Bab Tiga belas

124 24 16
                                    

"SIAPA KAU SEBENARNYA?"

Bugh...

Suara pukulan dari tangan sehun yang meninju wajah taehyung hingga terjatuh. Sontak membuat tujuh wanita yang melihat kejadian itu berteriak histeris, tapi tidak dengan dua wanita lainnya yang menolong taehyung dan menahan sehun yang sepertinya ingin memukul taehyung lagi.

"berhenti" ucap yoona di depan sehun.

"tidak akan. Dia bajingan. Seharusnya dia mati di tanganku sekarang juga. Dia...dia mengetahui sesuatu noona." Ucap sehun sambil terus melihat dengan tatapan tajamnya.

"kenapa kau begitu kekanakan? Jika ada masalah kau bisa membicarakan baik-baik masalah apapun itu?" ucap tiffany yang membopong taehyung untuk duduk di kursi.

Sehun yang merasa tidak ada yang peduli dengan emosinya, memilih untuk menenangkan diri. Bukan karena dia pecundang atau apapun itu. Hanya saja dia tidak ingin melibatkan Sembilan wanita itu di dalam masalahnya kali ini.

"tinggalkan kami berdua" ucapnya setelah merasa emosinya mereda.

"tidak akan" kata tiffany

"tinggalkan kami berdua" ucapnya lagi dengan menahan emosi.

"noona, aku tidak apa-apa. Lagian, ada yang ingin aku bicarakan bersama sehun hyung" ucap taehyung yang kini menghadap tiffany.

"tapi.."

"kenapa kau begitu khawatir? Aku tidak akan membunuhnya jika dia berkata jujur?" ucap sehun menatap tiffany dingin

"kau? Kau tidak memanggil ku noona? Apa kau tak punya sopan santun?" Tanya tiffany emosi.

"tinggalkan kami berdua sekarang" perintah sehun.

"kami akan pergi dengan perjanjian bahwa kau tak akan menyakitinya" ucap taeyeon menengahi perdebatan sehun dengan tiffany.

"baiklah"

"baiklah. Kembali ke kamar kalian masing-masing. Dan kau tiffany berhenti melihat sehun dengan tatapan mematikanmu itu." Ucap taeyeon sambil menarik tiffany "aku pegang kata-katamu" bisik taeyon saat melewati sehun.

****

Satu jam kemudian..

Suasana di ruang tamu terasa tegang. Setelah kejadian di dapur tadi, kini sehun dan taehyung duduk berhadapan di batasi dengan meja yang di atasnya terdapat buku catatan serta Koran lama itu.

"jelaskan" ucapnya

"aku akan menjelaskan. Tapi tidak hanya dengan hyung, tapi juga semua orang yang mengetahui kasus ini."

"maksudmu?"

"mereka"

"mereka? Siapa?"

"pamanmu, tiffany noona dan yoona noona. Mereka yang mengetahui detail tentang kasus ini. Aku akan juga menjelaskannya kepadamu beserta mereka besok di kantor kepolisian yoona noona. Kita bisa membahas ini disana."

"jelaskan kepada mereka. Aku akan menunggunya. Dan kalau kau ingkar janji dengan mulutmu itu, aku tak akan segan untuk membunuhmu, walau apapun itu resikonya." Ucap sehun "pulanglah." Ucapnya lagi sambil berbalik menuju ruangan olahraga.

****

Pusat kantor kepolisian seoul...

WAKIL KEPALA KEPOLISIAN IM YOONA, meneliti berkas-berkas dihadapannya. Didepannya terdapat empat orang duduk satu perempuan dan tiga laki-laki.

"jadi, bedasarkan bukti-bukti ini kita bisa mencari tahu lebih detail tentang kematian orang tua sehun, apa kau yakin bahwa kasus ini melibatkan ayahmu, kim jae hyung? Benarkan?" tanyanya sambil melihat taehyung yang lebih memilih menunduk dari pada melihat tatapan mematikan sehun.

"aku belum mengetahui dengan pasti. aku tidak terlalu dekat dengan ayahku. Yang aku tahu dia hanya seorang pengusaha sukes tanpa ada cela sedikitpun." Jawab taehyung.

"aku tahu ini memberatkanmu. Tapi kami akan menandai ayahmu sebagai tersangka utama di kasus ini. Jadi kumohon, kuharap kau bisa membantunya dalam menemukan kasus kematian orang tua sehun"

"aku akan membantu apapun yang bisa kulakukan"

"apakah paman bisa?" Tanya sehun tiba-tiba ke pamannya

"ya? Ah.. tentu paman bisa. Ini menyangkut adik dan adik iparku. Aku akan membalas dendam sesuai hukum." Ucapnya.

"baiklah. Kita akhiri sampai disini. Noona mohon kau untuk menyelidiki ayahmu. Kau mengerti kan taehyung?" Tanya yoona

"baiklah."

"tae, aku ikut pulang bersamamu. Yoona tidak bisa mengantarku pulang, daan aku tak mau pulang dengan seseorang yang tak mengenal sopan santun." Ucap tiffany yang kini berjalan mendahului taehyung.

"baiklah noona." Ucapnya " hyung, aku pergi dulu" pamitnya

"kau menyukainya?" ucap paman lee setelah melihat taehyung dan tiffany keluar dari ruangan yoona.

"siapa? Aku? Tiffany? Tentu tidak" ucapnya sambil menutup matanya, merasa lelah.

"mengapa kau tak mengakuinya? Dia itu pamanmu sehun" ucap yoona yang memperhatikan pembicaraan antara paman dan keponakannya

"mengakui apa? Perasaan itu? Aku telah kalah. aku telah membuat dia semakin jauh dari jangkauanku. Bocah itu..bocah itu akan memiliki hatinya" ucap sehun menyenderkan kepalanya di sandaran kursi

"maksudmu?" Tanya paman lee.

"sehun memukul taehyung semalam di saat makan malam. Dan sehun menyebut "kau" terhadap tiffany yang notabene nya adalah noona nya. Dan jelas tiffany marah akan hal itu." Jelas yoona yang melihat kebingungan di wajah paman lee

"itu buruk, anak muda" ucapnya melihat sehun yang tetap pada posisinya.

****

"apa anda ingin menemui wakil im yoona, nona?" Tanya seorang pegawai

"ah..tidak. aku akan pergi sekarang" ucap seseorang itu yang berada di depan pintu wakil kepolisian, im yoona..

"perasaan? Maksudnya apa?"

"tiffany noona, masuk. Apa ada yang ketinggalan?" Tanya taehyung

"tidak. Kajja. Kita pulang" ucap tiffany sambil memasuki mobil taehyung dengan wajah bingungnya.

"sehun memiliki perasaan kepadaku? Tidak mungkin."

****

"kau sudah sampai?"

"...."

"baiklah. Aku akan menjemputmu di bandara. Hubungi aku jika kau sudah bosan berada di bandara."

"hahaha....baiklah. aku mengerti"

Klik...

"siapa?"

"temanku. Dia sudah menyelesaikan sarjananya dan dia sudah mendapatkan sertifikat hakim sepertiku"

"kau mempunyai teman? Siapa namanya? Sepertinya aku harus memberikan penghargaan kepada temanmu karna sanggup berhadapan selama 3 tahun di new York"

"bukankah itu keterlaluan? Namanya kim baekhyun. Aku pergi dulu. Aku harus menjemputnya"

"hahaha...baiklah. Apa kau tak pulang ke rumah malam ini?"

"aku tak tahu. Aku pergi."

"hati-hati"

Sorry [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang