Chapter 17

188 17 0
                                    

Gue gak terlalu bisa bikin kata kata, jadi langsung aja.

Happy reading!

***

Esok harinya mereka sudah siap untuk kembali ke Jakarta.

"Masih ada yang ketinggalan?" Tanya Briyan

"Tidak ada sepertinya" Mereka mengecek kembali bawaan mereka.

"Ma aku pergi ya. Mama harus kuat, Papa udah tenang disana. Aku, Rayya dan kak Debby insyaallah akan kesini saat seminggu kematian papa" Ucap Rara sembari memeluk Mama nya.

"Iya sayang. Gak usah kesini, kalian kan sekolah" Tolak Sarah

"Yasudah kami berangkat dulu" Mereka bersalim saliman untuk pamit pulang.

"Hati hati mas, jaga anak anak ku ya" Ucap lembut Sarah yang sudah menerima Briyan. Dia memang memutuskan tak terpuruk dengan kematian suaminya, karna anak anak nya juga butuh semangat darinya.

"Iya Sarah, pasti mas menjaga mereka"

Akhirnya mereka masuk ke dalam mobil lalu jalan dengan kecepatan rata rata.

Debby, Ares, Rara, Rayya dan Briyan ada di satu mobil. Yang menyetir adalah Briyan, sedangkan samping Briyan ada Rara yang sedang melihat luar jendela dengan pandangan kosong.

Ares menarik Debby untuk bersandar ke dadanya, Ares yakin Debby sedang lelah, ngantuk, sedih, labil. Dan sekarang dia sedang berperan penting untuk menjadi sandaran Debby.

"Ares itu nanti kepala Debby pegel, mending kamu tidurin biar kaki nya di Rayya, atau kamu pangku. Kasian dia ntar pegel pas bangun nanti" Ucap Briyan yang melihat Debby sudah tidur.

Akhirnya Ares memangku Debby agar kepala Debby tidak akan merasa pegal lagi nanti.

3 Jam kemudian

Terdengar erangan Debby yang ternyata sudah bangun.

Mereka masih dalam perjalanan juga mereka sedang tidur kecuali Briyan yang sedang menyetir.

"Kamu sudah bangun sayang? Apa kamu merasa lapar atau ingin buang air kecil?" Tanya Briyan yang melihat Debby sudah bangun lewat kaca.

"Aku cuma ngerasa laper om. Kita mampir dulu ya om" Rengek Debby

Debby sudah tak malu lagi meminta apapun pada Briyan, biarlah karna Briyan yang menyuruhnya meminta apapun padanya.

"Baiklah Princes. Om akan mencari restoran dekat sini" Briyan berhenti di depan sebuah restoran.

"Kok berhenti om?" Tanya Rayya yang terbangun karna merasa mobil sudah tidak berjalan. Disusul lain nya yang juga terbangun.

"Kalian pasti lapar atau merasa ingin buang air kecil. Jadi om berhenti, Debby juga pengen makan katanya, laper" Ucap Briyan keluar dari mobil nya disusul oleh mereka.

Mereka masuk dan duduk di salah satu meja disana.

Briyan memanggil pelayan lalu mereka menyebutkan pesanan mereka masing masing, pelayan tersebut pergi setelah mencatat pesanan mereka.

"Om apa sedikit lagi kita sampai?" Tanya Ares

Mereka tidak bareng, jadi mereka pisah pisah. Di mobil mereka masing masing terdapat GPS dan Maps, jadi mereka bisa tau dimana mobil itu berada atau sekarang dia dimana.

"Belum Ares, kita masih akan menempuh waktu 3 jam atau 4 jam lagi."

"Bagaimana jika Ares yang nanti menyetir? Lagian kan ada Maps, aku bisa tau jalan nya kemana nanti" Ucap Ares yang memang takut Briyan capek karna terlalu lama menyetir.

Penguntit TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang