Chapter 19

170 14 0
                                    

Kemaren pengen update tapi capek banget baru sampe, gak tidur selama sehari. Akhirnya bales dendam tidur seharian penuh, bangun mau buka.

Happy reading!

***

Esok tiba, mereka masih dalam mimpi nya tanpa menyadari jika sudah pagi.

"Bi, Debby, Reza dan Daniel kemana? Tadi sudah saya cari di kamar mereka tapi gak ada." Tanya Briyan yang sudah rapi dengan setelan jas nya, karna ada rapat bersama putra sulung nya.

"Oh iya ya, saya juga belum liat mereka"

Dengan kompak pembantu dan Briyan langsung berpencar mencari mereka di sudut sudut rumah.

Cklek

"Astaghfirullah!!"

Briyan membuka ruang keluarga dan kaget melihat mereka yang sedang tidur dengan keadaan ruangan yang sangat berantakan. Sampah makanan dimana mana dan tv masih menayangkan drama.

"Debby! Daniel! Reza!" Teriak Briyan yang tidak bereaksi apa apa untuk mereka.

Briyan mengambil air di gayung akhirnya dengan terpaksa dia menggunakan cara ini.

Briyan menyiprat nyiprat kan Debby dengan air yang ditangan nya. Sedangkan untuk membangunkan dua putranya, Briyan mengguyur nya tanpa kasihan.

"Papa!" Teriak mereka kompak

"Apa?! Lagian kalian baru bangun jam sigini. Cepat mandi, Debby kamu harus sekolah, sekarang sudah jam 6."

Setelah itu Briyan langsung keluar. Dan mereka langsung berlari teribrit ibrit ke kamar mereka masing masing tanpa malu pada Rara dan Rayya yang sudah siap dengan seragam nya.

***

"Kalian berurusan pada Papa nanti! Reza cepat antarkan Debby, Rara dan Rayya. Daniel ayo cepat berangkat kantor!"

Mereka bergidik ngeri saat perkataan pertama Briyan yang cukup menyeramkan.

"Bang, Papa kalok marah begitu? Serem banget" Tanya Debby pada Reza yang makan dengan terburu buru.

"Itu belom seberapa Deb, kalok Papa udah marah, bener bener serem. Jadi jangan pernah buat Papa marah. Gue ama Daniel pernah buat Papa marah, tapi Papa itu orang gak gampang marah. Jadi tenang aja. Ayo gue anterin"

Rara dan Rayya sudah diantarkan terlebih dahulu oleh Reza, karna jarak sekolah Rara dan Rayya yang paling dekat.

"Thanks bang!" Debby keluar dari mobil dan langsung berlari ke kelas nya.

"Tunggu Deb!!" Reza menghentikan langkah Debby, tapi bukan Debby saja yang menghentikan langkah nya, semua yang mendengar teriakan Reza langsung memandang Reza, terutama perempuan yang langsung menatap kagum pada Reza.

"Apa? Bang lo udah mengalihkan perhatian, dan sekarang kita jadi pusat perhatian mereka. Aduh abang!" Greget Debby pada Reza.

"Eh biasanya kan kalok abang nganterin adek itu ntar cepika cepiki, terus adek nya salim. Lah ini lo cuman bilang 'thanks' langsung kabur."

"Cuman gara gara ini?" Debby langsung melakukan apa yang dikatakan Reza, mencium kedua pipi Reza dengan cepat lalu beralih le tangan Reza yang langsung dikecup.

"Udah. Sekarang gue mau masuk, bye!" Debby tak memperdulikan tatapan aneh dari siswa yang lain. Hubungan Ares dan Debby sudah didengar oleh semua nya, jadi mereka menatap aneh Debby yang mencium lelaki lain di saat tak ada Ares.

***

"Abang lo keren banget sumpah. Deb buat gue aja yaa, gue jadiin selingkuhan, bodo amat si Arul gue mau ama abang lo" Baru saja Debby menduduki kursi nya tapi langsung mendapatkan suara rengekan yang menjijikan dari Lyra, Lyra tak menyadari jika di belakang nya adalah pacarnya yang sudah menahan cemburu.

Penguntit TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang