Bab Tujuh

154 28 6
                                    


Bayangan dirinya samar-samar memenuhi kaca jendela di tempat dia berdiri sekarang. Di lihatnya langit yang semakin cerah yang tadinya mendung. Melihat jauh tanpa benar-benar memandang sesuatu. Setengah jam yang lalu sejak pulangnya taeyon dan dua orang lainnya pulang. Matanya terpejam sebentar dan terbuka lagi. Otaknya sedang tidak focus kepada kasus kematian orang tuanya. Bayangan-bayangan dirinya yang jelas di otaknya seakan adegan slow motion yang memenuhi ruang pikirannya.

Bayangan wanita itu ketika sedang menatap dan tersenyum kepadanya semakin memenuhi ruang pikirannya. Tak mengerti dengan pikirannya dia lebih memilih duduk di depan meja yang penuh dengan berkas kasus.

Sehun memilih melihat barang bukti yang tertinggal saat penyelidikan beberapa tahun lalu. Kancing baju yang berlumuran darah dan foto darah yang memiliki bekas pijakan jejak seseorang, bisa jadi pemilik dari jejak ini adalah pelaku yang telah membuat kecelakaan itu. Ia ingat ada seseorang yang berdiri di depan ayahnya saat kecelakaan itu, tapi siapa? Ia tak bisa melihat dengan jelas wajah orang itu, keadaan saat itu tengah malam, sepulang dari pesta perayaan ayahnya. Siapa..siapa..siapa...argh.., itu membuatnya frustasi.

Kerutan di kening sehun semakin dalam saat ia pulang, sementara ia menatap junior tiffany noona sudah duduk tenang di meja makan, dan yang semakin ia tidak bisa menahan amarahnya saat ini ialah, bocah itu duduk di tempat duduk yang biasa tempati saat makan, dan tepat disebelah kananya adalah bangku tiffany. Sigh...

"pergi. Ini tempat duduk ku." Ucap sehun datar.

"kau bisa mencari tempat duduk lain" kata taehyung enteng.

"bersikap sopanlah sebagai tamu..."

" dan tamu adalah raja, kau tahu bukan?"

"cari tempat duduk lain atau kau tidak bisa duduk lagi selama kau hidup, bocah kecil" kata sehun menahan amarah.

" wow.. calm down hyung..baiklah..aku akan makan di sebelah sana saja" ucap taehyung mengalah.

"bagus jika sadar diri" ucap sehun sembari duduk di tempat duduknya. "ada apa?" Tanya nya saat melihat semua pasang mata melihat ke dirinya.

Yang di Tanya malah geleng-geleng kepala. Menarik. Sehun ternyata bisa marah.

****

"ini pertama kalinya aku melihat dia marah seperti tadi. Di kepribadian sehun yang tenang, ternyata dia memiliki emosi juga" kata yuri dengan nada senang ketika ia melihat perdebatan sehun VS taehyung tadi. "dan itu Cuma gara-gara bangku? Wow.." lanjutnya lagi excited.

" berterima kasihlah pada junior tiffany itu." Gumam taeyeon sambil tersenyum.

" berterima kasih? Ah.. karena membuat sehun marah? Hahaha.. ada – ada saja" ucap hyo yang ikut bergabung di ruang tamu.

Taeyeon mengabaikan perbincangan hyo dan yuri, dan tersenyum melihat sehun yang masih menunduk di meja makan. Memilih mencoba untuk tenang karena sudah marah di awal makan malam mereka. Di temani dengan yoona yang juga terdiam melihat tingkah aneh sehun hari ini. Ini kejadian langka. Sudah berapa lama mereka tinggal, tetapi baru kali ini ia melihat ekspresi marah seorang sehun dan walaupun marahnya sehun tidak seperti khalayak umumnya. Hanya dengan wajah datar yang merah dan nada pelan yang mengancam, bukankah itu lebih mengerikan daripada marah dengan berteriak-teriak tidak jelas? Ia dengan yakin jika seperti itu saja sudah membuatnya mengerikan, apalagi sehun marah seperti khalayak umum? Ah.. yoona tak bisa membayangkannya....pasti sangat mengerikan.

"ada apa dengan mu hari ini?" Tanya yoona pelan.

"tidak ada" jawab sehun singkat.

" kau berjanji akan menceritakan apapun tentang dirimu dari semalam. Jadi, tidak ada yang di tutupi lagi sekarang. Aku tunggu di halaman belakang. Jika kau tak datang, akan ku pastikan bahwa aku mengetahui rahasiamu itu."

"...."

"menyebalkan" gumam yoona yang berjalan ke halaman belakang.

****

" aku akan pulang sekarang.." ucap taehyung pamit.

"kau pulang sekarang? Baiklah" kata tiffany.

"terima kasih untuk makanan nya. Noona bisa kita bicara sebentar?.. di depan tentu nya.?"

" tentu" kata tiffany tersenyum, mencoba mengabaikan suara berisik di belakangnya.

................

"noona. Aku ingin membicarakan kematian orang tua sehun hyung. Masalah bukti yang waktu itu tertinggal di TKP, aku akan melihatnya di kantor kepolisian ganganam. Akan ku beri tahu jika aku sudah mendapatkan daftarnya. "

"baiklah. Terima kasih untuk itu. Ternyata kau terlihat keren jika menangani kasus seperti ini."

"benarkah? Aku sudah biasa mendengar pujian seperti itu." Ucap nya sambil membusungkan dada.

"tapi sifat menyebalkan mu sepertinya tak pernah hilang. Hahaha" ledek tiffany.

"sehun-a....yak..sehun..kau dimana?" teriak yoona.di dalam rumah "benar- benar menyebalkan, hyuni... apa kau tau sehun lagi dimana?" Tanya nya.

"tadi dia berjalan ke arah pintu utama" kata seohyun

"baiklah. Terima kasih."

"sehun..kau..dasar..apa yang kau lakukan di balik jendela itu?" Tanya yoona sambil berjalan mendekati sehun.

"tidak ada" jawabnya sambil berbalik arah menuju kamarnya.

"apa yang di...ah...aku mengerti sekarang. Ckck..dasar. melihat yang begitu saja sudah down. Dikiranya dia masih anak remaja yang baru mengenal cinta. Dasar" gumam yoona yang melihat taehyung dan tiffany saling tertawa di taman.

'cemburu"

"tidak"

"jealous"

"..."

"marah"

"tidak"

"jadi apa? Cemburu tidak, jelous tidak, marah juga tidak. Kau suka sama tiffany unni kan?" Tanya yonna to the point.

"..."

"jawab atau aku bilang ke mereka bahwa seorang sehun sedang cemburu terhadap taehyung."

"...."

"benar-benar" kata yoona sambil berjalan kearah pintu masuk halaman belakang.

"aku tak tahu. Apa aku cemburu atau apapun istilahnya itu. Aku tak tahu." Ucap sehun yang membuat yoona berhenti. " jika memang itu yang kurasa, aku tak ingin sesuatu itu terus berkembang. Dengan dia mau membantu untuk kasus kematian orang tua ku saja,, itu lebih dari cukup bagi ku. Dan aku sadar diri akan hal ini." Ucap sehun sambil berjalan memasuki rumah.

" tapi.."

"ah... dan juga, noona apa kau tak tahu?" Tanya sehun yang kini menghadap kearah yoona.

"apa?"

"jelous dan cemburu adalah kata yang sama tetapi berbeda bahasa" ucap sehun datar. " dan....aku lebih tertarik dengan nilai bahasa inggris mu dulu waktu sekolah." ucap sehun sambil memasuki rumah menuju kamarnya.

"sehun....kau..ish...benar-benar menyebalkan." Teriak yoona sambil menghentak-hentakkan kaki nya dilantai, terlihat imut.

Maafkan saya jika terlalu lama untuk update. saya tidak akan membuat alasan. hmm...terima kasih karena telah membaca cerita saya yang semakin lama makin tidak jelas. baik pembaca yang memberi vote atau tidak, saya ucapkan terima kasih. :) 

Sorry [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang