BITSH

4.3K 399 65
                                    

      Sudah hampir dua minggu Sehun bangun dari koma yang dia alami. Selama itu juga dia mendapat perawatan intensif dari dokter untuk penyembuhan beberapa luka dalam yang dia alami saat kecelakaan. Keadaan Sehun juga mulai sangat membaik. Kini Sehun sudah bisa beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan keluar ruangannya. Dan menurut dokter jika tak ada keluhan yang Sehun alami selama beberapa hari kedepan, Sehun sudah  dapat meninggalkan rumah sakit.

“Bukankah aku pernah mengatakan kepadamu jika pria arogan ini akan bertahan” sindir Taeyong dengan nada bercanda. Hubungan Taeyong dan keluarga Sehun semakin membaik seiring berjalannya waktu. Dia sudah berusaha untuk memaafkan keluarga Sehun dan memulai hidupnya tanpa ada rasa dendam yang membuatnya sesak selama ini.

   Jisoo tertawa mendengar ucapan Taeyong dan melihat raut kesal yang tercetak diwajah Sehun. Perhatian Sehun teralihkan kepada wanita paruh baya yang berdiri dibelakang Taeyong dan Jisoo. “Apa itu ibumu Mi Amor?” tanya Sehun. Jisoo menganggukkan kepalanya dengan membawa tubuh ibunya agar berdiri disampingnya.

“Saya minta maaf karena tak langsung mengenali anda. Saya Sehun calon suami Jisoo, eomonim”. Sehun dengan percaya diri memperkenalkan dirinya meskipun dia merasa tak enak karena tak mengenali ibu Jisoo. Ibu Jisoo memang terlihat sangat berbeda dari terkahir dia menjenguknya dengan Jisoo. Kini ibu Jisoo terlihat lebih cantik dan berisi dari sebelumnya. Setelah menjalani terapi bersama Taeyong selama beberapa bulan kini kondisi kejiwaan ibu Jisoo sudah membaik.

“Ck..memang siapa yang bilang kau calon suamiku” desis Jisoo saat mendengar ucapan Sehun. Sehun membulatkan matanya kearah Jisoo yang kini menjulurkan lidahnya mengejek.

“Bibi mari kita berjalan-jalan menikmati malam yang indah di sungai Han. Aku mulai bosan berada disini bersama merpati yang sedang bertengkar”.

   Sontak saja ucapan Taeyong membuat Jisoo dan Sehun menatap tajam kearahnya. Dengan cuek Taeyong membimbing ibu Jisoo untuk pergi dari ruangan meninggalkan Jisoo dan Sehun yang masih menatap kearahnya.

“Jadi kau tak mau menikah denganku?” suara Sehun mirip sekali dengan seorang anak kecil yang sedang merajuk.

“Memang kapan kau melamarku?” balas Jisoo tak kalah keras kepalanya dengan Sehun.

“Tadi saat ibumu disini. Apa kau tak tahu saat itu aku sedang melamarmu dengan mangatakan aku adalah calon suamimu didepan eomonim?”

What?! Apa itu yang kau sebut melamar? Apa kau tak pernah menonton drama di televisi saat seorang pria melamar kekasihnya dia akan membawa sebuket bunga mawar merah dikelilingi hiasan lilin dan cincin berlian yang indah? Kau sungguh tak masuk akal”

   Sehun beranjak dari ranjangnya dan membuka nakas disamping ranjangnya. Jisoo yang saat ini sedang sangat kesal tak menghiraukan Sehun. Dia lebih memilih untuk menatap jalanan yang terlihat indah dari jendela ruangan yang saat ini dia pijak.

“Apa ini yang kau mau?”

   Jisoo membalikkan badannya tanpa ada rasa curiga jika Sehun akan memberinya kejutan yang tak pernah dia bayangkan. Mulutnya terbuka cukup lebar dengan mata yang membulat sempurna.

Will you marry me, Mi Amor?” ucap Sehun dengan membawa beberapa tangkai bunga yang dia ambil dari vas yang ada di ruangannya dan kotak beludru berwarna navy dengan cincin berlian didalamnya yang dibawa oleh ibunya setelah dirinya sadar dari komanya.

Yes! I will. Dan maukah kau menjadi ayah dari anakku?”

   Sehun tak dapat menahan rasa terkejutnya. Dia tak mengetahui jika Jisoo tengah mengandung buah cinta mereka. Sehun memasangkan cincin berlian kejari manis Jisoo dan menarik wanita cantik tersebut kedalam pelukannya.

꽃길 Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang