APOLOGIZE

4.2K 379 22
                                    

      Jisoo kembali ke apartemennya dengan diantar oleh Sehun. Dia ingin mengganti pakainnya dengan pakaian yang lebih nyaman sebelum berangkat menuju gedung agensinya. Jisoo menghentikan langkahnya saat melihat sosok pria tampan berdiri didepan pintu apartemennya. Sehun merengkuh tubuh Jisoo secara posesif seakan menunjukkan atas kepimilikannya terhadap Jisoo.

“Apa yang kau lakukan disini Lee Taeyong?” Sehun tak menutupi ketidaksukaannya terhadap pria yang kini bersandar di pintu apartemen Jisoo. Taeyong hanya tersenyum miring mendengar pertanyaan Sehun. Dia tak berharap akan bertemu Sehun saat ini karena dirinya hanya menginginkan bertemu dengan Jisoo.

“Ini tasmu”

   Taeyong menyerahkan tas berwarna hitam milik Jisoo kepada wanita yang masih bersikap diam didalam rengkuhan Sehun. Jisoo menautkan alisnya heran saat Taeyong membawa tas miliknya. Setahu Jisoo dia meninggalkannya di dalam private room yang Lisa pesan. Sedangkan Sehun memicingkan matanya curiga kepada Taeyong dan Jisoo secara bergantian.

“Kau meninggalkannya di club semalam” Taeyong mengambil jedah ketika melihat rahang Sehun mengeras. Dia sedikit menikmati pemandangan didepannya. Sebuah smirk terpahat dibibir indah milik Taeyong.

“Aku bertemu dengan temanmu disini dan dia menitipkan ini kepadaku. Dia bilang namanya Lisa”. Ingin sekali Taeyong tertawa saat melihat Sehun menggeram kesal karena merasa telah dipermainkan olehnya. Jisoo mengulurkan tangannya untuk mengambil tas hitam miliknya dari tangan Taeyong namun tangan kekar Sehun terlebih dahulu mengambil tas itu.

“Kita perlu bicara” nada suara Taeyong berubah menjadi serius dengan tatapan yang langsung mengarah ke manik mata Jisoo mengabaikan protes yang keluar dari mulut Sehun.

    Jisoo merasa bingung haruskah dirinya memenuhi permintaan Taeyong atau mengabaikan permintaan pria itu. Disisi lain Sehun mempererat rengkuhan ditubuhnya seolah tak mengijinkan dirinya untuk mengikuti permintaan Taeyong. Namun menghindari Taeyong bukanlah hal yang seharusnya dia lakukan. Setidaknya dia harus berbicara dengan pria itu.

“Masuklah. Aku tak akan lama”. Jisoo melepaskan lengan Sehun yang melingkar ditubuhnya. Dia menatap kearah Sehun dengan tatapan memohon. Dengan berat Sehun melangkahkan kakinya kedalam apartemen Jisoo. Bahunya menabrak bahu Taeyong saat melewati pria itu. “waktumu hanya 5 menit” ucap Sehun pelan saat melewati tubuh tegap Taeyong.

“Aku ingin meminta maaf atas sikapku semalam. Aku benar-benar tak bisa menahan diriku untuk memilikimu. Aku berpikir kau juga memiliki perasaan yang sama denganku. Mengingat perhatianmu selama ini kepadaku”.

      Dari nada bicara Taeyong, Jisoo dapat menilai kalau pria dihadapannya ini benar-benar merasa bersalah terlebih melihat penampilan Taeyong yang tak serapi biasanya dan matanya terlihat lelah seolah dia terjaga semalaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Dari nada bicara Taeyong, Jisoo dapat menilai kalau pria dihadapannya ini benar-benar merasa bersalah terlebih melihat penampilan Taeyong yang tak serapi biasanya dan matanya terlihat lelah seolah dia terjaga semalaman.

      Dari nada bicara Taeyong, Jisoo dapat menilai kalau pria dihadapannya ini benar-benar merasa bersalah terlebih melihat penampilan Taeyong yang tak serapi biasanya dan matanya terlihat lelah seolah dia terjaga semalaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku tak akan marah dan kecewa akan perasaanmu terhadapku. Aku akan menghargai itu namun sikapmu yang seperti semalam benar-benar melukai kepercayaanku kepadamu. Mari kita tak melihat satu sama lain lagi”. Tubuh Taeyong menegang saat mendengar ucapan Jisoo. Dirinya mengutuk keegoisannya yang telah melukai perasaan Jisoo. Jika saja Taeyong mengetahui akan berakhir seperti ini dia tak akan menuruti egonya. Namun disisi lain dia juga tak menyesali perbuatannya, paling tidak dia tidak menjadi pecundang yang hanya bisa memendam perasaannya.

“Tak bisakah kau memaafkanku dan memulai dari awal? Paling tidak kau bisa menganggapku orang asing namun jangan pernah menghindariku”.

   Jujur Jisoo tak tahan melihat kesedihan yang jelas terpancar di wajah tampan Taeyong. Selama Jisoo mengenal pria itu baru kali ini dia melihat kesedihan yang terasa mendalam di raut wajah Taeyong. Selama ini pria itu selalu bersikap dingin seolah membangun tembok es untuk menutupi semua kesedihannya. Dan saat ini tembok es tersebut seolah mencair dan memperlihatkan kesedihan dibalik wajah dinginnya.

   Disisi lain Sehun sedang berdiri dibalik pintu apartemen Jisoo untuk menguping pembicaraan antara Jisoo dan Taeyong. Dia sangat penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan. Sehun menempelkan telinganya di daun pintu apartemen Jisoo namun dia tak dapat mendengar apapun. Sehun menggeram kesal karena tidak berhasil mendengarkan pembicaraan Jisoo dan Taeyong.

“Apa yang kau lakukan disini?”

   Suara Jisoo membuat Sehun sedikit gugup. Bagaimanapun Sehun tak menginginkan Jisoo mengetahui kalau dirinya sedang mencoba menguping pembicaraannya. Sehun berdehem mencoba mengatur nafasnya agar tetap tenang. Sehun memainkan rambutnya dan  menampakkan raut wajah yang datar sebelum Sehun meninggalkan Jisoo begitu saja. Sedangkan Jisoo menatap heran sikap aneh Sehun.

 Sedangkan Jisoo menatap heran sikap aneh Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Weirdo

**************************
Duhh ntahlah aku nulis apa di part ini. Berasa random
But i hope you still enjoy this story

Xoxo,
NERDYWEIRD0

꽃길 Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang