Luka

144 26 0
                                    

Keesokan paginya Virly datang ke sekolah dengan suasana hati yang masih kabut  akibat kejadian kemarin. Virly menelusuri lorong sekolah tanpa semangat yang biasanya selalu berkobar.

Langkah kakinya terhenti saat dirinya hendak menaiki tangga.  Melihat para murid berkerumun di depan papan mading sekolah. Virly mengernyit, merasa heran karna papan mading tak pernah seramai ini di kelilingi oleh para murid. Virly berbalik arah dan mendekat ke kerumunan, tapi baru beberapa langkah Franda sudah mencegatnya dengan merentangkan kedua tangan.

"Kenapa?" tanya Virly.

Franda tersenyum tipis. "Ke kelas aja yuk". Ucapnya mengalihkan pertanyaan Virly.

"Ada apaan sih di mading? Lu udah liat?"

Franda memegang lengan Virly. "Udah yuk ke kelas aja".

Virly menepis, memilih melanjutkan langkahnya untuk mendekat ke sana. Franda menghela nafas dan berdoa semoga Virly tak jadi melihatnya.

Tepat saat Virly datang semua murid tertuju padanya. Menatap sinis sambil berbisik. Murid di depannya menyingkir, memberi akses Virly untuk lebih dekat dengan papan mading.

Virly mendekati papan mading sambil menghela nafas, firasatnya mulai tak enak saat ini.

Terpampang jelas foto Virly bersama seorang lelaki yang sedang berpelukan. Di bawah tulisannya terdapat kalimat.

"Penyebab Virly dan Vande putus. Virly selingkuh!!! Virly ketahuan pergi jalan bersama cwo lain".

Virly menutup matanya, menahan amarah dan rasa kecewa. Virly sangat yakin kalau ini ulah Vande. Virly menarik kertas beserta foto tersebut dan meremasnya.

Virly berbalik untuk pergi dari sana, tapi saat berbalik Vande sudah ada di hadapannya dengan senyum miring.

"Kok di copot sih?". Ucap Vande dengan nada mengejek.

Virly melempar kertas tersebut tepat pada wajah Vande. Virly menatap Vande nyalang "tega banget, ini fitnah. Itu Virgo".

Vande mengeram, menarik kasar Virly membawanya pergi dari sana.

"Vande, lepasin teman gua". Jerit Franda sambil mengejar Vande dan ke empat kawannya yang menyeret Virly.

Sesampainya di belakang sekolah, Vande langsung mendorong Virly ke tembok. Dengan amarah yang siap meledak, menghampiri Virly yang sudah meringis kesakitan dibagian lengan dan punggungnya.

"Tatap gua". Titah Vande. Tapi Virly tetap menundukkan kepalanya.

Vande mencengkram dagu Virly dan mengangkatnya agar Virly menatapnya. "Lu memang harus di kasarin ya biar nurut". Vande mengeraskan cengkraman di dagu Virly.

"Saaa--kit Van". Rintih Virly sambil meringis.

Vande melepaskan cengkaramannya dengan kasar membuat kepala Virly terhempas ke samping.

"Vande lepasin Virly". Teriak Franda. Tapi langsung di jegat oleh keempat kawan Vande.

"Fin, Bo lu bawa pergi Franda. Biar gua sama Fasya yang jaga disini". Ucap Aksa.

Dan akhirnya Finley, Deybo dan Franda pergi dari sana. Menyisakan Fasya, Aksa, Virly dan Vande.

"Vande stop. Lu udah kelewatan sama Virly". Ucap Fasya.

Vande menoleh ke belakang sesaat. "Cwe ini harus dikasih pelajaran karna udah lempar gua pake kertas". Vande menoyor Virly hingga membentur tembok.

Vi N De | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang