KRINGGG!!
Gadis itu mengerang perlahan di tempat tidurnya saat mendengar alarm kamarnya berbunyi nyaring. Dari jendela kamarnya bisa dilihat bahwa sang mentari belum juga menampakkan sinar.hangatnya karena waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi. Ia membalikkan badannya kemudian menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut hingga ke kepala. Mencoba kembali tidur dengan meredam suara berisik itu.
KRINGGGGG!!
Alarm itu semakin nyaring berbunyi untuk memenuhi seisi kamar itu. Seakan-akan tidak ingin menyerah untuk membangunkan majikannya yg sedang tidur di sebelahnya.
"Oke-oke gue bangun!"
Dengan cepat Kiara membuka selimutnya lalu langsung duduk. Ia mengambil jam weker itu kemudian mematikannya. Ia menghela nafas sejenak lalu terlarut dalam ritual rutin yg selalu dibuatnya saat ia bangun tidur.
Setelah selesai melakukan ritualnya, Kiara mengecek I-phonenya dan melihat ada beberapa BBM disana. Ia melihat nama-nama yg tertera disana dan menemukan nama Dina, juga Reza sepupunya yg dikirim semalam. Keduanya membicarakan hal yg sama. Tentang jogging hari ini.
Adinda Dina Putria : Heh, jgn lupa ya besok jam stngh 6. Awas ngaret!
Reza Alfian Divone : Besok ikut jogging kan lo? Kalo ikut gue mw ksh sesuatu bwt lo.
Setelah mengetik balasan sesuai dengan yg dibicarakan, Kiara bangkit dari kasurnya lalu bergegas menuju kamar mandi. Ia mencuci muka kemudian menyikat giginya. Tak lama ia mengganti bajunya dengan kaos dan celana pendek berbahan lembut yg pas untuk jogging lalu langsung keluar dari kamarnya.
*****
"Jadi, gimana ceritanya semalem? Kok lo bisa pulang bareng Calvin?"
Dina berlari-lari kecil di sebelah Kiara yg juga sama-sama berlari. Sudah hampir setengah jam lamanya mereka berkeliling taman yg terletak di kompleks perumahan mereka. Taman ini biasanya selalu ramai saat weekend seperti ini.
Bibir Kiara langsung berubah manyun saat mengingat kejadian semalam. "Itu tuh kerjaannya Kak Bima, Din. Dia nyuruh Calvin jemput gue di kafe. Gila kan?"
Kepala Dina menggeleng-geleng tidak percaya. "Gokil kakak lo! Kayaknya dia bener-bener pengen buat lo deket deh sama Calvin."
"Kayaknya sih gitu. Ah, udahlah biarin aja. Toh gak bakal berhasil." Kiara menggumam dengan cueknya. "Eh istirahat dulu disini."
Kiara duduk di atas rumput hijau di salah satu sisi taman. Ia meneguk air dari botol minum yg dibawanya sejenak sambil menghirup segarnya udara di sekitar taman. Ia menatap sekelilingnya yg cukup ramai. Pandangan matanya tertarik pada sekumpulan anak yg tengah duduk melingkar sambil bernyanyi-nyanyi bersama seorang cowok yg mengenakan topi biru. Cowok itu tengah memetik gitar sambil mengajak kumpulan anak-anak itu bernyanyi-nyanyi riang sementara para orang tua mereka sibuk berolahraga di sekitarnya. Entah mengapa bibir Kiara tersenyum melihatnya. Ternyata di zaman sekarang ini masih ada juga orang yg peduli pada hal kecil seperti itu.
"Kayaknya emang lo berdua tuh jodoh deh," gumam Dina pelan, namun masih bisa terdengar oleh Kiara.
Kiara yg sedang asik memperhatikan kerumunan orang itu langsung menoleh. Kedua alisnya saling bertautan. "Jodoh? Yakali, din. Enggak lah! Ngaco aja," ujar Kiara cepat. Ia membayangkan hal yg diucapkan Dina itu lalu bergidik ngeri.
"Ya siapa tau kan. Secara gitu dia cuma begitu sama lo." Dina meneguk lagi airnya.
"Begitu gimana maksudnya?" tanya Kiara bingung.
Dina hanya mengedikkan bahunya sejenak. "Ya, lo doang yg tau. Biar aja lo sadar sendiri," kata Dina penuh rahasia sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always Been You
Teen FictionKita ketemu tanpa sepotong rasa yg berarti. Sama-sama tidak peduli pada masing-masing hati. Hingga semua terjadi dan membuat aku tidak bisa memungkiri bahwa aku telah jatuh hati. Padamu yg (mungkin) takkan bisa terganti...