Sudah hampir sejam lamanya Kiara hanya berkeliling sambil kedua matanya mengawasi kinerja para pelayan kafe. Setelah mengganti baju di rumah tadi, ia langsung kembali ke kafe untuk menggantikan posisi Kak Bima yg memang harus kembali ke kantornya.
Entah mengapa sepertinya hari ini merupakan hari kesialan bagi Kiara setelah satu hari di bandara setahun yg lalu. Setelah insiden diomelin abis-abisan oleh Kak Bima, sore harinya ketika ia ingin berangkat kesini, ban mobilnya kempes bersamaan dengan motor sportnya yg tengah bersantai di bengkel. Jadi mau tidak mau ia harus berangkat dengan menggunakan taxi. Sialnya lagi saat tengah di perjalanan, taxi yg ditumpanginya mendadak mogok sehingga mengharuskannya berjalan kaki. Meski memang jarak tempuh ke Kafe tidak terlalu jauh dari tempat mogok itu, tapi tetap saja Kiara malas berjalan. Apalagi kalau harus berjalan seorang diri di tengah keramaian kota Jakarta yg tengah membeludak saat sore hari. Pasti ribuan debu beserta kawan-kawannya akan menempel di sekujur tubuhnya. Namun sepertinya kesialan seorang Kiara tidak hanya sampai di situ saja. Ketika ia sudah dekat dengan kafenya, sebuah mobil sport melaju dengan kecepatan cukup kencang di sisinya sehingga membuat genangan air yg tadi dihindarinya terciprat dengan manis ke bajunya. Kiara yg saat itu sedang kesal langsung sibuk memaki-maki si pengendara yg justru semakin kencang melajukan mobilnya meninggalkan Kiara.
Untung saja saat sampai di kafe, Kak Bima sudah pergi ke kantor sehingga Kiara bisa terbebas dari semua omelannya karena telat datang juga karena bajunya kotor seperti habis berkubang di lumpur. Tanpa menunggu lagi Kiara langsung masuk melewati pintu samping yg mengarah langsung ke dapur kafe. Ia tidak mungkin masuk melewati pintu depan dengan baju seperti ini kan?
Setelah melakukan penjelasan singkat, Kiara bergegas ke ruangan kakaknya lalu masuk ke kamar mandi pribadi disana untuk mandi dan mengganti baju. Padahal ia sudah mandi dan belum sampai satu jam, Kiara harus kembali mandi lagi! Ck.
Tapi semua kesialan ini berawal dari mas Trisno si wong deso itu! Coba aja kalo Mas Trisno tadi soang enggak mengajaknya ngobrol, pasti sekarang enggak akan begini jadinya. Ia enggak akan sial dan enggak akan disuruh deket-deket sama manusia es itu, Calvin. Bayangin aja, dua orang yg selalu berantem kalo ketemu harus disuruh deket-deketan. Yakali harus deket-deket sama manusia es yg mukanya enggak pernah menampilkan lebih dari dua ekspresi selain datar dan dingin itu. Menyeramkan dibandingkan dengan film horror Thailand!
Oh iya, pada belom tau ya kenapa Kak Bima bisa kenal Calvin? Oke deh kita cerita sedikit meski males sih dibahasnya. Jadi setelah insiden di bandara setahun lalu, Kiara masuk ke sekolah yg menjadi sekolah Kakaknya dulu. Sialnya saat ia masuk ke sekolah itu, Kiara bertemu dengan Calvin dan kelas mereka bersebelahan. Sejak saat itu keduanya tidak pernah akur bahkan sampai saat mereka berada di kelas 12 ini. Yg bikin semuanya tambah rumit, ternyata Kak Bima udah kenal Calvin dari lama karena Calvin itu anak sahabatnya Mama. Maka dari itu Kak Bima sangat mengangung-agungkan si manusia es itu. Bilang dia baik lah, sopan lah, keren lah, yah semuanya deh semau dia. Itu emang karena Calvin selalu baik kalo di depan Kak Bima. Kalo sama Kiara? Beh, gak pernah ada baiknya! Berkspresi aja gak bisa, gimana mau baik coba? Ckck. Sialnya lagi Kak Bima suka banget mengundang si manusia es itu buat music life di kafe setiap malem minggu. Jadi kebayang kan gimana rasanya ketemu musuh bebuyutan selama itu? Enggak di sekolah, enggak di kafe ketemu juga. Kenapa gak sekalian aja satu rumah biar puas ributnya?
Dan sekarang Kak Bima menambah rasa frustasi Kiara dengan mengatakan ia akan membuat Kiara dekat dengan Calvin bagaimana pun caranya. Oh come on brotha! Kenapa gak sekalian aja paketin Kiara terus kirim balik ke Jerman? Mendingan kena omel Mama Papa disana deh daripada harus deket-deket sama mahluk kekurangan eskpresi macam dia. Ish!
Emang sih ini bukan pertama kalinya bagi seorang Kiara menjalani sebuah hukuman hanya karena berantem. Sudah hampir setiap minggu selama setahun belakangan ini ia selalu mendapat hukuman dari Kak Bima. Mulai dari enggak boleh main selama dua minggu, motor sport dan mobil sportnya disita, disuruh jadi pelayan kafe selama sebulan, hingga hukuman yg mengharuskannya memakai bodyguard selama tiga bulan. Namun tetap saja semua itu tidak ada yg membuatnya jera. Dan sekarang yg terakhir ia disuruh dekat-dekat dengan si manusia es itu. Ini mah bukan hukuman tapi kutukan! Gimana coba bisa tahan di samping itu orang yg wajahnya dingin plus datarnya minta ampun seperti mayat hidup. Benar-benar tidak bisa dibayangkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always Been You
Teen FictionKita ketemu tanpa sepotong rasa yg berarti. Sama-sama tidak peduli pada masing-masing hati. Hingga semua terjadi dan membuat aku tidak bisa memungkiri bahwa aku telah jatuh hati. Padamu yg (mungkin) takkan bisa terganti...