Rumah Sakit

9.1K 1.1K 74
                                    

Mohon dukungannya selalu. Beri voment atau hanya vote tanpa komen saja itu sudah menghargai karya saya.

Salam sayang

Mm

*****

Apa yang ada di benak kalian jika mendengar rumah sakit?
Ada yang merasa takut dan biasa saja tentunya, bukan?
Pengalaman ini aku dan kakak alami sewaktu berada di rumah sakit saat kakek di rawat inap karena operasi.

Keadaan yang tak memungkinkan mengharuskan mama berada di rumah sakit sampai malam menjaga kakek. Aku tak bisa terlalu sering pergi karena kesibukan aku kerja pertama kali sedangkan kakak perempuanku menggantikan mama jika malam hari. Berhubung Kak Theo berada di Bandung jadi kakak perempuanku yang pergi.

Sebenarnya rumah sakit ini cukup mewah di tengah kota Surabaya akan tetapi yang namanya rumah sakit pasti ada yang seram. Hal itu yang di alam oleh kami.

"Mama pulang ke kos dulu. Besok mama kesini lagi. Jaga kakek."

Setelah mama berpamitan pulang tinggallah aku dan kakak di rumah sakit ini. Awalnya sih tidak terjadi apapun di sini. Aman - aman saja.

Pada hari kedua baru terasa agak menyeramkan rumah sakit ini jika malam hari. Pastilah malam hari seram karena sudah tidak banyak pengunjung. Kamar inap kakek berada di lantai atas. Aku lupa di lantai berapa yang pasti bukan di lantai pertama. Kakek di rawat di kamar nomer dua yaitu satu kamar di isi oleh dua pasien karena tidak memungkinkan kami tidur di kamar jadi kami memilih tidur di ruang tunggu yang ada sofanya dan agak jauh dari sofa ada lift. Sebenarnya di lantai atas sendiri ada penginapan khusus untuk keluarga pasien tetapi mahal.

"Hana,..."

Sayup - sayup namaku di panggil oleh suara wanita. Aku yang sedang hampir tertidur membuka mata dan aku tak melihat siapapun.

"Hana, sedari tadi kakak lihat lift ini kok membuka dan menutup sendiri padahal tidak ada orang."

Kakakku mulai gusar saat melihat lift bergerak sendiri dan tertera di lantai berapa lift itu turun. Jadi aku dan kakak hanya bingung seperti orang bodoh.

"Bukannya lift hanya bisa membuka dan menutup jika ada orang yang menekan tombol ya, Hana?"

"Iya setahu aku begitu."

Okelah malam itu membuat kami tak bisa tidur dengan nyenyak. Kami masih berpikiran siapa yang memainkan tombol lift seenaknya sendiri.

Hari ketiga yang menjaga kakek hanya kakak perempuanku sendiri karena aku kerja dan pulangnya malam. Ini pengalaman kakak yang membuat dia bingung nan takut sendiri.

Waktu itu kakak cerita jika malam sebelum tidur kakak mau ke kamar mandi kebetulan kamar mandi pasien di kamar hanya boleh untuk pasien saja jadi kakak pergi ke kamar mandi luar yang letaknya tidak jauh dari lift tersebut.

Kalau kalian tahu mesin pengering tangan yang berada di kamar mandi pasti kalian tahu jika mesin itu hanya bisa di gunakan untuk mengeringkan tangan yang basah jika tangan kita di dekatkan ke mesin. Nah ini anehnya tidak ada orang atau angin yang masuk ke kamar mandi tiba - tiba saja mesin tersebut berbunyi. Otomatis kakakku kaget saat melihatnya karena saat itu kakak masih mencuci tangan.

Sendirian di kamar mandi dan suara mesin itu tidak berhenti membuat kakak tak melanjutkan lagi cuci tangannya. Kakak bergegas meninggalkan kamar mandi dengan wajah ketakutan. Sayang aku tidak berada di sana menemani kakak.

Beda lagi cerita kakak sewaktu di suruh kakek membeli obat jantung di apotik bawah. Maklum obatnya kakek habis waktu itu jadi kakek menyuruh kakak untuk turun ke bawah rumah sakit di mana ada apotiknya.

Saat di dalam lift kakak yakin jika dia sendirian di dalam tetapi aneh sekali seperti ada yang mengawasi dari belakang. Lift ini ada kacanya di setiap sisi kanan dan sisi kiri. Jadi kita bisa melihat wajah kita di kaca. Lalu tiba - tiba lift terbuka sendiri padahal tidak ada orang sama sekali yang masuk atau keluar. Kakak berpikir positif saja mungkin tombol liftnya lecet. Apotiknya berada di lantai bawah dan lift itu terbuka di lantai dua.

Langsung saja kakakku menutup kembali pintu lift dan menekan tombol lantai bawah.

"Aduh rumah sakit ini seram tahu."

Ya aku maklum sama kakak karena sepanjang hidupnya tidak pernah mengalami hal ini dan itu sudah terjadi beberapa kali dalam hidupnya. Beda dengan diriku yang sudah sedari kecil melihat mereka.

"Kamu sih tidak di sini, Hana. Kakak jadi takut sendiri."

Kakak mengeluh karena beberapa hari ini merasa tak nyaman berada di rumah sakit jika malam hari. Kata kakak menyeramkan. Meski mewah tetap saja menakutkan.

Akhirnya beberapa hari sebelum kakek di perbolehkan pulang aku dan kakak berada di kamar kakek menunggu hingga beliau tertidur. Kebetulan kamar inap kakek pintu masuknya ada kaca yang bisa melihat keluar.

Aku tanpa sengaja melihat ada sekelebatan bayangan putih menyerupai seorang kakek yang sedang lewat di depan kamar inap kakekku. Namanya manusia otomatis aku penasaran donk. Saat aku membuka pintu sekelebatan bayangan itu sudah tak ada. Aku sampai mengelilingi ruangan lantai tempat kakek di rawat tetapi tak menemukan apapun. Ya sudahlah mungkin dia hanya sekedar lewat saja.

Itulah pengalaman kami berada di rumah sakit menemani kakek selama seminggu. Seminggu yang penuh ketegangan luar biasa. Memang selama aku berada di sana aku tak melihat penampakan yang menyeramkan tetapi gangguan yang kami rasakan sangat membekas karena aku tak pernah lihat wujud 'mereka' secara terang - terangan hanya berupa gangguan dan sekelebatan saja.

*****

Mengenai rumah sakit memang banyak cerita yang di sampaikan, bukan? Ini pengalaman dari teman kakak saat berada di rumah sakit sendiri. Bukan malam hari peristiwanya tetapi masih siang. Namanya mereka selalu muncul di mana saja dan tidak kenal waktu. Ya begitulah mereka.

Dia bercerita waktu itu hendak membeli obat dari resep dokter tetapi saat hendak antri tidak tahu dari mana ada yang menyenggol bahunya. Teman kakak ini melihat ke arah belakang tetapi tak ada yang namanya orang antri hanya dia dan orang di depannya saja. Lalu siapa yang mendorong atau menyenggolnya? Yang tahu pasti sudah tahu jawabannya.

Memang mereka tak secara langsung menunjukkan wujudnya tetapi rasanya agak mengesalkan jika kita tidak tahu siapa orang yang menyenggol kita, bukan?

Hal kedua yang seram berada di rumah sakit saat ada yang meninggal. Aku benar - benar tidak tega melihat mereka yang harus menunggui dirinya sendiri dan meratapi nasibnya yang tidak bisa bersama keluarga lagi.

Tbc

*****

Cerita Hana kemungkinan kurang lebih tinggal 10 part lagi ya. Selama pihak penerbitnya tidak mengatakan "Hapus" tidak akan kami hapus dan private.

Jadi harap kerjasamanya ya sahabat Hana jika kalian menemukan cerita ini di tiru harap laporkan ke kami karena kami takut akhir2 ini banyak plagiat. 😊

Ohya jangan kecewa jika cerita ini akan tamat. Kami sudah menyiapkan cerita satu lagi mengenai Hana yang sering di curhatin oleh 'mereka' . Jadi di tunggu ya sahabat Hana. 😊😊



Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang