Bab Lima belas

156 29 11
                                    

Tiffany baru saja keluar dari kamar kecil dan hendak kembali keruang pesta ketika tangannya ditarik oleh seseorang. Dia hendak berteriak namun di hentikannya ketika menyadari siapa yang sedang menariknya. Karena tidak ingin membuat kehebohan, taehyung bergegas sambil menarik tangan tiffany menghampiri salah satu pintu kaca di dekatnya dan mendapati dirinya berada ditaman kecil yang sepi dan disinari bulan.

Taehyung memperlambat jalannya ketika sampai di belokan yang gelap. Tidak ada seorang pun disana, hanya mereka berdua.

"ada apa?" Tanya tiffany setelah taehyung melepaskan genggaman tangannya.

Bukannya menjawab, taehyung malah mendaratkan kedua lututnya di depan tiffany sambil menunduk dalam, "mianhe"

"untuk apa? Berdirilah. Kita bisa bicarakan masalahmu dengan baik-baik." Ucap tiffany sambil membantu taehyung berdiri.

"mian" ucapanya lagi "ayahku...adalah pembunuh,noona. Dia membunuh orang tua sehun hyung. Aku...aku..aku merasa bersalah" ucapnya sambil menatap tiffany yang terkejut.

Tiffany yang terkejut semakin dibuat terkejut dengan adanya rekaman suara ayah taehyung yang mengatakan untuk membunuh anak dari oh jaehyun yang tak lain ialah oh sehun. Ini keadaan yang berbahaya namun dia tidak boleh panic. Baik taehyung maupun sehun dalam keadaan berbahaya, walaupun dalam artian berbahaya yang berbeda. Jika sehun berbahaya karna nyawa taruhannya, maka taehyung berbahaya dibagian psikolog-nya. Dia begitu memercayai ayahnya dan dia harus menelan pahit kenyataan bahwa ayahnya adalah tersangka utama dari kasus yang ditangani-nya. Itu menyakitkan pastinya.

"apa itu benar?" Tanya sehun yang berjalan kea rah mereka.

"oh, astaga. Kenapa dia berada disini? Apa dia mendengarnya? Semuanya?" tiffany berusaha tenang saat ini. Dia tidak boleh ceroboh disaat seperti ini.

"apa itu benar? Taehyung? Noona? Jawab. Apa itu benar? Fakta bahwa ayah dia adalah pembunuh dari kedua orang tuaku?" Tanya sehun yang kini menghadap tiffany, mencari jawaban di matanya, dan tiffany tidak bisa membohongi sehun dari mataya, sehingga kedua kalinya dia melihat juniornya di bidang pengacara tersungkur setelah di tinju oleh pria bernama sehun.

"sehun....noona mohon. Tenang." Ucap tiffany yang kini memeluk sehun untuk meredamkan amarahnya "kumohon" ucapnya lagi

"lepas...lepas...dia pantas mati. Begitu juga ayahnya. Mereka pantas mati." teriak sehun yang berusaha melepaskan pelukan tiffany.

"sehun..noona mohon. Kita bisa bicarakan ini baik-baik. Ku mohon." Ucap tiffany lagi yang masih memeluk sehun.

"baik-baik? Noona membelanya? Dia..dia anak dari pembunuh orang tuaku. Noona membelanya? Kau begitu menyukainya?" ucap sehun yang langsung membuat tiffany melepaskan pelukan mereka

"apa maksudmu?"

"KAU MENYUKAI JUNIOR MU ITU. AKU MENGETAHUINYA. DAN SAAT INI KAU MEMBELANYA." Bentak sehun.

"hyung..aku tidak...."

"diam. Disini kau tidak berhak mengucapkan satu kata pun. Jadi diam sebelum kau mati ditanganku malam ini" ucap sehun dingin

."kau sungguh seperti ini? Kau menuduhku membelanya?" ucap tiffany tidak percaya.

"iya...bukankah memang seperti itu?" ucap sehun yang berbalik pergi.

"kau..kau tidak tahu apapun tentang ku? Jadi kau tidak berhak mengucapkan bahwa aku membelanya. Aku..aku..tidak membela siapapun disini" ucap tiffany terduduk dan terisak.

"noona...kau tak apa? bangunlah. Lantai ini kotor." Ucap taehyung yang membantu tiffany berdiri.

"sehun..apa tidak bisa kita bicarakan ini dengan baik-baik? Aku mohon" ucap tiffany yang masih teriasak.

"kau sangat ingin membelanya bukan?, kurasa itu tidak perlu. Aku akan mencari tahu sendiri orang yang bernama kim jaehyung itu sendiri" ucap sehun yang kini sudah pergi berjalan melewati taman yang sepi.

"noona? Aku tak apa-apa. Hapus air matamu. Kenapa noona terlihat cantik walau sedang menangis seperti ini?" ucapnya yang membuat keadaan sedikit membaik. "aku tak masalah. Kau tidak perlu memohon lagi. Aku akan menghadapinya. Hyung...sudah pantas memukulku. Noona tak perlu menahannya, ini antara pria dengan pria, jadi wanita tidak dipebolehkan memasuki kawasan itu, apa noona paham?" ucap taehyung lagi yang kini menatap tiffany yang juga menatapnya.

"aku akan memahami itu. Tapi kenapa terasa menyakitkan disaat dia menuduhku ku seperti tadi? Aku merasakan sakit di hatiku. Sehingga membuatku menangis seperti tadi." Ucapnya yang kini terisak lagi.

"sudah, aku mengetahuinya. Noona menyukai hyung? " ucapnya yang kini memeluk tiffany untuk menenangkannya.

"aku belum mengetahuinya." Jawabnya di dalam pelukan taehyung

"baiklah. Aku akan mengantarmu masuk kedalam. Kurasa temanmu sedang mencarimu. Ini sudah waktunya pulang." Ucap taehyung yang kini sedikit menarik tangan tiffany agar mengikuti langkahnya.

"baiklah"

****

"tiffany? Kau dari mana saja? kami sudah mencarimu kemana-mana" ucap sunny yang menghampiri tiffany berjalan kearah mereka.

"aku bosan. Aku sedikit mencari angin di luar tadi." Ucapnya bohong

"sehun tadi mencarimu. Ku rasa ada yang ingin di ucapkannya" ucap yoona yang melihat gelagat aneh dari sikap tiffany. "apa unnie bertemu dengannya?" Tanya nya lagi''

"tidak. Aku tidak bertemu dengannya." Ucap tiffany bohong

"baiklah. Karena tiffany sudah disini, sekarang kita akan pulang. Acara juga sudah ditutup." Ucap taeyeon

"baiklah..tapi di mana sehun?" Tanya jeesica yang tidak merasakan kehadiran sehun.

"nona sunny" panggil seorang yang merupakan supir pribadi keluarga lee

"ya? Ada apa ?"

" saya yang akan mengemudi untuk pulangnya nona sampai kerumah" uccap supir itu dengan patuh.

" sehun dimana?" Tanya sunny lagi

" tuan muda sehun ikut bersama tuan lee dan nyonya lee"

"ikut? Bersama ayah? Ada apa?"

"maaf, saya tidak mengetahuinya"

"baiklah, sekarang kita pulang"

"baik nona"

Sesampainya dirumah, yoona yang sudah tidak tahan dengan rasa penasarannya akhirnya menahan tiffany yang ingin memasuki kamarnya.

"apa ada masalah? Antara unnie dengan sehun" tanyanya.

"tidak untuk malam ini yoona" jawab tiffany lemah.

"aku menunggunya unnie" ucap yoona lagi

"baiklah" ucap tiffany yang kini sudah memasuki kamarnya dan menutup pintunya

"ada apa ini?" pikirnya yang masih menatap pintu kamar taeny.

Sorry [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang