BAB DELAPANBELAS

220 31 11
                                    

Sehun berdiri termangu, menatap kosong tiffany yang tergeletak tak berdaya didalam ruangan. Apa maksud semua ini? Ia melihat beberapa kabel dipasang ditubuh wanita itu. Seberapa parah?.

Langkahnya terasa berat ketika ia mendekati sisi ranjang. Wajah tiffany yang terlelap damai. Matanya yang terpejam, sedikit membengkak namun terlihat damai. Seolah tiffany tidur. Hatinya terasa sakit melebihi sakitnya saat malam itu. Andai waktu bisa terulang, andai...

Dia sudah menjumpai noona-nya yang lain diluar tadi. Dan sedikit mendapat tamparan keras dari taeyeon. "jika dia kenapa-kenapa. Hanya kau yang bisa disalahkan atas semua ini" ucapnya dengan keras.

Wanita yang biasa ceria dan terlihat cantik dengan senyumannya kini hanya terdiam di posisi tidurnya "noona" panggil sehun.

"tiffany"

"tiffany hwang, bangunlah. Kau berjanji untuk membantuku menangani kasus kedua orang tuaku. Tapi kenapa noona tertidur disini? Bangunlah. Bantu aku" ucapnya dengan sedikit terisak.

Sakit. Biasanya wanita itu selalu menjawab perkataannya, kini dia hanya terdiam...

Brakk..

"BRENGSEK!!!...sampai kapan kau membuat tiffany noona seperti ini" ucap taehyung yang berjalan mendekati sehun dengan amarahnya

Bugh..

"sudah sepantasnya kau mendapatkan ini" ucapnya ketika pukulannya tepat sasaran mengenai sudut bibir sehun. "karena kau..karena hyung. Kenapa dulu, hyung begitu kekanakan. Jika kau ingin menangkap ayahku, aku tidak akan menghalanginya. Namun kau sampai membuat tiffany noona seperti ini. Tiffany noona..noona bahkan tidak makan untuk mencari bukti-bukti mengenai kasus orang tuamu. Dan kau tetap pergi hyung, dia menunggumu hyung..DIA MENUNGGUMU...bugh..

"hentikan adikmu baekhyun" ucap yoona yang melihat sehun hanya diam dipukuli oleh taehyung.

Sehun yang mendengar itu memilih berjalan keluar melewati noona-nya yang menatapnya dengan kasihan. Menurut mereka, ini tidak sepenuhnya salah, namun tiffany juga. Tidak seharusnya tiffany tidak menjaga kesehatannya untuk kasus itu. Manusia juga butuh asupan gizi, bukan? Dan penyakit itu...penyakit itu muncul karena kehiduan tiffany yang kurang teratur.

"sadarkan dirimu. Sikapmu ini hanya semakin memperkeruh keadaan" teriak baekhyun " sadarkan dirimu" bentak baekhyun lagi, yang membuat taehyung terdiam. "ini rumah sakit, tidak seharusnya kau menggangu ketenangan tiffany, kita pulang sekarang" ucap baekhyun dingin dan berjalan duluan yang diikuti taehyung yang berjalan tertunduk

****

Kim tae woo berlutut diatas meja yang berada ditengah sebuah ruangan. Dia tampak rusuh dengan pakaiannya yang penuh darah, dengan wajah yang babak-belur juga. Dihadapan pria itu terhampar lipatan kain berwarna putih dengan sebuah pisau dan sepucuk senjata api diatasnya.

Selain tae woo, didalam ruangan tersebut juga berkumpul beberapa bodyguard dengan pemukul yang telah dilapisi dengan darah kim tae woo. Mereka berdiri mengelilingi tae woo.

"kau yakin ia melakukan itu? Anakku?" ucap kim jae hyung yang berdiri dari duduknya yang menghampiiri kim tae woo. Mendengar bahwa anaknya sendiri telah mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya dan telah mengkhianatinya membuatnya murka dan lelaki itu yang kena imbasnya.

"ya" jawab tae woo dengan bibir bergetar menahan sakit. Matanya menatap tajam ke depan.

"kau tau apa yang seharusnya kau lakukan bukan?" Tanya jae hyung yang memunggungi tae woo. "jika kau tahu, lakukanlah. Siapapun dia. Habiskan mereka sebelum mereka menghabisimu."

Tae woo membungkuk memberikan hormat, lalu berjalan tertatih dibantu dengan bodyguard yang memapahnya keluar.

"bantu dia untuk menyiapkan semuanya. Dia harus berhasil kali ini" ucap kim jae hyung dengan salah satu pemimpin bodyguard yang berada didalam ruangan itu.

" ya, saya mengerti" ucapnya yang segera keluar dan mulai menghubungi anak buahnya.

****

Sehun sedang duduk di pinggir sungai sambil menikmati secangkir kopi hangat ketika baekhyun sampai ditempat itu. Baekhyun langsung duduk dikursi yang ada di depan temannya, dan langsung memesan secangkir coffee hangat.

"kau belum juga mau menemuinya? Sudah seminggu sejak dia sadar, dan dua minggu sejak terakhir kau menjenguknya. Kau tidak ingin bertemu dengannya? Kau masih merasa bersalah?" kata baekhyun tanpa basa-basi. Sudah dua minggu sejak tiffany dirawat dan seminggu kemudian dia sadar namun temannya yang berada didepannya tetap tidak mau menemuinya secara langsung. Jika ia menemuinya, pasti secara diam-diam atau disaat tengah malam disaat semua orang sedang terlelap, maka dia akan berani menemui tiffany.

"tentu. Namun belum saatnya." Balas sehun.

"sampai kapan? Sampai kalian bertemu dirumah secara tidak sengaja? Jangan bertingkah seperti kau tidak merindukannya atau kau sangat merasa menyesal atas kejadian yang menimpanya" ucap baekhyun mengingatkan.

"aku akan menemuinya dalam waktu dekat. Jangan khawatir. Saat ini aku belum siap." Sahut sehun.

'dan soal tae hyung..."

"aku ingin bertemu dengannya. Aku rasa aku bisa memanfaatkan untuk menemukan bukti kematian orang tuaku. Maaf jika aku harus melakukan ini kepada ayahmu. Aku harap kau mengerti" tandas sehun.

Baekhyun hanya tersenyum tipis. Dia juga mengetahui hukum. Dan perbuatan ayahnya adalah hal paling buruk. Lebih buruknya adalah dia membunuh orang tua sahabatnya. Dengan mengggunakan taehyung dia bisa membantu sahabatnya demi ketenangan orangtua nya.

Dan dari yang dia dengar dari yoona, tiffany juga seperti itu. Dia berpindah dari satu tempat ketempat lainnya, mencari informasi mengenai seseorang bernama Kim jae hyung. Baekhyun tahu ini bukan tugas yang mudah, namun janji saat diberikan jabatan sebagai hakim, itu akan terus diingatnya, dan dia tidak akan menyerah samai keadilan sudah berdiri tegak didepan matanya, walaupun ayahanya harus dikorbankan.

****

Rumah sakit shin hae, seoul

Bunyi nyaring dari sepatu yang bergerak secara beriringan menggema di seluruh penjuru rumah sakit. Rumah sakit yang luas ini memiliki suasana yang nyaman bagi pasien yang dirawat. Kamar VIP 01. Ruang tiffany dirawat. Seorang itu melihat tiffany sedang membaca sebuah buku dan terlihat bosan dari pintu yang memiliki kaca tembus pandang.

Dia membuka pintu perlahan dan tiffany belum menyadarinya sampai dia menutup kembali pintunya yang menimbukan bunyi "klik".

"siapa?" Tanya tiffany sedikit terkejut.

"noona. Lama tidak berjumpa" ucap seseorang itu dengan senyuman tulus diwajahnya.

"sehun-a?" panggil tiffany dengan bibir bergetar menahan tangis karena rindu yang tiba-tiba menekan jantungnya begitu kuat.

"noona kenapa? Apa ada yang sakit?: Tanya sehun yang melihat tiffany menahan tangisnya. Dia mendekatinya dan memegang pundak tiffany "apa ada yang sakit?" Tanya sehun khawatir yang melihat tiffany yang kini sudah menangis.

Tiffany hanya menggeleng kuat. Sehun yang tidak mengerti hanya bergerak memluk tiffany dan disambut dengan balasan dari tiffany yang memeluknya dengan erat.

"maaf. Seharusnya aku melihat noona lebih cepat" sesal sehun. "maaf noona. Aku begitu kekanakan. Seharusnya kita bekerja sama, namun kita mengerjakan beban tugas ini dengan kesendirian sehingga membuat noona seperti ini" ucap sehun dengan tiffany yang berada dipelukannya, tiffany hanya menggeleng di pelukan sehun.

"aku merindukanmu" ucap tiffany dalam keheningan. Sehun yang medengar itu menempatkan dagunya di pundak tiffany. "aku juga, merindukanmu. Sangat"


Sorry [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang