Luka (2)

124 21 2
                                    

Setelah menemani Virly di UKS dan menyuruh Franda menggantikannya, Aksa pergi kesebuah gudang yang sudah di ubah menjadi markas geng nya.

"Dimana Vande?" tanya Aksa saat baru saja menutup pintu gudang.

"Di sebelah". Jawab Deybo.

Aksa menuju ruang kedua yang berada di dalam gudang ini. Mendapati Vande tengah duduk di bangku kelas yang tak terpakai sambil menenggak soft drink dengan tenang.

"Vande".

Vande melirik sekilas Aksa, membanting pelan kaleng soft drink kelantai. "Apaan".

"Virly udah gua obatin". Ucapnya sambil menarik kursi untuk menghadap ke Vande.

"Hmmm".

"Lu gak bisa gini Van".

"Terus gua harus bagaimana?".

Aksa menyisir rambutnya kebelakang, menatap Vande yang tengah melipat tangan di dada sambil memejamkan mata.

"Lu harus jelasin semuanya".

"Gua gabisa Aksa".

"Terus lu mau ngelakuin ini terus? Mau Virly sak--".

"Gua tau mana yang terbaik buat diri gua sendiri" ucap Vande memotong Aksa.

Aksa menghela nafas. Mulai mengontrol emosinya yang mulai muncul.

"Dan gua punya cara sendiri buat lindungi Virly dari kebangsatan lu". Vande membuka matanya, menatap Aksa pergi menjauh dari dirinya sambil menghela nafas gusar.

***

"Deybo, tembak musuh nya anjing". Umpat Finley saat keduanya sedang mabar (main bareng) di handphone.

"Sabar njirt, gua lagi bunuh di rumah kosong".

"Ehhh anjing sakit sakit. Deybo kesini anjing, darah gua sekarat".

"Noob!"

"bangsat, Deybo gara-gara lu gua mati". Finley membanting handphonenya diatas meja sambil menatap Deybo dengan kekesalannya.

Deybo mengeclose game-nya dan menaruh handphonenya di atas meja. "Payah lu main, pantesan gak naik rank".

Finley mengangkat tangan, menggerakkan tangannya seolah-oleh memukul Deybo. "Bacot".

"Berisik banget sih lu berdua". bentak Aksa yang terbangun dari tidurnya di sofa yang sudah tak tepakai milik kepala sekolah.

Setelah berbicara dengan Vande, Aksa memilih tidur untuk menghilangkan amarahnya kepada Vande. Tapi justru kebisingan kedua teman sialannya membuat Aksa lebih cepat naik amarahnya.

"Finley noob banget mainnya Sa, disuruh matiin lawan. Malah matiin diri sendiri, tolol" ucap Deybo.

"Kaya pinter aja lu anjing" umpat Finley.

"Kok lu dari tadi ngatain anjing terus sih ke gua?" Deybo menunjuk Finley.

"Emang lu anjing".

"Wah bangsat lu ya Fin".

Deybo bangkit dari duduknya dengan muka yang memerah menahan amarah, Fasya yang sedari tadi menyaksikan keduanya bercekcok dari awal permainan langsung mencekal tangan Deybo untuk merelai.

"Udah Bo". Ucap Fasya.

Deybo menyentak cekalan tangan Fasya. "Apaan sih? gua mau pipis".

Deybo berlari menuju kamar mandi. Fasya menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan sikap Deybo.

Vi N De | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang