Chapter 18

186 14 0
                                    

Sumpah lagi mager baca cerita, tapi lagi mood banget buat cerita. Bodoamat lah, yang penting mood gue gak di sia siain.

Happy reading!

***

"Za capek gue udah ah kayak anak kecil aja" Daniel duduk disebelah Debby dan langsung meletakan kepalanya di bahu Debby.

"Assalamu--" Ares melotot saat melihat kekasih nya sedang dekat dengan seorang pria yang dia tak tahu siapa pria itu. Ares lansung menghampiri Debby dan pria itu.

"Deb? Apa ini? Siapa dia? Kamu mau batalin ini semua?" Tanya Ares dengan menatap tajam ke arah pria disamping kekasihnya. Ares kecewa dengan Debby, Ares kira, Debby sudah mulai menerima nya. Tapi apa yang dilihat dia sekarang ini?

"Ares aku bisa jelasin. Kak jelasin dong, lo malah diem aja. Bang Reza" Debby merengek dengan kedua kakak tirinya tapi mereka masih saja diam.

"Kenalin mereka ini calon kakak tiriku. Kamu tau kan kalok om, eh maksud aku Papa pernah bilang kalok dia punya dua anak pria tampan? Ini mereka" Debby berusaha menjelaskan pada Ares agar Ares tidak salah paham padanya.

"Oh iya gue emang anak dari Briyan Hardista. Kenalin nama gue Daniel Aditama Hardista, sedangkan yang dibelakang lo itu adek gue, namanya Reza Ferdian Hardista. Jangan salah paham dulu" Walaupun dia belum tau jika Ares adalah kekasih adik tirinya tapi dia mengetahui dari gelagat mereka.

"Eh maafkan aku. Aku kira Debby dekat dengan pria lain dibelakang ku. Kenalkan nama ku Ares Fahreza Mahendra" Ares mengulurkan tangan nya ke Daniel, lalu disambut dengan senyum oleh Daniel.

"Hai Ares senang bertemu dengan mu" Ucap Daniel

Rara dan Rayya sepertinya pergi tadi, Debby tidak melihat keberadaan adik adik nya, jadi di simpulkan mungkin sedang berkeliling rumah.

"Hai" Sapa Reza

"Wah sepertinya kita bisa mebuat geng disini kak. Tuh mereka juga sepertinya sama seperti kita"

Daniel mengikuti arah telunjuk Reza yang mengarahkan kebelakang Ares. Ternyata teman teman Debby dan Ares juga ada disini. Tadi Ares memang mengajak mereka, tapi Ares masuk duluan kedalam rumah.

"Eh lo pada main kesini? Sini duduk, gue bikinin minuman ya" Debby mengajak teman teman nya untuk duduk disofa, dirinya berniat membuatkan minuman untuk mereka tapi ditahan oleh Reza.

"Adek ku yang cantiq pake qolqollah, apa gunanya pembantu? Mending lo duduk aja, biar pembantu yang bikinin"

Reza menarik tangan adik nya tapi Debby malah melepaskan cekalan Reza.

"Bang, gue gak mau ketergantungan sama pembantu, kalok gue bisa kenapa nggak?"

Setelah mengucapkan itu, Debby langsung menuju dapur untuk membuat minuman untuk mereka.

Setelah beberapa menit, Debby datang membawa nampan yang berisi 4 gelas hot choco, pembantu nya juga ikut membantu membawa gelas yang lain dan membawanya ke ruang tamu.

"Sorry gue buat nya hot choco soalnya gue gak tau kalian mau apa" Cengir Debby lalu kembali duduk disebelah kekasih nya.

Mereka mengobrol kadang diselingi tawa saat ada yang lucu menurut mereka. Rara, Rayya, Debby seakan melupakan kematian Papa nya untuk saat ini.

"Lo pada gak sekolah?" Tanya Daniel yang dijawab gelengan oleh mereka.

"Kok kagak? Lo semua bolos? Astaghfirullah, kok kelakuan kita sama sih" Daniel menggelengkan kepalanya saat mengingat kelakuan nya dan adik nya dulu.

Penguntit TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang