Mohon dukungannya selalu. Beri voment atau hanya vote tanpa komen saja itu sudah menghargai karya saya.
Salam sayang
Mm
Hari menyenangkan bersama dia yang aku dan kawan - kawan lainnya kini menjadi kenangan yang tak terlupakan. Kadang aku masih bisa mencium wangi parfum yang biasa dia gunakan. Entahlah aku tak yakin apakah dia memang datang mengunjungi aku atau bukan dia karena waktu itu aku belum melihat rupanya.
"Yang sudah pergi kamu harus melepaskannya, Hana. Kasihan dia."
Masih berat memang harus melepaskan kepergian sahabat sekaligus kakak selama ini yang selalu ada untuk aku. Namun aku masih mengganggap dia di sini. Bekerja seperti biasanya.
Malam itu aku bermimpi bertemu dia di sebuah jembatan yang berkabut dan dingin. Di dalam mimpi tersebut aku melihat dia tersenyum dan tidak ada beban.
"Aku di sini senang, Hana."
"Tidak ada lagi rasa sakit."
"Lihatlah tubuhku sekarang. Tidak seperti dulu."
Memang benar dia tidak seperti dulu. Dia yang aku lihat sekarang di dalam mimpi berubah menjadi sesosok yang sehat dan bugar serta tertawa dengan senangnya.
"Pulanglah Hana. Tempat kamu bukan di sini. Ada waktunya nanti."
Saat aku ingin menghampirinya menuju jembatan perlahan - lahan dia mulai menjauh dan aku yang semula berada di hutan kini berpindah ke tempat tidur. Aku merasa itu bukan mimpi. Aku merasa memang berada di sana di sebuah hutan yang dingin dan berkabut.
"Jika kamu tidak merelakannya maka dia tidak akan tenang."
Merelakannya sama halnya harus melepaskan semuanya tentang dia, bukan? Mungkin aku dan lainnya masih belum bisa mengingat dia adalah pribadi yang menyenangkan dalam berteman.
Sejak kepergiannya penampakan sering terjadi di kantor ini. Entah itu pintu yang terbuka sendiri atau suara nyanyian seorang wanita yang menyanyikan lagu pada jaman Belanda dulu. Aku lupa liriknya karena terlalu susah. Dulu jika ada sesuatu yang membuat aku takut pasti dia yang akan menenangkan walau aku tahu dia juga penakut.
Aku tidak akan membahas penampakan itu di bab ini karena aku akan menceritakan bagaimana dia datang di mimpiku dan selalu berkata yang sama.
"Jangan khawatir, Hana. Di sini aku sudah senang."
"Kamu harus kuat."
Di saat aku terpuruk dia selalu hadir meski dia sudah meninggal. Di kantor terkadang tanpa sadar aku merasa dia duduk di depanku dan menyapa semua rekan kerjanya dengan tertawa. Bukan hanya aku yang merasa kawan - kawan yang juga merasakan hal yang sama. Mereka sering merasakan kehadirannya seakan begitu nyata. Kata rekan kerjaku sesorang yang sudah meninggal rohnya masih sering mengunjungi tempat yang biasanya dia datangi selama 40 hari.
Percaya atau tidak itu tergantung persepsi kalian sendiri. Jika aku percaya akan hal itu karena beberapa kali aku pernah bermimpi bertemu dengannya.
"Aku tidak mau menunjukkan diri, Hana. Nanti kamu tambah sedih."
Seperti itulah kata - kata yang selalu aku dengar di dalam mimpi. Dia tidak mau menampakkam diri di hadapanku karena takut membuat aku menangis.
Malam itu selesai pulang kerja aku langsung merebahkan diri karena capek. Entah karena merasa lelah atau mengantuk aku merasa bukan lagi berada di kamar melainkan di sebuah hutan yang suram dan dinginnya luar biasa. Aku berjalan menyusuri hutan tersebut tanpa penerangan yang jelas seakan - akan aku berjalan sendirian. Aku terus saja berjalan lurus saja. Di samping kanan, kiri bahkan di belakang aku tahu ada yang sedang berjalan beriringan. 'Mereka' adalah roh - roh yang belum pergi selamanya dari dunia ini. 'Mereka' masih mencari sesuatu sehingga masih berada di hutan ini dan tidak bisa menyeberang menuju cahaya terang.
'Mereka' menatapku dengan pandangan aneh dan heran karena aku bisa melewati tempat ini. Aku tahu mungkin 'mereka' berpikir jika aku dan yang lainnya sama. Bukan manusia. Aku terus berjalan tak tentu arah sampai kemudian aku menemukan cahaya yang terang sekali tapi tidak menyilaukan. Di depan sana aku melihat ada jembatan yang sangat indah dengan air yang jernih mengalir. Aku bisa mendengar suara air tersebut.
"Hana,..."
Suara yang aku kenal memanggilku dengan melambaikan tangannya agar aku menuju ke sana. Aku menghampiri dia dan melihat dia bahagia.
"Aku senang berada di sini, Hana. Jangan memikirkan aku lagi."
"Sekarang sakit - sakitku hilang. Aku tidak merasa kesakitan lagi."
"Nanti aku akan kembali lagi, Hana. Suatu hari nanti."
Dia berada di atas jembatan sedangkan aku hanya berada di tepi saja tidak bisa ke sana untuk melihatnya lebih dekat.
"Jangan kesini, Hana."
"Sampai di sini saja mengantarkan aku. Di sini bukanlah tempatmu. Pergilah sekarang."
Saat kakiku mau naik ke atas jembatan tersebut ada sebuah suara yang menghalangiku. Suara itu berasal dari sebuah cahaya di atas jembatan.
"Bukan waktumu sekarang. Sampai di sini saja."
Aku tak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang. Jembatan itu lama - lama hilang dari hadapanku hanya menyisakan sebuah hutan yang suram. Tiba - tiba saja aku sudah berada di kamar kos. Mungkin dia datang ke dalam mimpiku untuk berpamitan dan pergi untuk selamanya.
Hal terakhir yang dia katakan kepadaku adalah salam perpisahan. Aku tahu dia di sana sudah tenang dan senang karena terlihat dari wajahnya yang bersinar dan tubuhnya yang segar bugar.
"Sampai jumpa lagi, Hana."
*****
Sejak peninggalan teman dekat kami. Aku merasa kehilangan karena tidak ada lagi tempat berbagi. Tiap lembur sudah tidak ada lagi yang menemani aku. Jadi gangguan semakin terasa karena terkadang sesosok itu menyerupai temanku tapi aku tahu itu bukanlah dia.
"Jangan percaya apa yang kamu lihat, Hana."
Perkataan Felicia maupun Hiromi selalu aku ingat karena aku tahu dia sudah tenang di sana. Dia bukanlah orang yang suka menjahili atau mengganggu temannya semasa hidup.
Hingga kini aku maupun teman yang lain masih mengingat kebaikan yang selalu senang membantu dan dia sekarang sudah tidak pernah datang ke dalam mimpiku.
Tbc
Cerita dari part ini memang sedikit ya. Ohya tinggal beberapa part lagi sudah tamat.
Sabtu Hana akan membalas komen kalian.
Nanti akan ada Q n A ya di bagian paling akhir kalau mau tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )
HororKarena banyak kesalahan dalam ejaan maka saya akan memperbaiki tiap babnya dan ada sebagian yang tidak saya publish di sini. Dan cerita ini akan terbit Non Exclusif dan akan publish sampai tamat. Ini tentang Hana. Sejak kecil sudah memiliki kemampua...