Bab Empat

212 31 2
                                    

TAMBAHAN  PART KARENA UDAH LAMA NGGAK UPDATE...

Brakk..

Ckitt....

"hah..hah....sial..mimpi buruk lagi" mata sehun dibuka denga paksa oleh mimpi buruk tentang kecelakaan yang menyebabkan kematian orangtuanya. Sehun, dia yang menjadi saksi mata sekaligus korban yang juga mengalami kecelakaan itu bersama orang tuanya, seharusnya dia juga mengalami kematian saat itu juga. Tapi, malaikat yang tak bersayap itu lebih mengizinkan nyawanya yang pergi daripada melihat anak semata wayang nya meregang nyawa dihadapannya.

Sehun turun dari ranjang nya setelah mendengar protes dari cacingnya yang membutuhkan makanan. Dia keluar dari kamarnya. Melihat sekeliling yang sepertinya tidak ada orang. Ah..pantas sudah jam dua belas malam.

"lagi apa?"

"ah...ya ampun.." ucap sehun terkejut. "yoona noona? Baru pulang?" Tanya nya yang melihat yoona masih memakai seragam kepolisiannya dengan pangkat sebagai wakil kepala kepolisian di Negara tempat tinggalnya sekarang.

"seperti itulah, banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan. Dan kau? Lagi apa?" Tanya nya lagi.

"aku terbangun. Karena lapar. Aku belum makan malam tadi." Ucap sehun sambil berjalan kearah dapur. "noona sudah makan?" Tanya sehun yang sudah siap dengan makanan di depannya.

"sudah tapi sepertinya untuk menemani mu makan tidak masalah, benar kan?"

"benar. Kemarilah. aku butuh teman untuk makan." Ucap sehun

Sepuluh menit kemudian mereka sudah siap dengan makanan nya masing-masing, tanpa adanya percakapan, makan malam yang telat itu terasa cepat dirasa oleh keduanya.

"baiklah, aku akan kekamar dan tidur. Dan kau sehun, jangan terlalu larut untuk tidur. Besok kita akan membicarakan apa yang perlu kita bahas, hakim oh." Ucap yoona sambil berjalan ke arah kamarnya.

"noona? Apa yang kau maksud?" Tanya sehun " jangan bilang kau sudah...."

"sudah kubilang kita akan membicarakannya besok. Jadi stop dengan apa yang akan kau bicarakan hakim oh. Besok kita akan membicarakannya. malam pak hakim" Jawab yoona yang sudah menutup pintu kamarnya.

"besok? Baiklah. Sudah saatnya aku ikut ke dalam pertarungan." Gumam sehun.

****

"datang sekarang ke café ...." Yoona noona.

Cukup setengah jam sehun menempuh dari rumah ke café yang disarankan oleh noona-nya. Café klasik yang cocok bagi kehidupan seorang wakil kepala kepolisian seperti seorang yoona.

Bunyi bel pintu membuat dua orang itu menghentikan pembicaraannya dan melihat siapa yang masuk. Itu dia. Yoona melambaikan tangannya agar sehun bisa melihat dirinya yang memang sedikit menjauh dari keramaian.

Tunggu dulu. Yoona noona sepertinya tak pernah bilang akan ada orang lain juga yang akan ikut dalam pembicaraan rahasia itu. Tapi lihatlah,, dia membawa seorang wanita yang sepertinya lebih tua lima tahun dari umurnya.

"kau sudah datang?" Tanya yoona basa-basi.

"seperti yang noona lihat. Aku disini." Ucap sehun cuek. " dan juga, dia siapa? Noona tidak pernah memberi tahu tentang dia." Tanya sehun

"dia tiffany hwang. dia adalah pengacara untuk kasus ini. Aku yakin kau akan membutuhkannya. Bukankah kalian sudah.."

"yoona.." ucap tiffany sambil menggenggam tangan yoona "biarkan saja, nanti juga dia kan tahu" bisik tiffany.

Sorry [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang