke rumah sakit ini dan membayar semua biaya pengobatannya dengan menjadi pekerja paruh waktu disini. Dan sepertinya eomma terlalu membenciku hingga menghapus diriku, namaku bahkan memori tentangku diotaknya”.

“Ssst... tak ada seorang ibu yang membenci anaknya. Dia terlalu menyayangimu hingga dia menganggap kau adalah malaikat penjaganya”.

   Sehun masih membelai lembut surai Jisoo hingga wanita itu berhenti terisak. Kini Jisoo telah kembali memperoleh ketenangannya. Dirinya terlalu lelah hingga tanpa sadar dirinya tertidur didekapan Sehun. Tanpa mereka sadari dari kejauhan Taeyong tengah memperhatikan mereka berdua.

 Tanpa mereka sadari dari kejauhan Taeyong tengah memperhatikan mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apakah dia lebih bisa membuatmu bahagia?”

****************************
Terungkapkan siapa orang yang selama ini Jisoo jaga di Seoul Psychiatry Hospital

I can't imagine if it happens to me 😭

Hope you enjoy this story!!

Xoxo,
NERDYWEIRD0

꽃길 Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang