#Problem 14

124 4 0
                                    

Pulang sekolah merupakan saat yg paling ditunggu oleh anak-anak sekolah. Begitu juga dengan Kiara. Kali ini ia hanya duduk sambil menopang dagu. Matanya memperhatikan seorang guru yg mengajar namun pikirannya melalang buana kemana-mana. Entah kenapa semenjak istirahat tadi ia tidak mood belajar. Otaknya selalu saja dipenuhi bayang-bayang tentang kebencian Calvin. Cowok itu sepertinya benar-benar marah padanya karena perkataannya tempo hari. Terbukti dari raut wajahnya yg seperti itu. Dingin dan datar. Memang ia tau wajah Calvin memang tercipta bak patung lilin yg datarnya setengah mati. Tapi seperti yg ia bilang tadi, dingin dan diamnya Calvin kali ini beda. Seperti benar-benar terluka dan tersakiti. Apa selama ini Calvin punya pacar? Lalu mereka putus karena waktu itu Kiara membuat Calvin marah besar padanya yg akhirnya dilampiaskan ke cewek itu. Tapi apa benar seperti itu?

"Baik anak-anak sampai disini dulu pertemuan kita. Jangan lupa minggu depan kita ada pelajaran tambahan untuk persiapan ujian nasional. Selamat siang," Ibu Rita yg super duper montok itu membalikkan badannya lalu pergi meninggalkan kelas setelah beberapa kali mengedip manja pada beberapa murid cowok yg bersiul kearahnya. Dasar perawan tua!

Semua murid yg ada di kelas langsung membereskan peralatan sekolah mereka lalu langsung berjalan keluar kelas. Begitu pun dengan Kiara. Hari ini moodnya sedang tidak begitu baik jadi lebih baik ia langsung pulang saja daripada berurusan sama preman pasar yg kemarin sempat dibogemnya karena berani colak-colek sembarangan.

Baru saja satu langkah menginjak koridor di depan kelasnya, sudah ada dua cowok yg menyerbu kearahnya. Keduanya berlari dengan wajah menyeringai yg seperti ingin menerkam Kiara. Sontak Kiara refleks mengeluarkan jurusnya untuk membela diri.

"Adaowwww!!" pekik kedua cowok itu berbarengan saat Kiara mengunci kedua tangan mereka di balik badan.

Ia sengaja menekan tangannya kuat-kuat agar kedua cowok itu tidak berani berbuat macam-macam padanya. Gila aja kan di lingkungan sekolah, mereka berani macam-macam? Tapi tunggu dulu deh. Kayaknya Kiara belum pernah melihat wajah mereka berdua sebelumnya. Seragam mereka berdua pun berbeda-beda, dan bukan berasal dari sekolahnya. Tapi kok diijinkan masuk seenaknya kesini kan penjagaan di pintu pagar depan ketat banget. Jangan-jangan mereka penjahat lagi.

"Astaga, Kiara! Lo ngapain mereka?"

Baru saja Kiara ingin menanyakan nama mereka dan apa tujuan mereka kesini, suara Reza sudah terdengar di telinganya. Sebelum ia selesai mengerjapkan matanya, Reza datang dan langsung melepaskan tangannya dari kedua cowok itu.

"Za, kok dilepas sih? Mereka kan anak luar kalo macem-macem disini gimana?" seru Kiara dengan sedikit panik. Ia bergerak mendekati mereka berdua namun mereka langsung menjauh. Sial! Pasti mereka sudah mengetahui gelagatnya.

Reza menggeleng-geleng. "Lo tuh baru sembuh, tahan dulu sifat premannya," omel Reza pada Kiara.

"Tapi kan za--"

"Tau Kiara. Orang gak salah apa-apa maen pelintir-pelintir aja tangannya. Sakit nih tangan gue," protes seorang cowok dengan wajah Indo dengan seragam yg bertuliskan SMA Galapagos.

Cowok kedua yg berada si sebelahnya mengangguk-angguk. "Tau nih! Badan gue juga sakit jadinya," tambah cowok itu. Kiara menatap logo sekolah di seragamnya yg bertuliskan SMA Andromeda.

Tapi tunggu dulu, kenapa ini cowok bisa kenal dengannya? Kiara mengernyitkan dahinya bingung. Ia mengamati wajah kedua cowok itu yg mungkin saja terselip di berkas-berkas yg ada di otaknya. Namun sayangnya tidak ada. Perasaan juga ia memang tidak pernah punya teman sekolah maupun teman latihan yg berasal dari SMA Galapagos sama SMA Andromeda. Terus kenapa mereka bisa tau namanya? Dan mereka berdua bisa dengan mudahnya masuk kesini. Padahal kan pintu pagar utama dijaga dengan sangat ketat. Terus mereka berdua siapa?

It's Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang