Bab Dua Puluh dua

171 27 13
                                    

Semua terasa hening. Kematian tidak ada yang tahu. Dua tembakan itu merusak tatanan aturan hidupnya di bumi. Seandainya aku lebih baik terhadapnya...seandainya aku lebih baik terhadapnya...

"dengan ini pengadilan memutuskan hukuman mati bagi terdakwa kim jae hyung" ucap hakim baekhyun yang mengumumkan putusan akhir dari sidang hari ini. "dan kim tae woo sebagai kaki tangan dari kim jae hyung, sesuai dengan pasal pembunuhan dan kesepakatan pengadilan, terdakwa diputuskan akan dipenjara seumur hidup. hari ini kita akhiri sidang ini, selamat siang" ucap baekhyun yang keluar dengan hakim yang lain.

"kau tidak menjawab ponselmu selama seminggu ini. Syukurlah aku sudah bisa menemukanmu sekarang" ucap baekhyun yang menghampiri sehun yang masih duduk di dalam ruang pengadilan.

"kenapa semua terasa sia-sia?" seharusnya kita bisa merayakan kemenangan ini bersama dengannya" ucap sehun tertunduk. "seharusnya.."

Flashback...

Suara dua kali tembakan pistol. Tapi aneh! Sehun tidak merasakan perubahan pada dirinya. Dia membuka matanya. Tidak! Pasti dia ssalah lihat. Kim taehyung?! Kenapa dia berada di sini?

"hyung...ukh..sakit" ucap taehyung lemah. Tubuhnya mulai roboh sehingga sehun menahannya dengan cara memeluknya. Namun dia merasakan cairan di tubuh bagian belakang taehyung. Darah!

"jika aku berakhir disini. kau bisa menggunakan jantung ini untuk tiffany noona. Jika jantung ku sesuai dengannya, maka jangan bilang bahwa jantung yang berada ditubuhnya adalah jantungku" ucap taehyung yang semakin tersengal.

"apa yang kau pikirkan. Kita kerumah sakit sekarang. Bukankah waktu itu kau sudah berjanji merebut tiifany dari ku? Jangan menutup matamu!" ucap sehun yang terisak.

"jaga tiffany noona baik-baik. Jangan sampai kau membuatnya menangis, jika dia sembuh dengan jantung barunya."

"jika itu jantung baru untuknya, aku pastikan itu bukan jantungmu. Maka dari itu tetaplah sadar" ucap sehun yang kini menggendong taehyung di punggungnya.

"aku pergi hyung. Sampaikan salam cintaku kepada noona"

Dengan itu tubuh taehyung diam tak bergerak. Hujan yang tadinya berhenti kini mulai turun seperti kesedihan langit atas kematian kim tae hyung.

"TAEHYUNG...KIM TAEHYUNG..sadarlah..sebentar lagi..sebentar" tak mampu melanjutkan ucapannya sehun menurunkan taehyung dan melihat wajah taehyung untuk sekali lagi.

"KEMBALI..HYUNG BILANG KEMBALI...AHH..KIM TAEHYUNG!!!" teriak sehun memeluk taehyung dengan erat.

Flashback end..

"kau tidak perlu menyesalinya. Takdir yang menuntunnya. Sebisanya aku merelakan kepergiannya. Malam itu adalah malam terakhir kami bertemu. Dan seminggu sudah berlalu. Aku tidak bisa terus merasakan penyesalan di hidupku yang terus berlanjut" ucap baekhyun yang menepuk pundak sehun "saatnya untuk tiffany. Jantung taehyung. Bukankah esok jadwal operasinya? Temanilah ia" ucap baekhyun lagi yang kini mengajak sehun untuk pergi kerumah sakit.

****

Semenjak kematian taehyung, tiffany menghindari sehun. Baru hari ini dia mengizinkan sehun menjumpainya. Mr. hwang menepuk pundak sehun dengan pelan ketika ia dan istrinya keluar dari kamar inap tiffany, meninggalkan sehun bersama tiffany.

Setelah pintu kamar tertutup, sehun mengalihkan pandangan kearah wanita yang setengah berbaring besandarkan bantal-bantal. Sehun tidak tahu harus mengatakan apa. Ketika ia berada di luar ruangan tadi, ia merasa sangat banyak yang ingin diucapkan kepadanya. Tapi setelah bertemu langsung dengan tiffany, ia lupa harus membicarakan apa.

"bagaimana kabarmu"

Suara tiffany yang lirih terdengar jelas didalam kamar yang sunyi itu. Ia melihat tiffany menatapnya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"sekarang sudah lebih baik" jawab sehun sambil berjalan menghampiri ranjang tiffany dan duduk di kursi yang tersedia di sisi kirinya.

Tiffany menelan ludah dengan susah payah, membasahi bibirnya yang pucat dan kering, lalu kembali menatap sehun "jadi, apa yang ingin kau katakan?"

Sehun tidak langsung menjawab. Ia mengamati wajah tiffany dengan saksama, memperhatikan pipinya yang pucat dan cekung. Lingkaran hitam di sekeliling matanya yang masih tajam. Tiffany terlihat rapuh dan itu membuat sehun merasakan nyeri dibagian hatinya.

"untuk pertama kalinya kau menghindariku" gumam sehun "kenapa noona?"

"aku tidak menghindarimu, aku tidak ingin waktumu terbuang dengan menjagaku disini" ucap tiffany.

"waktu siapa yang terbuang? Waktuku?"

Tiffany mengabaikan pertanyaan sehun, "sekarang kau sudah disini, apa yang ingin kau katakan?"

"Tolong jangan menghindariku"

Tiffany menatap sehun sejenak sebelum memalingkan wajahnya kearah lain. Wajah itu sejenak tidak sekeras pertama kali di temui. Sehun mendekat, sebelah tangannya terulur hedak menyentuh tangan tiffany. Namun, tepat sebelum jemari sehun menyentuh kulit tiffany, tiffany menarik tangannya. Ia merasa hatinya tidak akan kuat jika terus seperti ini.

"kalau aku membuatmu marah, maafkan aku" kata sehun. Tiffany menatapnya "aku tidak marah padamu"

"kalau kau tidak mau berbicara kepadaku, tidak apa" ucap sehun. "kalau kau tidak mau aku berbicara padamu, itu juga tidak apa" lanjutnya " tapi tolong, jangan menghindariku. Biarkan aku bersamamu"

Wajah tiffany berkerut samar, bibirna tertutup rapat, namun matanya mulai bekaca-kaca. "mungkin kau tidak membutuhkanku, tapi aku membutuhkanmu"

Setetes air mata tiffany jatuh, namun cepat-cepat dia menghapusnya. Sehun melihatnya.

"apa kau tidak mencintaiku? Katakan padaku. Apakah ada sedikit saja kemungkinan kau mencintaiku?" Tanya sehun lirih. Mendengar itu, air mata tiffany tidak dapat terbendung lagi. Tagan kanannya menutup mulutnya sementara ia memejamkan matanya dan terisak kuat.

Sehun berdiri dan duduk disamping tiffany di ranjang. Tangannya merankul bahu tiffany dan menarik wanita itu kedalam pelukannya. Sehun membiarkan tiffany menangis di dadnya sementara ia menempelkan pipinya ke kepala tiffany dan membisikkan seseuatu yang mungkin bisa menenangkannya.

Tiffany membiarkan itu. Ia hanya takut, operasi itu adalah jalan untuk memisahkan dirinya dengan sehun. Tiffany terlalu takut. Setidaknya jika ia tidak menyetujui, dia bisa bersama sehun lebih lama. Walaupun akhirnya ia terpisah oleh maut. Namun dua bulan sejak dia dinyatakan memiliki penyakit jantung kronis dan bisa disembuhkan hanya dengan mentranpalntasi jantung baru, ia belum membuat kenangan indah selain kecupan ringan di bangsal anak waktu itu.

Seandainya dia bisa lebih lama lagi untuk hidup.

****

"kau sudah mengatakannya?" Tanya taeyeon.

"belum. Aku belum mengatakannya. Aku tidak ingin membebani pikirannya. Aku tidak ingin mempengaruhi dirinya untuk operasinya" ucap sehun.

"lebih baik begini. Biarkan bocah itu menyelamatkan tiffany dengan caranya. Bocah itu, mencintai tiffany dengan caranya. Dan kuakui, dia terlalu naïf" decak taeyeon mengingat taehyung yang sudah tidak bersama mereka.

"noona" panggil sehun. "tolong, sembuhkan dia" lanjutnya lagi.

"tentu sehun, dia sahabatku. Aku akan sangat menyesal jika dia pergi di meja operasiku" ucap taeyeon dengan yakin.

"terima kasih"

Sorry [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang