Sekitar jam 5 sore, Miko yang baru saja mencari Langit di rumahnya tampak panik setelah mendengar kabar dari pembantunya kalau Langit balapan di sirkuit. Ia buru-buru masuk mobil untuk menyusul Langit.
"Halo Da, kita ke sirkuit sekarang. Langit balapan!"
"Serius? Kok bisa, balapan sama siapa?"
"Bawel. Aku juga nggak tau, makanya kita susul kesana. Aku takut terjadi apa-apa sama dia."
"Ok."
Tak lama Miko sampai di sirkuit disusul dengan Mada. Mereka mencari keberadaan Langit tapi tidak ketemu. Yang ada hanya beberapa petugas yang mondar-mandir membersihkan lintasan.
Disisi lain, Yasmin terlihat baru datang ke sirkuit berniat untuk menemani Lintang.
"Lintang mana ya, katanya balapan tapi kok sepi?" Yasmin masih berjalan mengedarkan pandangan.
"Lah itu kan kak Miko sama kak Mada. Pasti mereka mau nemenin kak Langit." sambungnya berjalan mendekati kedua pemuda itu.
"Kak." Miko dan Mada menoleh bersamaan.
"Kamu kan temennya Lintang, ngapain disini?" Tanya Miko. Yasmin baru membuka mulutnya untuk bersuara, tapi -
"Oh, jangan-jangan Langit tanding balap sama Lintang, iya?" sergah Mada.
"Em-setau aku gitu Kak." sahut Yasmin pelan.
"Ya Tuhan, apa kalian nggak tau kalau Langit itu-"
"Udah Da. Itu ada orang, mending kita tanya dimana Langit sekarang." ajak Miko menarik bahu Mada.
"Aku ikut."
Yasmin mengikuti langkah Mada dan Miko yang berjalan mendekati orang tersebut. Betapa terkejutnya mereka setelah mendapat informasi kalau Langit dan Lintang mengalami kecelakaan. Tanpa pikir panjang, mereka bertiga bergegas ke rumah sakit.
******
Pukul 21.00, Yasmin masih menunggu Lintang yang belum sadar. Ia menyangga kepala dengan tanan kiri, sesekali menguap manahan kantuk.
Yasmin tersentak ketika merasakan jari-jari Lintang bergerak diikuti matanya yang terbuka.
"Lintang, kamu udah sadar? Syukurlah." Yasmin tersenyum menatap sahabatnya itu.
"Yas, aku dimana?" Yasmin menahan bahu Lintang yang berusaha bangun.
"Jangan banyak gerak Lin." Yasmin duduk di tepi ranjang Lintang.
"Kamu di rumah sakit. Tadi waktu aku datang ke sirkuit, kata orang kamu dibawa kesini karena kecelakaan." Mata Lintang membulat, teringat kejadian tadi sore.
"Kak Langit? Gimana keadaan kak Langit Yas? Aku,, aku mau lihat dia. Aku,, aawwhh."
"Tenang Lin. Udah dibilang jangan banyak gerak dulu." Lintang merasakan perih di kening sebelah kiri. Memang ada perban melingkar di kepalanya.
"Kak Langit baru aja selesai operasi, sekarang dia ada di ruang ICU. Kondisinya kritis."
"Kritis? Aku mau kesana Yas."
"Percuma Lintang, dia belum sadar. Kamu juga masih butuh istirahat."
"Aku nggak papa Yas. Aku-"
"Lintang udah. Nurut sama aku." Yasmin memang sering kalah argumen dengan Lintang. Tapi dalam situasi tertentu dia bisa bersikap tegas layaknya kakak sama adiknya.
"Dokter memang bilang nggak ada luka serius di tubuh atau kepala kamu, bahkan besok juga udah boleh pulang. Tapi sekarang kamu harus istirahat Lin, tubuh kamu masih lemah. Jangan memperburuk keadaan dengan keras kepala kamu ini." Lintang hanya menatap Yasmin sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINTANG & LANGIT
RomanceLintang Narova Emeraldi, anak baru di kampus yang belum genap 17 tahun Lintang cerdas pernah lompat kelas, sangat pemikir, berani, konsisten dan berprinsip kuat Karena sifat-sifatnya itu, dia tidak mau mengikuti ospek dan harus berhadapan dengan san...