"Gila aja tuh anak, masa mau liburan aja harus ada couple segala sih?!"
Dengan wajah yang sedikit ditekuk Kiara marah-marah sepanjang jalan menuju ke rumahnya. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dengan kesal. Jelas saja kesal. Habis sepupunya yang satu itu suka aneh-aneh. Masa liburan aja pake segala harus ada couple? Emangnya mau ngadain acara cari jodoh apa pake segala ada couple segala. Bikin bete aja.
"Udah napa, ra. Lo gak cape apa dari sekolah sampe sekarang masih ngomel terus," komentar Calvin dengan nada datarnya yang biasa.
Ia melirik gadis yang berada di sebelahnya disela-sela kegiatan mengemudinya. Wajah gadisnya yang kini tengah ditekuk itu membuatnya ingin sekali tertawa karena lucu. Namun hal itu masih mati-matian ditahannya.
"Tapi kelakuannya kali ini aneh, cal. Rese!" Kiara lagi-lagi memanyunkan bibirnya ke depan. Ia meremas sebelah tangannya dengan gemas. "Lagian bego aja udah tau gue gak punya pacar masih juga ngadain begituan," tambahnya lagi.
Calvin menghela nafas panjang. "Gue juga gak punya pacar kali."
Kiara mendelik Calvin yg sepertinya sedikit tersinggung dengan perkataannya soal pacar. "Sory deh, cal. Gue bawel ya daritadi?" tanya Kiara sambil menatap Calvin. Bahkan kini ia merubah posisi duduknya agar menghadap kearah cowok itu.
"Akhirnya sadar juga," seru Calvin jahil sambil berpura-pura menghela nafas lega yg langsung dibalas dengan cubitan Kiara di lengan kirinya.
"Sakit, ra!" seru Calvin tiba-tiba. Ia menoleh kearah Kiara dengan wajah datarnya. "Bolong tangan gue kalo lo nyubitnya kayak gitu terus."
"Biarin!" cetus Kiara ketus sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Lo rese juga abisnya!"
Kiara mengalihkan kembali pandangannya kearah jalan lalu terdiam. Ia masih bingung bagaimana caranya agar bisa ikut liburan bersama Reza karena jelas sampai sekarang ia tidak punya pacar. Sebenarnya ia lebih memilih untuk tidak ikut namun Reza memaksanya dengan berbagai macam alasan yg membuatnya jengah setengah mati. Dan akhirnya daripada ia harus mendengarkan ocehan Reza yg lebih bawel dibanding ibu-ibu arisan, Kiara pun menyetujui hal itu.
Mobil yg dikendarai Calvin melambat lalu berhenti tepat di depan rumah Kiara. Ia menarik rem tangannya kemudian menoleh kearah Kiara yg tengah terdiam. Dahi gadis itu berkerut seperti memikirkan sesuatu yg rumit. Namun Calvin tidak tau jelas apa yg dipikirkannya.
"Ra!" sentak Calvin jahil sambil menepuk bahu Kiara cukup keras.
"Siapa yg mau jadi pacar dadakan gue coba?!" racau Kiara tidak jelas yg langsung membuat Calvin melongo.
Beberapa detik mereka terdiam sambil saling pandang kemudian terdengarlah suara tawa yg lumayan keras. Calvin tertawa. Suara tawanya begitu keras dan begitu lugas. Terlihat begitu bahagia dan geli. Bahkan wajahnya yg putih pun sampai memerah
Kiara berdecak kesal sambil berusaha menutupi raut malu di kedua pipinya. Malu lah diketawain Calvin. "Terus... Ketawain aja terus. Iseng aja terus," kata Kiara tajam sambil mendelik Calvin yg tertawa dengan puas di sampingnya.
Bukannya berhenti Calvin justru menambah gelak tawanya. Bahkan cowok itu sampai memegang perutnya yg sudah terasa sakit. Hal itu membuat Kiara gemas.
"Tau ah!" gerutu Kiara kesal. "Udeh ah gue masuk aja daripada diketawain terus."
Tanpa menunggu persetujuan dari yg punya mobil, Kiara turun lalu langsung bergegas kearah pagar rumahnya. Sebelum pagar itu benar-benar menutup ia mendengar teriakan Calvin dari dalam mobil.
"Apa?" tanya Kiara masih dengan nada sebal karena cowok itu terus menertawakannya.
"Soal liburannya Reza, gimana kalo lo pasangan sama gue aja?" tanya Calvin sambil tersenyum. Sebelah tangannya menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Always Been You
Teen FictionKita ketemu tanpa sepotong rasa yg berarti. Sama-sama tidak peduli pada masing-masing hati. Hingga semua terjadi dan membuat aku tidak bisa memungkiri bahwa aku telah jatuh hati. Padamu yg (mungkin) takkan bisa terganti...