Bimbang

86 22 0
                                    

Hujan turun di pagi hari yang seharusnya cerah oleh sinar matahari yang mengintip ingin terbit. Air sudah menggenang di jalan, air sudah menetes di tepi genting. Meski tak deras, tetapi rintikan air cukup lama terjatuh dari atas langit membuat Virly mulai merasa kedinginan di parkiran sekolah.

Meski dirinya tak sendiri di parkiran untuk menunggu hujan reda, Virly memilih berdiri sendirian menjauh dari yang lain.

Virly melirik arlojinya yang sudah di pukul 6:30AM, berarti dirinya sudah 10 menit berteduh di parkiran sekolah. Virly melirik para siswa lain yang belum bergerak untuk masuk ke dalam gedung sekolah, karena jarak parkiran sekolah menuju gedung sekolah cukup jauh. Hingga membuat para siswa malas untuk menerobos hujan.

Virly melepaskan tasnya, dan menaruhnya di kepala untuk melindungi dari hujan. Berlari munuju gedung sekolah. Tadi saat dirinya berangkat sekolah menaiki ojek online hujan belum turun, hingga sampai di perempatan arah sekolahnya hujan mulai turun hingga sampai ke sekolah. Jika terus menunggu hingga reda di parkiran sekolah, dirinya bisa mati ke dinginan disana. Baju seragam yang sudah setengah basah, rambut nya sudah sedikit lepek karna hujan membuat nya harus segera sampai ke dalam kelas.

"Akhirnya". Gumam Virly saat sudah di depan kelas. Virly menepuk-nepuk rok yang basah, dan membetulkan seragamnya.

Saat ingin membuka knop pintu, tiba-tiba ada tangan lain yang mencegahnya. Virly menoleh, menadapatkan Aksa yang tersenyum ke arahnya.

"Seragam lu basah".

"Iya, ini makanya mau ke dalam kelas. Gua udah ke dinginan".

Aksa menyodorkan paper bag ke Virly. "Ambil". Titah Aksa.

Virly mengernyit menatap paper bag dan wajah Aksa bergantian. "Itu apa?".

Aksa menarik tangan Virly untuk mengambil paper bag di tangan Aksa. Paper bag sudah di tangan Virly, Virly menunduk untuk melihat isi di dalam paper bag.

"Seragam siapa?" Tanya Virly dengan tatapan bertanya kepada Aksa.

"Mending lu ke kamar mandi, ganti seragam lu nanti masuk angin". Aksa mendorong Virly hingga ke toilet wanita dan tak menjawab pertanyaan Virly.

"Gua ke kelas ya, jangan lupa ganti seragam lu. Di situ ada handuk kecil juga untuk keringin rambut lu". Aksa membukakan pintu toilet untuk Virly.

"Oke bye Virly". Aksa pun pergi tanpa menunggu jawaban dari Virly dan meninggalkan Virly yang masih diam di depan toilet . Masih dengan menatap punggung Aksa menghilang di telan lorong sekolah.Virly menghela nafas dan masuk ke dalam toilet untuk mengganti seragam sekolahnya.

Setelah selesai mengganti, Virly berdiri di cermin kamar mandi. Mulai mengusap-usap rambutnya dengan handuk kecil yang di berikan Aksa. Virly mengambil sisir kecil, lipbalm, dan bedak bayi dari tas nya, menaruhnya di samping wastafel.

Virly mulai menyisir rambutnya yang basah, menuangkan conditioner tanpa bilas yang di gantung di resleting tasnya dan membaluri di rambut hingga merata. Setelah selesai, Virly mulai menaburkan sedikit bedak bayi langsung mengusap di wajah. Baru saja dirinya ingin memoleskan lipbalm, pintu toilet terbuka membuat Virly menoleh. Mendapati Rabel yang masuk kedalam toilet dengan santai.

Virly menyingkir saat Rabel berjalan menuju wastafel. Seolah tak ada siapapun di dalam toilet, Rabel merogok saku kemeja seragamnya, mengambil liptint dan mengolesnya di bibir.

Virly meringis saat melirik Rabel yang tengah memakai liptint yang sangat merah di bibirnya.

Rabel menguncir rambut nya sambil menyingkir dari wastafel, dan melirik Virly yang tengah memasukkan sisir dan bedak ke dalam tasnya.

Vi N De | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang