Mohon dukungannya selalu. Beri voment atau hanya vote tanpa komen saja itu sudah menghargai karya saya.
Salam sayang
Mm
*****
Lembur adalah tugas tambahan setelah jam pulang kerja. Hari itu aku dan temanku ada tugas tambahan di mana setiap akhir bulan ada yang namanya "Closingan" (tutup buku). Biasanya aku pulang jam lima sore tapi berhubung sang bos memberi tugas akhirnya aku pulang agak malam.
Seperti biasa di kantor ini hanya ada beberapa orang saja yang masih tinggal. Ketika sedang asyiknya mengetik tugas di komputer kepalaku menoleh ke arah tempat duduk bosku di sebelah kanan. Bosku berada di tempat rekan kerja lainnya. Aku pikir ada bola yang menyangkut di antara kabel komputer di bawah tetapi aku salah. Bola itu ternyata kepala seorang lelaki yang menggelinding tak tentu arah.
Aku perhatikan meski ada rasa takut juga kala itu. Perlahan aku menundukkan kepala untuk melihat apa yang sedang di lakukan oleh kepala tersebut. Aku perhatikan terus kepala itu dan untungnya si kepala itu tak mau melihatku. Aku hanya mendengar suaranya saja saat berkata sesuatu.
"Di mana...?"
Aku tak paham apa yang sedang dicari kepala tersebut. Apa mencari tubuhnya atau mencari sesuatu yang lain? Entahlah aku tidak mau bertanya karena aku takut.
"Apa yang kamu cari Hana?"
Si bosku malah menanyaiku saat aku menundukkan kepalaku di bawah meja. Aku mau jujur ya tidak mungkin. Bosku tipe orang yang tak mudah percaya akan hal seperti itu.
Aku menjawab sambil tersenyum kalau aku mencari pulpen yang jatuh dan untungnya si kepala itu sudah pergi entah ke mana.
Memang kepala itu selalu muncul tak tentu jam. Kadang pagi atau kadang malam dengan kepala yang menggelinding.
Ketika lembur di malam hari penampakan sering terjadi di kantor ini. Aku kadang jadi takut sendiri, tetapi yang namanya pekerjaan tidak bisa ditunda akhir aku memaksakan diri untuk lembur.
"Kalau kamu takut nanti aku temani, Hana."
"Tidak usah. Nanti jemput aku saja."
Dia adalah teman dekatku yang tahu tentang kemampuanku ini dan dia penakut orangnya.
Tempat kantorku berada di lantai dua. Aku bisa mendengar suara langkah kaki kecil yang ada di lantai tiga.
"Tak...tak..."
"Hi...hi..."
Suara langkah anak - anak yang sedang berlarian seperti sedang main kejar - kejaran. Mereka selalu berada di lantai tiga dengan suara tertawa khas anak - anak padahal lantai tiga jika sudah jam lima para karyawan pada pulang dan kosong.
Jadi rasanya akan merinding disko mendengar suara tersebut di mana keadaan sepi kala itu.
"Mbak Hana takut tidak kalau saya tinggal sendirian?"
"Tidak Pak. Sebentar lagi saya selesai."
Rekan kerjaku yang kebetulan rumahnya jauh berpamitan pulang lebih dulu karena bapaknya menunggu bus. Takut tentu saja di lantai dua sendirian meski di lantai satu masih banyak orang.
"Ya sudah saya tinggal. Jika Mbak Hana takut lebih baik panggil ibu (Office Girl) saja."
Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan beliau. Tak masalah buat aku melihat penampakan yang sering muncul tiba - tiba karena aku sudah terbiasa. Asal mereka tidak jahil saja itu sudah lebih dari cukup untuk aku.
Selain suara dari lantai tiga yang sudah kosong. Kadang aku bisa mendengar suara air yang mengalir dari kamar mandi tetapi tidak satupun rekan kerjaku berada di sana. Suara air seperti menyiram atau suara kran air.
"Iya aku tahu kalian di sana. Sebentar lagi aku pulang. Aku masih banyak kerjaan."
Jika aku berbicara seperti itu maka suara air akan berhenti dengan sendirinya. Mungkin aku rasa mereka tak menyukai jika masih ada orang yang kerja di malam hari sehingga mereka terusik oleh keberadaan pekerja. Ya aku maklum karena biasanya mereka akan beraktifitas di malam hari jika sudah tidak ada orang kerja tapi mau tak mau yang namanya seorang pekerja akan ada lembur suatu saat nanti.
"Kamu betah ya kalau lembur? Memangnya tidak takut?"
Aku bukannya betah lembur tapi yang namanya tugas pasti ada yang belum selesai sehingga mengharuskan para pekerja lembur.
"Dengar - dengar di sini ada penampakan wanita yang hilir mudik naik turun tangga. Kamu pernah lihat?"
Siapa yang belum pernah lihat wanita tersebut? Semua hampir pernah melihatnya jika ada pekerja yang pulang malam.
Wanita yang rambutnya sepinggang bukan mbak kunti ya. Entahlah aku tak tahu siapa wanita itu. Aku hanya melihatnya sering naik turun tangga dengan kaki yang tak menginjak lantai. Dia seperti bingung mencari sesuatu yang tak aku tahu. Kadang dia berkeliling di lantai dua dan mengitari semua pekerja. Kadang dia berpindah ke lantai satu. Aku tidak mengerti mau dia apa.
Jam lemburku di mulai pukul lima sore dan pulang pukul tujuh malam. Jadi selama dua jam aku bekerja dengan ditemani mereka yang tak kasat mata. Senangnya aku jika ada yang ikut lembur bersama tetapi jika tidak ada ya harus menyiapkan pikiran.
Ada satu kejadian di mana aku di buat kesal oleh mereka. Pasalnya aku mau pulang setelah jam tujuh malam dan hendak mematikan lampu ruangan. Setelah aku mau melangkah satu pijakan tiba-tiba saja lampu menyala lagi. Saat aku mematikan lagi untuk kedua kalinya dan aku berputar arah si lampu menyala lagi. Aku tahu pasti aku sedang di jahili oleh mereka.
"Jangan bercanda. Aku tidak suka."
Aku agak sedikit marah karena aku di jahili. Aku yang ingin cepat - cepat meninggalkan ruangan itu malah di buat kesal. Aku coba mematikan lagi ruanganku dan akhirnya bisa. Akan tetapi esoknya aku ditegur oleh bapak satpam.
"Mbak, lampunya lupa di matikan ya kemarin?"
Aku mengiyakan saja daripada ada masalah yang berkepanjangan jadi aku berbohong. Jelas - jelas aku yang mematikan lampu tadi malam sebelum pulang tapi kata Pak Satpam lampunya menyala. Terkadang ulah mereka membuat aku kesal.
*****
Ada satu ruangan yang paling aku hindari jika berada di kantor yaitu ruangan UKS. Jadi di tempat aku bekerja ada ruangan UKS dengan dokter dari Puskesmas. Untung aku tidak pernah sakit sampai di bawa kesana.
Ini di alami oleh temanku. Kebetulan aku yang menemaninya mengambil obat. Saat pertama kali masuk aku merasa ada sesuatu yang membuat aku merinding dan keringat dingin. Aku paling tidak suka jika berada di ruangan ini karena bau obat yang menyengat.
"Aduh sakit..."
Aku pikir yang merintih kesakitan adalah temanku saat aku tanyai dia menjawab tidak padahal aku jelas mendengar ada suara rintihan wanita menahan sakit.
"Hiks...hiks..."
Nah ini yang aku tidak suka mendengar suara tangisan yang tak aku tahu dari mana datangnya. Suasana saat itu masih jam makan siang jadi tak mungkin ada karyawan kesini sambil menangis. Jikalau ada yang masuk ruangan ini aku pasti tahu karena ada hanya pintu masuk dan keluar.
"Sakit...hiks...hiks..."
Siapa yang tidak merasa nyaman jika mendengar suara itu tanpa ada seseorang yang terlihat? Aku sampai mencari ke setiap sudut ruangan UKS tetapi aku tak menemukan. Akhirnya aku mengambil kesimpulan sendiri mungkin wanita ini adalah mahkluk tak kasat mata di ruangan UKS yang tak mau di lihat olehku.
Masih ada kejutan lagi di cerita ini mengenai tempat kerjaku yang menurutku ada suka dan dukanya.
Tbc
Berhubung Kamis adalah Malam Takbiran maka untuk hari Kamis ini updatenya akan kami percepat menjadi hari Rabu ya. Hanya untuk besok saja.
Lebarannya hari Jumat, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )
TerrorKarena banyak kesalahan dalam ejaan maka saya akan memperbaiki tiap babnya dan ada sebagian yang tidak saya publish di sini. Dan cerita ini akan terbit Non Exclusif dan akan publish sampai tamat. Ini tentang Hana. Sejak kecil sudah memiliki kemampua...