Mohon dukungannya selalu. Beri voment atau hanya vote tanpa komen saja itu sudah menghargai karya saya.
Salam sayang
Mm
*****
Siapa sih yang suka jika di ganggu? Tidak ada pastinya apalagi di ganggu oleh makhluk tak kasat mata. Gregetan dan jengkelnya setengah mati jika di ganggu oleh mereka.
"Nanti kalau pulang jangan malam - malam, Hana."
Pesan yang sering aku dengar dari beberapa staf kantor di sini.
"Aku sudah ada teman kok. Jadi aku tidak sendirian."
Ya memang ada temanku namanya Ricky. Dia staf juga di sini. Jika tidak ada kuliah malam maka dia yang akan menemaniku lembur di kantor menyelesaikan tugas pak bos yang belum selesai.
"Aku beli makan dulu. Kamu nggak takut kalau aku tinggal?"
Namanya takut dan was-was pasti ada tapi aku tidak mau dia melihatku ketakutan karena dia juga penakut meski pria.
Untuk beberapa menit temanku keluar untuk membeli makanan di warung depan kantor. Aku tidak sendirian masih ada beberapa staf yang kerja di lantai bawah.
Tik...tik...
Saat aku hendak mengambil air minum di Pantry aku mendengar suara keyboard komputer yang sedang mengetik sesuatu. Aku pikir itu suara komputer dari lantai tiga di mana ada staf yang masih bekerja dan aku memberanikan diri ke lantai tiga karena tidak ada teman di lantai dua aku memutuskan menuju ke sana. Aku pikir ada yang mau menemani sekedar berbicara.
"Halo permisi. Ibu, Pak belum pulang?"
Aku berbicara saat menuju lantai tiga. Aku menginjakkan kaki di pijakan paling atas baru tersadar jika ruangan itu benar - benar sepi dan gelap. Tidak satupun manusia yang ada bekerja saat itu.
Tik...tik...
Anehnya aku masih bisa mendengar suara keyboard yang sedang mengetik dengan cepat. Aku merinding seketika waktu itu.
"Jangan melangkah ke sana, Hana. Cepat turun ke bawah."
Ada Felicia dan Hiromi yang memperingatkan aku untuk tidak mendekat ke sumber suara itu. Meski aku penasaran aku tak mau menuruti keinginanku hanya untuk melihatnya. Aku tahu jika Felicia maupun Hiromi melarangku sudah di pastikan ada hal - hal yang berbahaya akan menimpa.
Akhirnya aku turun ke lantai bawah dengan perasaan yang penasaraan.
"Kamu ke lantai tiga? Staf di sana sudah pulang jam empat sore tadi, Hana."
Ricky heran melihatku yang turun dari lantai tiga dengan wajah yang bingung.
"Tidak ada yang lembur di lantai tiga?" tanyaku saat itu.
"Di lantai tiga tidak ada yang lembur. Di sana kan tempatnya atasan."
Jika tidak ada yang lembur di lantai tiga lalu siapa dong yang mengetik dan ada lampu yang menyala di suatu ruangan yang tertutup kaca?
"Kamu lihat 'itu' ya?"
'Itu' yang di maksud Ricky adalah mahkluk tak kasat mata. Aku mengangguk saja dan aku bisa melihat raut pucat wajahnya. 😁
Bukan maksud hati untuk menakutinya tetapi memang benar apa adanya karena hanya kepadanya saja aku mau cerita jujur."Kamu nggak takut?"
"Nggak. Aku sudah terbiasa melihat mereka."
"Sudah jangan ke sana lagi kalau sudah sepi. Takut aku tahu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana's Indigo (True Story) ( Repost Ulang Sampai Tamat )
TerrorKarena banyak kesalahan dalam ejaan maka saya akan memperbaiki tiap babnya dan ada sebagian yang tidak saya publish di sini. Dan cerita ini akan terbit Non Exclusif dan akan publish sampai tamat. Ini tentang Hana. Sejak kecil sudah memiliki kemampua...