Tragedi Vande

81 23 0
                                    

Kelas ips 4 kali ini sangat senang hingga berpesta pora karena 4 jam mata pelajaran benar-benar tak diisi oleh guru yang mengajar. Alhasil, kelas menjadi ricuh tak terkendali.

"Vande, pake handphone lu dong buat dengerin musik". Pinta Finley sambil berjalan menghampiri Vande.

Vande yang duduk di kursi guru langsung merogok saku celananya dan memberikan kepada Finley. Finley langsung mengotak-atik sambil berjalan kebelakang Vande menuju speaker kelas.

"Nih guys, dengerin lagu yang bakal buat lu semua langsung nyalahin flash dan sembah gua". Ucap Finley dengan percaya diri. Finley mengulur kabel speaker untuk menyolokkan kabel tersebut ke handphone Vande.

Finley langsung naik dan berdiri diatas meja guru saat musik sudah dinyalakan, sambil mengangkat tangan dengan mata terpejam, seolah-olah Finley lah sang penyanyi itu.

Ku tak bisa ...
Jauh, jauh, darimu

Sontak aksi Finley membuat satu kelas menjadi memusatkan kearahnya. Mulai mengikuti tiap bait lagu Ku tak bisa-Slank dengan serentak. Vande menggeleng kepala saat Fasya memberikan gagang sapu kepada Finley yang dijadikan sebagai mic.  Suasana makin seru saat semua lampu kelas di matikan oleh Deybo yang berada di dekat pintu dengan para murid lainnya yang tengah menyalakan flash sambil memvideokan moment ini.

"Kau dan aku tercipta, tak boleh apa kawan-kawan" teriak Finley dengan gagang sapu yang diarahkan ke teman sekelasnya seolah dirinya sedang mengadakan konser tunggal.

"Terpisahh". Seru satu kelas dengan serentak disambung dengan riuh tepuk tangan tatkala lagu selesai. Finley langsung membungkukkan badan tanda terimakasih dengan rasa percaya dirinya.

Finley menoleh ke belakang. "Van, ganti lagu dong".

"Apaan". Tanya Vande sambil membuka aplikasi lagu.

"Sabeb".

Vande menyeringai, menscrol di aplikasi musik mencari sesuatu dari handphonenya. Dan tiba-tiba satu kelas tergelak saat lagu tersebut mulai di putar.

"Njirrt CJR". Umpat Aksa yang duduk di atas meja barisan paling depan, tepat depan meja guru.

"Vande alay juga ternyata". Ucap Diego, sang ketua kelas.

Vande mendelik tak terima. "Handphone gua isinya lagu alay gara-gara bocah idiot itu yang selalu jadiin handphone gua tumbal". Jawab Vande sambil memperhatikan Finley yang sudah melompat turun dari meja guru.

Vande mengercap matanya beberapa kali saat melihat Finley yang menyanyikan lagu Eaa-CJR sambil menarikan koreografinya di depan kelas seorang diri dengan sangat percaya diri. Satu kelas makin ricuh saat tiba-tiba Deybo ikut menari dengan gaya centil yang dibuat-buat.

"Anjirt malu gua malu. Inget oy personil geng tiger lu berdua". Teriak Aksa di tengah suara riuh gelak tawa dan Lagu yang masih berputar.

"Bukan temen gua fix". Gumam Vande sambil memijat pelipisnya.

***

Tak terasa sore pun tiba, tepat pada pukul 15:30 bel tanda pulang pun berdering nyaring membuat seluruh murid mendesah lega dengan wajah letihnya.

Virly dan Franda berjalan dikoridor sambil berbincang mengenai produk kecantikan yang selalu Franda doktrinkan kepada Virly. Hingga keduanya sampai di depan parkiran sekolah.

"Bener nih gamau bareng aja?" tawar Franda sedari tadi ketika sudah melihat mobil papinya dari lapangan sekolah. Virly menggeleng.

"Gak makasih, gua naik ojol aja".

Franda langsung cemberut saat menerima penolakkan Virly. Tapi langsung mengubah raut wajahnya menjadi ceria lagi memaklumkan sikap Virly yang tak enakan.

"Yaudah gua duluan ya, hati-hati dijalan. Kabarin gua kalau ada apapun". Virly mengangguk sambil tersenyum dan Franda pun langsung masuk kemobil dan melesat pergi dari halaman sekolah.

Virly melanjutkan langkahnya sambil memegang tali tas hitamnya. Virly berjalan beberapa langkah menuju tempat duduk semen yang disediakan sekolahnya sambil memesan ojek online lewat handphonenya.

Virly tak sendiri, ada murid lain yang juga sedang menunggu jemputan mereka datang menjemput. Virly celingak-celinguk ke jalan mengharapkan ojol datang.

Virly menutup telinga saat deru motor ninja memekakkan telinganya. Motor putih milik Vande keluar dari gerbang sekolah. Sang pemilik motor celingak-celinguk memastikan jalanan lengah dan itu masih menjadi perhatian Virly yang diam di tempat duduk semen dengan tangan yang masih menutup kedua telinganya.

Vande langsung menancap gasnya saat merasa jalanan sudah lengah. Virly membelak saat dari arah kiri dimana Vande membelokkan stirnya, motor Hitam bergaris kuning melaju dengan sangat kencang.

Brakkk

"VANDE". Jerit Virly kencang dan langsung berlari munuju jalanan.

Virly langsung merosot jatuh dijalanan dan menaruh kepala Vande di pakuannya. Membuka helm full face milik Vande dengan sesegukan.

***

"Bikin kita berempat jantungan aja lu. Gua kaget anjirt pas di kabarin kalau lu dirumah sakit. Untung lu selamat". Ucap Finley menggebu-gebu.

Vande yang bersandar di punggung brankar rumah sakit mengerut kening. " emangnya siapa yang nolong gua?".

"Vir--".

"Babeh Cecep". Serga Aksa saat Finley hampir saja keceplosan menyebut nama.

Fasya dan Deybo memutar bola mata malas saat Finley sangat tolol dengan mulut ceplas-ceplosnya.

"Terus Babeh kemana sekarang?".

"Baliklah, lu fikir sekolah kaga butuh dia. Bercanda aja lu". Sahut Deybo.

"Udah udah". Aksa bersuara. "Gua udah kabarin orangtua lu. Bentar lagi sampai kayanya".

"Thank's". Aksa mengangguk.

"Yaudah kita balik dulu, nanti malam kesini lagi". Vande mangangguk.

"Bye bro, jangan godain suster cwe ya". Ledek Finley sebelum menutup pintu.

"Pergi deh lu segera". Sahut Vande kesal.

"Gua kira lu udah balik Vir". Ucap Fasya saat keempat cwo baru saja keluar dari ruangan Vande.

Virly bangkit dari bangku tunggu rumah sakit. " Belum kok. Gimana keadaannya?".

"Cuma luka kecil. Kepala batu kaya Vande mah gak bakalan luka parah". Sahut Finley.

"Kan mulutnya kan gak bisa di ayak bocah ini". Deybo menoyor pelan kepala Finley.

"Syukur deh. Gua balik ya, makasih informasinya". Ucap Virly.

"Justru kita yang makasih sama lu, kalau bukan berkat lu yang cepat-cepat panggil ambulance, mungkin si Vande gak bakal selamat". Jawab Aksa.

"Babeh juga bantuin kok". Bantahnya

"Iyaiya Vir, dah yuk gua anter balik. Udah sore banget nih". Aksa langsung menarik Virly.

"Duluan ya Fasya, Deybo, Finley". Virly menoleh kebelakang sambil melambaikan tangan.

"Hmm, gua mencium bau pagar makan tanaman nih?". Ucap Finley sambil mengelus-elus rahangnya menatap kepergian Virly dan Aksa.

"Serah lu dah Fin". Deybo pun pergi dan disusul Fasya.

"Heran gua mah punya sahabat ninggalin gua mulu". Finley mengelus dada untuk menguatkan batinnya. "Tapi fix banget sih kalau Aksa sampe suka sama Virly, hmm auto perang inimah. Lebih dahsyat dari semua perang yang ada di dunia".

Vi N De | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang