Bab Tujuh Belas

198 31 2
                                    

Sehun membuka matanya yang berat, lalu mendesah pelan. Ia biarkan waktu berlalu sambil menikmati dirinya yang berbaring di ranjang sebelum mengulurkan tangan ke meja kecil di samping tempat tidurnya dan meraih jam tangannya. jam 08.20. baiklah. Waktunya bangun.

Ia turun dari ranjang dan berjalan kearah pintu kamar tidurnya begitu ia membuka pintunya, aroma kopi yang harum menyapa hidungnya, membuat rasa kantuknya hilang, pergi dari dirinya. Aroma kopi itu membuat perasaanya lebih baik dan sekujur tubuhnya terasa ringan untuk menghadapi hari-harinya yang terasa berat.

Pasti bibinya yang membuat kopi pagi ini, pikir sehun.

Tepat saat itu panggilan untuk dirinya agar sarapan terdengar ditelinganya. Tapi tunggu..kenapa dibawah sangat berisik? Sehun berjalan tanpa suara menyusuri tangga ke ruang makan. Suara bising itu semakin jelas, lebih tepatnya karna obrolan beberapa orang. Tiba di ambang pintu ruang makan, langka sehun terhenti. Perasaan yang tadi menghinggap kini pergi tanpa bekas tergantikan rasa sakit dan kecewa melihat tiffany hwang bersama noona-nya yang lain kini menyiapkan sarapan di pagi ini.

"kenapa kau berdiri disini? Masuklah" ucap paman lee yang melihat sehun yang berdiri di ambang pintu.

"tidak. Aku akan bersiap-siap pergi kurasa aku akan sarapan di.."

"masuk dan duduk dikursimu, oh sehun. Aku tidak menerima penolakan. Dan kau tau itu." Ucap paman lee tegas membuat mereka yang tadinya sibuk dengan kegiatannya berhenti melakukannya. "masuk" ucap paman lee lagi.

"baiklah" ucap sehun yang berjalan menuju kursi disamping pamannya. "selamat pagi" gumam sehun ketika berada dihadapan pamannya.

"kurasa sudah waktunya sarapan. Kemarilah, sunny sudah waktunya" ucap bibi lee yang mulai meletakkan beberapa roti yang telah dipanggang dan juga meletakkan beberapa selai di meja makan. sedangkan yang lain sudah duduk di tempatnya masing-masing, tiffany masih menyiapkan minuman untuk yang lainnya. Ketika dia mau duduk, dia terdiam. Hanya tersisa satu bangku dan itu berada disebelah sehun. Tenangkan pikiranmu tiffany, batinnya.

"tiffany, duduklah. Kita akan memulai sarapan sekarang." Ucap paman lee yang menyadarkan tiffany dari lamunannya.

"ah..ya" ucapnya sambil berjalan ke arah bangku.

" jadi? Bagaimana kelanjutan dari kasus orang tua sehun?" Tanya paman lee yang sudah selesai sarapan.

Hening. Sehun tidak tahu harus menjawab apa. Dia sudah mengetahui pelaku utamanya, namun belum ada bukti bahwa "dia" lah pelaku pembunuhan sebenarnya.

"tidak seharusnya paman membicarakan kasus itu di saat kita sedang sarapan. Kita bisa membahas itu nanti." Ucap sehun tegas.

"baiklah jika itu maumu. Paman tunggu di ruangan. Datang lah selesai sarapan. Aku selesai. Terima kasih makanannya anak-anak" ucap paman sembari pergi keluar dari ruang makan.

"aku juga. Terima kasih atas makanannya" ucap sehun yang tiba-tiba bangkit untuk keluar dari ruang makan.

"apa kau akan menghindarinya lagi?" ucap yoona tiba-tiba yang membuat langkah sehun berhenti tepat di depan pintu. Tidak ada jawaban. Sehun pergi dan menutup pintu. Tidak sadar bahwa ada seorang yang menahan air matanya agar tak terjatuh.

****

"bibi, aku akan pergi sekarang." Ucap sehun sambil berjalan menghampiri bibinya yang berada di dapur.

"baiklah. Hati-hati. Apa kau pulang larut hari ini?" Tanya bibi lee yang melihat tas bag pack yang di letak di kursi ruang tamu.

"sepertinya aku akan tidak pulang selama beberapa hari. Ah...aku pasti akan merindukan masakanmu, bi." Ucap sehun sambil memeluk bibinya yang tersenyum keibuan dan memeluknya dengan kehangatan.

"sempatkanlah makan dan pulang lah dengan selamat. Aku tidak ingin keponakanku yang satu ini tidak makan karena kasus orang tuanya, walau alasan apapun itu." Ucap bibi lee melepas pelukannya, " dan selama kau pergi, apa kau tidak ingin berbaikan dulu dengan tiffany? Maksud bibi..."

" aku pergi, bi. Seharusnya bibi tidak memikirkan itu. Hanya memikirkan resep makanan yang enak untuk pulangnya aku nanti." Ucap sehun sambil tersenyum dan melngkah pergi.

"jadi? Bagaimana? Apa dia masih tidak mau membahas masalahnya terhadap tiffany? Dasar anak-anak. Bukankah mereka sudah dewasa dan memilki pekerjaan, tetapi kita menghadapi masalah perasaan mereka seperti seumuran dengan seorang remaja SMA" ucap paman lee yang keluar dari persembunyiannya.

"jangan seperti itu, kau juga seperti itu dulu. Apa kau tidak mengingatnya? Hahaha..." ucap bibi lee yang meninggalkan paman lee di dapur dengan senyum hangatnya.

****

Dua minggu berlalu, sehun semakin menjauhi tiffany. Dia akan pulang jika memerlukan sesuatu. Dan kembali ke kantornya untuk mengerjakan tugasnya. Rekaman itu sudah berada di genggamannya. Seorang kurir yang mengantarnya. Namun ia yakin kim taehyung, bocah itu yang mengirimnya. Kabar tiffany? Entahlah dia juga tidak pasti kabarnya bagaimana, namun yang pasti rasa rindu itu semakin menguat hingga terkadang membuat dia tidak focus mengerjakan tugasnya. Apakah ini saatnya? Dia kembali dan melihat apa yang dilakukan wanitanya itu?

"baiklah. Aku akan pulang hari ini?" ucapnya.

"serius? Akhirnya. Titip salamku untuk para noona yang cantik di rumah mu." Ucap seseorang lagi.

"tidak akan kim baekhyun. Kau bisa datang sendiri ke rumahku." Ucap sehun yang sedang memakai jas panjangnya. "kau ikut?" tanyanya lagi.

"tentu. Aku malas pulang kerumah. Lebih baik kerumahmu yang dipenuhi dengan wanita cantik" ucapnya sambil tersenyum lebar.

Sehun hanya melihatnya dengan wajah datarnya. Dasar. Kim baekhyun seorang sahabat bagi sehun yang mengira bawa baekhyun hanya kebetulan bekerja ditempatnya bekerja juga. Namun dibalik itu, baekhyun membantu sahabatnya itu untuk menangani kasus kematian orang tua sehun yang disebabakan oleh ayahnya. Karena disaat persidangan nanti, oh sehun tentu tidak bisa yang membuat keputusan untuk hukuman kim jaehyung, ayahnya sendiri.

Satu jam kemudian, mobil sehun memasuki pelataran halaman rumah besar keluarga lee. Dengan sedikit tergesa-gesa dia memasuki rumahnya dan melihat hanya para pembantu yang membersihkan rumahnya.

"tuan muda" panggil seorang pembantu "anda pulang?" ucapnya lagi.

"ya aku pulang. Tapi kemana para noona? Mereka pergi?" Tanya sehun dengan kebingungan, baekhyun yang dibelakangnya juga menunjukkan wajah bingungnya.

"mereka pergi kerumah sakit, tuan. Nona tiffany, pagi tadi pingsan saat berjalan untuk sarapan pagi dan..."

"dan..??" ucap sehun dengan tidak sabaran.

"saya mendengar nona tiffany dirawat karena penyakit..."

"sial. Kita kerumah sakit sekarang." Ucap sehun yang berlari kearah luar. Penyakit? Apa? Kenapa saat dia pulang harus mendapat kabar seperti ini. Seharusnya dia pulang lebih cepat. Seharusnya dia mengikuti kata hatinya untuk menghentikan diamnya ini. Tiffany..kini tiffany nya berada dirumah sakit. Semoga tidak ada kabar lebih buruk dari ini. Semoga.

Sorry [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang