ELEVATOR

6.4K 669 31
                                    

    Jisoo sedang berada di apartemen milik Jennie bersama kedua sahabat lainnya Rosé dan Lisa. Jisoo sedang membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk milik Jennie. Luas ukuran kamar Jennie setara dengan luas apartemen Jisoo yang dia sewa selama 4 tahun terakhir. Pantas kalau Jennie memiliki apartemen pribadi yang mewah karena ayahnya adalah seorang anggota parlemen dan ibunya yang memang telah terlahir kaya.

“Rosé-ah!! Apa kau tidak ingin mengajakku berjalan-jalan ke ponyville  dan bertemu rainbow dash?” ucap Jisoo saat menonton acara kartun favoritnya.

“Dimana itu ponyville? Dan siapa itu rainbow dash? Apa tempatnya bagus unnie?” jawaban polos Rosé membuat Jennie dan Lisa yang sedang membaca majalah fashion menatap kearah Rosé tak percaya. Bagaiamana mungkin ada wanita sepolos Rosé batin Jennie dan Lisa. Sedangkan Jisoo semakin gencar menggoda Rosé.

“Lebih indah dari Disneyland. Kau mau mengajakku kesana kan?” Jisoo menampakkan raut wajah yang meyakinkan. Sebagai lulusan mahasiswa seni peran di Dongguk university membuatnya pintar dalam berakting.

Unnie berhentilah membodohi Rosé yang otaknya semanis para princess di Disney ini” Lisa menutup majalahnya dan menatap tajam kearah Jisoo.

“Rosé-ah sepertinya kita harus meracuni otak princessmu itu dengan sedikit cairan evil wick dan mencuci otak jail Jisoo unnie” Jennie berjalan kearah Jisoo dan Rosé. Dia merebahkan tubuhnya ditengah-tengah kedua manusia yang berbeda 180 derajad hingga menyebabkan pir kasurnya memantul dengan lembut.

    Jisoo mendesis mendengar ucapan Jennie sedangkan Rosé hanya menatap Jennie dengan mengedip-ngedipkan matanya dengan imut hingga membuat Jennie tak tahan melihatnya dan menutup muka Rosé dengan bantal. Rosé membalas memukul Jennie dengan bantal dan diikuti oleh Jisoo dan Lisa. Mereka berempat adalah sekumpulan manusia yang terkadang tak sadar usia ketika sedang berkumpul.

 “Jendeukkie aku harus pergi terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jendeukkie aku harus pergi terlebih dahulu. Aku akan menemuimu lusa” Jisoo memeluk Jennie sebelum melangkah menuju pintu keluar.

    Saat Jisoo keluar dari apartemen Jennie dia melihat sileut seseorang yang telah menyita perhatiannya semenjak kemarin malam, “Apa dia tinggal disini?” batin Jisoo. Ingin dia mendekat kearah pria yang sedang terlihat sibuk didepan sebuah pintu salah satu apartemen namun dia membatalkan niatannya dan memilih segera meninggalkan tempat yang kini dia pijak. Saat Jisoo memutar badan dan berjalan menuju elevator pria itu memutuskan untuk mengikuti sosok wanita didepannya. Matanya menangkap sosok yang dia ikuti sedang berdiri didepan pintu elevator. Dengan sedikit mempercepat langkahnya, pria bertubuh jakun tersebut berjalan menuju Jisoo. Beruntung kaki panjangnya dapat berguna diwaktu yang tepat. Dia masuk kedalam elevator sebelum pintunya tertutup.

Hai Mi Amor” sapa Sehun kepada Jisoo yang sedang bersandar di dinding elevator. Jisoo membalasnya dengan senyum yang ringan seperti tanpa minat seolah tak kaget akan kehadiran Sehun meskipun didalam hatinya dia merasa terkejut melihat Sehun berada didepannya. Jadi sosok yang Jisoo lihat tadi memang seorang Oh Sehun.

“Sikapmu sungguh berbeda saat malam dan siang hari Jisoo-ssi” Sehun berdiri disamping Jisoo dengan meletakkan kedua tangannya didepan dada bidangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sikapmu sungguh berbeda saat malam dan siang hari Jisoo-ssi” Sehun berdiri disamping Jisoo dengan meletakkan kedua tangannya didepan dada bidangnya. Jisoo tak dapat menyangkal akan pesona seorang Oh Sehun. Hanya dengan melihatnya berdiri dengan santai dan otot tubuhnya yang seakan menegang dibalik kaosnya sudah membuat Jisoo basah.

“Memang saat malam aku seperti apa? Kau hanya belum mengenalku Sehun-ssi” balas Jisoo yang masih menampakkan ketenangannya meskipun jauh didalam tubuhnya dia merasakan keresahan akan visual tubuh atletis Sehun yang menggoda indra penglihatannya.

    Dengan gerakan cepat Sehun mengunci tubuh Jisoo diantara kedua lengannya. Membelai ceruk leher Jisoo dengan jarinya dan meniup ceruk leher Jisoo dengan lembut hingga membuat Jisoo seperti hampir merasakan ledakan orgasmenya hanya dengan sentuhan kecil yang diberikan Sehun. “Apa yang kau rasakan saat ini Mi Amor?” ucap Sehun diceruk leher Jisoo dengan sesekali menggoda Jisoo dengan ciuman lembut di sweet spot Jisoo.

*Ting*

    Bunyi elevator terdengar nyaring menandakan kalau mereka telah sampai di lantai tujuan mereka. Sehun menjauh dari tubuh Jisoo. Dia dapat melihat tatapan memohon dari Jisoo. “Kau tahukan bagaimana rasanya ditelantarkan dengan genangan hasrat yang membanjiri dirimu? Itulah yang kau lakukan padaku semalam”

    Ucapan Sehun seakan menarik kesadaran Jisoo kembali. Jisoo menatap Sehun dengan tatapan kesal. “Sialan kau Oh Sehun” gumaman umpatan keluar dari mulut Jisoo dan itu membuat Sehun tertawa puas.

“Sampai ketemu lain waktu Mi Amor” Sehun berjalan keluar dari elevator meninggalkan Jisoo yang masih berdiri menegang didalam elevator

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sampai ketemu lain waktu Mi Amor” Sehun berjalan keluar dari elevator meninggalkan Jisoo yang masih berdiri menegang didalam elevator. Umpatan terus keluar dari mulutnya. Dia tak menyangka kalau Sehun bukanlah orang yang mudah untuk ditaklukan. Dia sangat pandai dalam mempermainkan perasaan seseorang dengan kata-kata dan tindakannya.

**********************************
What do you feel after read this chapter?
Do you still enjoy my story?

Xoxo,
NERDYWEIRD0

꽃길 Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang