FLOWER ROAD

3.8K 395 34
                                    

      Mungkin sudah sebulan Sehun dalam keadaan komanya. Dan sudah selama itu pula Jisoo menjaga dan merawat Sehun tanpa lelah. Orang tua Sehun bersyukur dengan adanya Jisoo disisi anak mereka. Seperti biasa Jisoo selalu mengajak Sehun berbicara meskipun dia tahu tak akan ada respon dari pria tampan yang kini sedang berbaring lemah. Luka dan memar diwajahnya sudah menghilang namun keadaannya masih saja sama.

Sudah berapa lama kau tertidur? Tak inginkah kau bangun? Bangunlah dan tatap aku disini. Jika kau tak tahu bagaimana untuk bangun, hanya ikuti jalan setapak yang dipenuhi oleh bunga maka kau akan menemukanku yang selalu menunggumu untuk kembali membuka mata indahmu. Aku mencintaimu Oh Sehun”.

   Jisoo mengecup punggung tangan Sehun dengan air mata yang mulai mengaburkan pandangannya. Tanpa Jisoo sadari Taeyong berdiri dibalik pintu ruangan Sehun dan meneteskan air matanya. Taeyong mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam ruangan. Dia memilih untuk melangkah pergi dari sana.

   Jisoo berharap akan ada keajaiban seperti drama yang selama ini dia tonton. Pemain utama pria akan sadar dari komanya ketika pemain wanita menceritakan kisah menyentuh dan menangis dihadapan tubuh koma sang pemain pria. Tetapi realita kehidupan tak semanis kehidupan drama. Dia sudah menceritakan banyak kisah, menangis setiap harinya dan berdoa kepada Tuhan tapi Sehun tak juga sadar dari komanya.

   Hari menjelang malam ketika orang tua Sehun datang. Jisoo berdiri dan membungkukan badannya untuk memberi hormat. Jisoo dapat merasakan kecemasan dan kesedihan orang tua Sehun meskipun dari luar mereka terlihat tegar.

“Kau terlihat lelah sayang. Istirahatlah kami akan menjaga Sehun malam ini” ucap nyonya Oh kepada Jisoo yang masih menggenggam tangan Sehun. Jisoo menggeleng namun orang tua Sehun memaksanya untuk beristirahat. Tanpa pilihan lain Jisoo menganggukkan kepalanya meskipun dia enggan untuk beranjak meninggalkan Sehun saat ini. Jisoo melepas genggamannya namun sebuah gerakan kecil dia rasakan saat jari-jari Sehun bergerak pelan.

Omonim! Se-Sehun. Jarinya bergerak!”  teriak Jisoo tanpa menghilangkan rasa bahagia di wajahnya. Tuan Oh memencet tombol di dekat kasur Sehun untuk memanggil dokter. Tak lama kemudian Sehun mulai membuka matanya perlahan sebelum akhirnya seorang dokter datang dan memeriksa keadaan Sehun bersama seorang perawat.

“Selamat dia telah melewati masa komanya. Biarkan dia menyesuaikan keadaannya terlebih dahulu jangan terlalu dipaksa atau akan memperburuk keadaannya”.

   Jisoo dan kedua orang tua Sehun mengelilingi tubuh lemah Sehun. Mereka semua menatap penuh harap keapada Sehun. Sehun tersenyum melihat orang-orang yang dia sayangi berada disampingnya saat dirinya membuka mata. Air mata mulai merembes dari pelupuk mata Jisoo dan ibu Sehun saat melihat senyum Sehun yang terukir di bibir pucatnya.

“Kalian tak berfikir aku akan mati kan? Aku tak akan mati sebelum menikah dengan wanita yang aku cintai” ucap Sehun lemah dengan matanya yang menatap kearah Jisoo membuat kedua orang tuanya tertawa geli. Sedangkan Jisoo hanya menyembunyikan wajahnya yang kini telah merona.

Appa dan eomma akan keluar mencari makan. Appa yakin Jisoo juga belum makan semenjak siang” tuan Oh memberi tanda kepada istrinya agar meninggalkan Sehun dan Jisoo berdua.

   Jisoo menghambur kepelukan Sehun begitu orang tua Sehun keluar dari ruangan yang kini terasa sepi. Sehun sedikit meringis saat merasakan tekanan didadanya. Jisoo segera melepas pelukannya. Jisoo lupa kalau Sehun masih harus menjalani perawatan untuk tulang rusuknya yang patah akibat kecelakaan yang dia alami. “Gwenchana? Apa aku panggilkan dokter?” kepanikan sedang melanda Jisoo ketika Sehun masih memegang dadanya.

“Aku tak apa-apa Mi Amor”.

“Aku minta maaf atas semuanya. Andai saja aku tak mementingkan egoku k-kau-”

   Sehun memotong ucapan Jisoo dengan memberi isyarat jari telunjuknya yang dia letakkan di bibir Jisoo. Sehun menghapus air mata yang berada dipipi Jisoo. Membelai pipi Jisoo dengan lembut. Sehun sangat merindukan wanita yang berada dihadapannya saat ini. Ingin sekali dia membawa tubuh Jisoo kedalam pelukannya dan tak melepaskan wanita cantik tersebut dari pelukannya.

“Kau tak perlu meminta maaf Mi Amor. Seharusnya aku tak menjadi pecundang yang takut mengungkapkan perasaanku. Aku tak pandai dalam mengungkapkan sesuatu baik dengan ucapan atau tindakan tetapi percayalah aku sangat mencintaimu”.

   Jisoo tak dapat mengucapkan apapun. Rasa bahagia yang dia rasakan membuatnya tak bisa mengucapkan apapun selain air mata bahagianya yang mengalir dari ujung matanya. Jisoo membelai lembut pipi dan rambut Sehun sebelum dia menggenggam tangan Sehun dan menciumnya seolah menyalurkan perasaannya melalui ciuman lembut ditangan Sehun.

****************************
Special for you!! My lovely readers!!

Xoxo,
NERDYWEIRD0

꽃길 Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang