2L - PART 37

3.3K 186 21
                                    

"Kenapa kak Langit nyuruh aku pakai gaun secantik ini ya? Pas banget lagi ukurannya."

Lintang memutar tubuhnya di depan cermin. Mengagumi sendiri keindahan gaun biru itu. Sesekali Lintang merapikan rambut panjangnya yang di curly setengah ke bawah. Kemudian membenarkan bando kecil yang ia pakai untuk menghiasi puncak kepalanya.

Langitku :
pangeran sudah menunggu sang putri di lobby 😘

Lintang terkekeh membaca pesan dari Langit.

Lintang :
sang putri segera datang menuju pangeran 😍

Sekali lagi Lintang memastikan penampilannya di depan cermin. Kemudian mengambil tas tangan. Berjalan keluar kamar, mendekati Langit yang berdiri memunggunginya di dekat sofa.

"Kak." Langit menoleh mendengar suara Lintang. Tubuhnya terpaku sesaat, matanya mengamati gadisnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Perfect." Lintang hanya mengulum senyum merona.

"Nikah yuk."

"Hah?" Langit tertawa melihat keterkejutan Lintang.

"Belum saatnya. Tapi malam ini kamu cantik banget Lin."

Lintang kembali tersenyum, kemudian mengamati Langit yang terlihat beda dari biasanya. Hanya kemeja biru, jeans hitam dan blazer hitam sih bukan setelan jas dengan dasi seperti orang kantoran. Tapi bagi Lintang seperti ini juga sudah rapi. Langit kan memang suka gaya santai, bukan yang formal-formal begitu.

"Kak Langit juga ganteng."

"Udah rahasia umum." Langit langsung terkekeh melihat ekspresi Lintang. Mungkin kekasihnya itu sudah gumoh dengar celetukan-celetukannya. Pria itu kemudian meraih tangan Lintang.

"Yuk."

"Memangnya ada pesta kak?"

"Iya."

********

Mobil berhenti. Langit membukakan pintu untuk Lintang, membantunya turun. Lintang mengerutkan kening karena Langit ternyata mengajaknya ke rumahnya.

"Kak-"

"Nggak usah nanya macem-macem dulu, nanti kamu juga tau." Lintang mengalungkan sebelah tangannya ke tangan Langit yang sudah berkacak pinggang sebelah.

Gadis itu memegang erat lengan Langit. Rumah yang biasanya terang dari luar karena banyaknya dinding kaca, kali ini tampak gelap. Tidak ada lampu rumah yang menyala kecuali lampu taman.

"Kenapa gelap gini sih?" Langit hanya tersenyum melirik Lintang. Keduanya berjalan lewat samping rumah, menuju kolam renang.

"Kak itu apa?" Lintang sedikit merinding melihat beberapa bayangan hitam di ujung kolam, dekat gazebo.

"SURPRISEEEEE..!!!!" Teriakan itu terdengar riuh seiring dengan menyalanya semua lampu. Kertas-kertas kecil kerlap-kerlip berhambur di atas kepala Lintang dan Langit. Bahkan ada beberapa petasan yang meluncur ke atas dan meledak di udara.

Lintang menutup mulutnya dengan kedua tangan. Terkejut dengan semua ini. Terlebih melihat orang-orang di seberang kolam renang. Orang-orang yang sangat ia kenal.

"Yasmin? Reno? Kak Andro?" Dikerumunan itu juga ada beberapa orang yang baru Lintang lihat, mungkin teman-teman Langit disini.

"Pengganti sweet seventeen party kamu yang dulu aku rusak. Happy birthday gadis gedeku." Bisik Langit tepat di telinga Lintang diiringi dengan kecupan hangat di pipi. Lintang menoleh dengan mata berkaca. Ia terperangah sesaat kemudian berhambur memeluk Langit.

LINTANG & LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang