Vi N De

65 13 0
                                    

Satu bulan kemudian...

Hari ini hari kamis, jadwal ekstrakurikuler SMA Laskar untuk seluruh ekskul. Virly, Aksa dan beberapa senior beserta pelatih sudah sedari tadi berada di lapangan outdoor untuk mengawasi dua pasukan juniornya yang sedang berlatih untuk lomba yang akan di laksanakan beberapa hari lagi.

Virly menoleh ke lapangan samping tepat kearah lapangan basket. Ada hampir 20an anak basket memakai seragam basket berwarna merah yang sedang melakukan pemanasan disana.

"Cari siapa Vir?". Virly langsung terlonjat kaget saat Aksa bersuara.

Virly menoleh tepat kearah Aksa. Mengercap mata beberapa kali. " Ah, e---nggak. Eh maksudnya lagi cari Franda, dia kok gak ikut latihan dance".

Aksa mengangkat satu alis melihat gerak gerik Virly yang mencurigakan. "Anak dance kan latihan nya di ruangan, tapi mata lu kearah lapangan basket". Sindir Aksa yang membuat Virly membelak mata.

Virly mengedarkan pandangannya, melihat juniornya sedang melakukan gerakan fariasi. " Eh liat fariasi junior yuk". Virly langsung berlari meninggalkan Aksa yang terus menatap punggung Virly yang makin menjauh.

Aksa tersenyum. "Dasar naif, bilang aja sih nyari Vande". Aksa berjalan dari tempat semulanya menghampiri Virly.

***

"Pada kemana yang lain? ". Tanya Vande yang baru saja masuk ke gudang. Bagaimana Vande tak heran, jika biasanya di gudang ramai, kini hanya tinggal Deybo dan dirinya saja.

"Kalau Fasya, biasa lagi panah Arjuna ke dede gemes anak cheerleader". Jawab Deybo yang masih terus asyik bermain di handphone.

" Aksa? Finley? ".

" Aksa lagi nemenin juniornya latihan di lapangan. Finley, lagi latihan softball. Katanya sih biar mantannya si Everly anak IPA luluh lagi ke dia".

Vande berdecak mendengar jawaban Deybo.

"Lu gak latihan basket? ". Tanya Deybo.

" Males, gak lomba juga kok".

"Eleh, mentang-mentang kapten jadi seenaknya gitu".

Vande mendengus sebal. " Lu juga ngapain disini, bukannya latihan bareng Finley? ".

"Hari ini tim Finley yang latihan". Deybo menge close permainan nya karna sudah tak memiliki mood bermain, sebab di ganggu Vande yang terus bertanya.

Deybo bangkit dari duduknya. " Kantin yuk". Vande menggangguk, mengiyakan.

Selama di perjalanan, tak henti-hentinya mereka di sapa oleh murid yang berlalu lalang memakai seragam ekskul masing-masing. Karna reputasi geng Tiger dan kelima personilnya cukup bagus dari banyaknya para bintang sekolah di sekolahnya membuat keduanya cukup di kenal seantreo sekolah.

"Jadi gini toh rasanya jadi Derros, Xavanna, Cooper, Kamil, Putra, dan para bintang sekolah yang di sapa setiap hari". Celetuk Deybo dengan terkekeh.

Vande menggeleng kepala tanpa menanggapi celetukan Deybo.

"Woy Fasya". Panggil Deybo saat mereka berjalan, dan menemukan Fasya tengah duduk di bangku semen pinggir lapangan indoor bersama salah satu anak cheerleader di sekolah.

Fasya mengibaskan tangan menyuruh mereka untuk tidak mengganggu Fasya dan siswi di sampingnya.

" Jangan mau ya dek sama Fasya, kemarin aja abis jalan sama anak Bahasa". Teriak Deybo saat mereka sudah melewati lapangan indoor.

"Bangsat Deybo". Jerit Fasya dari kejauhan yang masih terdengar oleh Deybo dan Vande.

Vande dan Deybo terkekeh.

Karna kantin berada di ujung gedung sekolah, membuat keduanya harus melewati kedua lapangan di sekolah. Setelah sudah melewati lapangan Indoor, kini mereka tengah melewati lapangan outdoor.

Deybo memicing matanya ke lapangan. " Wew, Aksa samping-sampingan sama Virly".

Mendengar hal itu, mau tak mau Vande langsung menoleh kearah lapangan. Benar sekali, Aksa dan Virly berdiri sampingan di depan anggota paskibra yang sedang latihan.

"Ekhm, kita gak bakal diem disini kan. Atau lu mau nyamperin mereka? ". Ledek Deybo saat Vande tiba-tiba menghentikan langkahnya dengan mata yang masih terus terfokus ke Aksa dan Virly.

"Nyamperin". Deybo langsung melotot kaget saat Vande benar-benar berjalan masuk ke lapangan outdoor.

"Perang dimulai". Deybo langsung berlari menghampiri Vande yang sudah semakin mendekat ke Aksa dan Virly.

"Virly". Virly maupun Aksa langsung terlonjat kaget saat Vande tiba-tiba saja ada di tengah-tengah mereka.

" Vande". Virly mengercap matanya menghilangkan keterkejutan nya akan ulah Vande.

"Lu ngapain kesini? ". Tanya Aksa.

" Ada masalah sama lu? ". Tanya balik Vande. Vande menggenggam tangan Virly. " Ikut gua".

Saking gesit nya, hinggal Aksa tak dapat meraih pergelangan tangan Virly. Aksa menghela nafas, melihat tingkat sahabatnya yang sangat menyebalkan.

"Yaampun gua pikir bakalan ada peperangan di sini". Seru Deybo yang baru saja sampai di samping Aksa dengan nafas yang tak teratur.

"Awasi Vi n De sana". Titah Aksa.

" What? Vi n De? ".

" Virly dan Vande. Sana buru, gua gak bisa pergi. Masih di tanggung jawabkan untuk jaga junior latihan".

Deybo memberi jempolan, langsung melesat lari mengikuti Virly dan Vande yang sudah menjauh.

***

"Mau kemana? ".

"Kantin".

"Ngapain? ".

"Jajan lah".

Virly mendengus.

Setelah mereka sampai di kantin, mereka langsung duduk di bangku yang sudah di sediakan disana. Vande duduk tepat di hadapan Virly.

"Sana kalau mau jajan". Suruh Virly. Virly sudah jengah dengan Vande yang justru diam di hadapannya terus menatapnya.

Untung saja kantin lengah saat ini, jika kantin padat bisa dipastikan bakalan jadi buah bibir para murid Laskar. Ya, mereka memilih berdamai. Tak mengungkit lagi kejadian yang pernah terjadi diantara mereka. Meski agak sedikit cheesy, tapi mereka hanya mencoba bagaimana seharusnya mereka bersikap satu sama lain.

"Lu gak mau jajan? Minum? Makan? Gak cape apa diem di lapangan, panas-panas an?".

Virly memutar bola mata malas.

"Yaudah beli minum sana. Gak cape, terus kalau panas-panas gak ada ruginya buat lu".

Virly mulai mengumpul kan rambutnya menjadi satu dan menguncinya asal. Dengan mata yang menatap sebal Vande yang masih diam di hadapannya.

"Dah sana buru, haus gua mana gerah lagi". Ucapnya sambil mengibaskan kerah t-shirt berwarna navy.

Vande pun bangkit dari duduknya. Virly mengernyit dahi saat Vande justru berjalan ke belakangnya, padahal stand minuman tepat di belakang Vande duduk tadi.

"Kuncir rambut tuh yang bener".

"Eh". Virly kaget, saat Vande mulai mengumpulkan helain rambutnya dengan teratur dan mengikatnya menjadi kuncir kuda.

"Yehhh malah mesra-mesraan di kantin". Deybo mendengus sebal saat dirinya sudah kelelahan mencari mereka di tempat yang biasanya Vande pakai untuk menyiksa Virly.

Tapi, Deybo malah melihat kedua orang ini justru sedang bermesraan dengan Vande yang tengah mengikat rambut Virly. Benar-benar menjengkelkan.

Deybo berjalan gontai ke meja mereka dengan wajah kelelahan. "Bagus ya malah mesra-mesraan di kantin. Lu tau, gua nyariin kalian ke seluruh penjuru SMA Laskar". Marah Deybo.

Yang di marahi justru malah saling melirik dan mengangkat bahu tak acuh bersamaan.

Vi N De | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang