19

4.3K 448 14
                                    

      Sepulangnya Jisoo dari kantor agensinya, dia berencana untuk mengunjungi SPH. Ini sudah jadwalnya untuk dia berkunjung kesana. Sebuah senyuman tersungging dari bibirnya saat dia melihat sebuah bangunan bertingkat yang berada beberapa meter didepannya. Memori akan hari-harinya saat menjadi juru masak disana seolah berputar dengan indah dikepalanya. Jisoo keluar dari dalam taksi dan hal pertama yang dia lakukan adalah menyapa para pegawai yang dia temui seperti saat dirinya masih bekerja di SPH.

Aigoo!! Uri Jisoo!! kau terlihat semakin cantik” puji bibi Nam saat melihat Jisoo berada di lobi rumah sakit. Jisoo berlari kearah wanita paruh baya yang sangat dia rindukan. Matanya berembun saat dia memeluk bibi Nam.

“Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?” tanya Jisoo kepada bibi Nam ketika mereka berjalan menyusuri koridor menuju tempat istirahat para pegawai.

“Dia sering menanyakanmu. Sepertinya dia merindukanmu” jawab bibi Nam dengan membelai lembut punggung Jisoo seolah ingin memberi kenyamanan kepada Jisoo.

“Apa dia sekarang berada ruangannya?”

   Bibi Nam mengangguk dengan senyum yang terukir dibibirnya hingga menyebabkan kerutan diwajahnya terlihat semakin jelas. Jisoo memutuskan untuk berkeliling koridor seperti saat dia masih menjadi pegawai di rumah sakit. Berjalan santai hingga langkahnya mendekati sebuah ruangan dengan papan nama ‘Dokter Lee taeyong’. Hatinya berdebar tak nyaman saat dirinya semakin mendekati pintu ruangan tersebut. Di dalam hatinya dia berharap tak bertemu dengan Taeyong. Dia masih bingung bagaimana untuk menghadapi Taeyong setelah kejadian kemarin.

kriek..”

   Decitan pintu menggema di indra pendengaran Jisoo diikuti oleh sosok pria yang tak ingin di temui Jisoo untuk saat ini. Jisoo membalikan badannya dengan segera sebelum Taeyong melihat kearahnya. Namun sayang Taeyong melihat kearah Jisoo dan memanggil Jisoo. “Jisoo-ah”.

	   Jisoo menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Taeyong yang sedang menatap kearahnya dengan intens

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Jisoo menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Taeyong yang sedang menatap kearahnya dengan intens. Wajah tampannya tampak dingin. Jisoo tersenyum kearah Taeyong. Dari sekian banyak yang bisa dia lakuakn untuk menyapa Taeyong hanya senyuman yang menjadi pilihannya saat ini. Taeyong mendekat kearah Jisoo.

“Aku meminta maaf atas sikapku kemarin” Taeyong menunjukkan raut wajah penyesalannya. Dibalik sikap dinginnya yang berusaha dia tunjukkan dari luar sebenarnya dia adalah orang yang cukup emosional.

 Dibalik sikap dinginnya yang berusaha dia tunjukkan dari luar sebenarnya dia adalah orang yang cukup emosional

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gwencahanayo” hanya kalimat singkat yang mampu diucapkan Jisoo.

   Taeyong menawarkan diri untuk menemani Jisoo berkeliling koridor. Jisoo ingin menolaknya namun dia tak ingin menyinggung perasaan Taeyong. Dulu memang Taeyong adalah orang yang sering menemaninya untuk berkeliling koridor dan menenangkannya dikala dia merasa sedih.

“Bagaimana kau bisa mengenal Sehun? Apa dia pria yang beruntung kali ini?” tanya Taeyong saat mereka sedang berada di dalam elevator. Jisoo tak langsung menjawab. Dia mencoba diam namun tatapan Taeyong seakan memohon jawaban darinya.

“Aku bertemu dengannya di club malam dan hubungan kita mengalir begitu saja” tak ada kebohongan dalam ucapan Jisoo karena memang seperti itulah hubungannya dengan Sehun. Tak ada yang spesial diantara mereka selain hubungan sebagai partner with benefit.

“Jauhi dia sebelum kau tersakiti” tak ada emosi di nada bicara Taeyong. Pria itu mengucapkannya dengan sangat ringan seolah dia telah mengetahui akhir dari kisah diantara Jisoo dan Sehun.

“Itu tak akan terjadi karena kita tidak dalam hubungan yang seperti itu” Taeyong dapat menangkap keraguan dalam ucapan Jisoo. Dia dapat menebak kalau wanita disampingnya juga sedikit merasa dilema. Namun Taeyong berharap kalau Jisoo menganggap Sehun seperti partnernya yang lain dan melakukannya tanpa ada perasaan.

   Jisoo dan Taeyong keluar dari elevator dan mengunjungi beberapa pasien di koridor 3. Jisoo terlihat antusias seperti biasa saat menyapa beberapa pasien disana. Saat Jisoo memasuki salah satu ruangan di koridor 3, dia disambut oleh seorang wanita yang sedang mengamuk dan berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Beruntung Taeyong sedang menemani Jisoo jadi dia dapat membantu 2 perawat yang terlihat kesusahan menenangkan sang pasien. Jisoo keluar dari ruangan tersebut setelah Taeyong dan kedua perawat berhasil menenangkan sang pasien dengan obat penenang. Taeyong menyusul Jisoo yang terlebih dahulu meninggalkan ruangan.

“Kita perlu bicara. Ikut ke ruanganku sekarang” ucap Taeyong setelah berhasil menyamai langkah Jisoo. Jisoo tak banyak membantah dia hanya menurut dan mengekor dibelakang Taeyong.

****************************
Hope you enjoy this part!!

Xoxo,
NERDYWEIRD0

꽃길 Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang